1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Pengembangan Vaksin COVID-19: Jerman Beli Saham CureVac

16 Juni 2020

Jerman akan membayar Rp 4 triliun untuk mendapat 23% saham CureVac, perusahaan biotek yang sedang mengembangkan vaksin COVID-19. Jerman bersama empat negara lain, akan membeli 300 juta dosis vaksin potensial AstraZeneca.

Perusahaan Biotek Jerman, CureVac
Perusahaan Biotek Jerman, CureVac sedang mengembangkan vaksin COVID-19Foto: picture-alliance/dpa/S. Gollnow

Menteri Ekonomi Jerman Peter Altmaier mengonfirmasi pada Senin (15/06), bahwa pemerintah Jerman berinvestasi di CureVac, perusahaan biotek yang sedang mengerjakan vaksin COVID-19.

Langkah ini dilakukan, menyusul upaya Amerika Serikat (AS) pada bulan Maret lalu, untuk mengakuisisi saham di perusahaan tersebut. Jerman akan membayar € 300 juta atau Rp 4 triliun untuk mendapatkan 23% saham di CureVac.

"Pemerintah Jerman telah memutuskan untuk berinvestasi di perusahaan yang menjanjikan ini dengan harapan akan mempercepat program pengembangan dan menyediakan sarana bagi CureVac untuk memanfaatkan potensi penuh teknologinya," kata Altmaier pada konferensi pers Senin (15/06).

Dia menambahkan bahwa Jerman ingin memperkuat sektor-sektornya dalam bidang sains dan biotek. Namun, pemerintah tidak akan memiliki wewenang atas strategi bisnis CureVac.

Untuk melindungi kepemilikan Jerman terhadap dua pengembang vaksin virus corona asal Jerman - CureVac dan BioNTech - pemerintah federal membuat kebijakan baru pada bulan Mei lalu, untuk menolak tawaran pengambilalihan asing terhadap perusahaan kesehatan negara itu.

"Kami mengirimkan sinyal yang jelas untuk CureVac bahwa di sini, di Jerman, adalah tempat untuk melakukan bisnis," kata Altmaier kepada wartawan di Berlin.

Pesan 300 juta dosis vaksin potensial

Hingga saat ini, pengusaha ternama asal Jerman Dietmar Hopp, sekaligus salah satu pendiri perusahaan perangkat lunak Eropa SAP, telah menjadi investor utama di CureVac, dengan memiliki lebih dari 80% saham.

Langkah investasi Jerman dilakukan beberapa hari setelah menandatangani perjanjian bersama dengan Prancis, Italia, dan Belanda. Keempat negara ini ingin memperoleh 300 juta dosis vaksin virus corona yang potensial dari grup farmasi asal Inggris-Swedia, AstraZeneca.

Berdasarkan kesepakatan yang dibuat, semua negara anggota Uni Eropa harus menerima persediaan vaksin segera setelah vaksin berhasil ditemukan. AstraZeneca yang mengembangkan vaksin dan bekerja sama dengan Universitas Oxford, sedang melakukan uji coba terhadap 10.000 peserta.

pkp/rap (dpa, Reuters)