Pemerintah akan alokasikan Rp 10 triliun pada tahun 2020 untuk program Kartu Pra Kerja. Tunjangan sebesar maksimal Rp 500 ribu akan diberikan paling lama tiga bulan untuk membantu masyarakat mendapatkan pekerjaan.
Iklan
Pemerintah memastikan bahwa pelaksanaan program Kartu Pra Kerja akan diberikan ke 2 juta orang dan dimulai pada awal tahun 2020. Dalam RAPBN 2020, anggaran yang disediakan untuk program ini sekitar Rp 10 triliun.
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengatakan, para peserta program Kartu Pra Kerja nantinya akan mendapat insentif sebesar Rp 300-Rp 500 ribu per bulannya.
"Sambil mencari pekerjaan itu lah nanti akan menyiapkan insentif kepada mereka, kurang lebih antara sekitar Rp 300-Rp 500 ribu paling lama 3 bulan," kata Moeldoko usai rakor di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (24/09).
Moeldoko menjelaskan, program Kartu Pra Kerja merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan skill atau keterampilan bagi masyarakat Indonesia. Pemerintah pun tidak membatasi atau mengklasifikasi umur masyarakat yang ingin mengakses program tersebut.
"Jadi terhadap masyarakat Indonesia yang belum punya pekerjaan atau yang kena PHK dan seterusnya nanti ini akan disiapkan untuk bisa mendapatkan pekerjaan," ujar dia.
Sebelumnya, Pemerintah lewat Kementerian Ketenagakerjaan menyebut ada tiga kelompok yang bisa mengakses program Kartu Pra Kerja. Pertama, para pencari kerja dalam hal ini masyarakat yang baru lulus sekolah baik SMA maupun perguruan tinggi. Kedua, mereka yang membutuhkan peningkatan keterampilan (upskilling). Ketiga, para korban PHK.
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengatakan di dalam Kartu Pra-Kerja ada beberapa fasilitas yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Mulai dari selama tiga bulan lalu mendapat sertifikasi dan mendapat insentif usai pelatihan.
Lalu, untuk peningkatan keterampilan dilakukan selama dua bulan dan bagi pekerja yang menjalani itu akan mendapat insentif pengganti karena selama pelatihan tidak diberi upah oleh perusahaan.
Fasilitas selanjutnya adalah re-skilling bagi para korban PHK. Durasi pelatihannya selama dua bulan lalu diberikan sertifikat dan mendapatkan insentif selama masa pelatihan.
Ed: vv/ts
Segudang Pelajaran untuk Menjadi Koki di Jerman
Selain bekerja praktik di restoran, siswa Ausbildung jurusan Gastronomi juga memiliki tuntutan akademis di sekolah. Pelajaran teori yang diberikan pun sangat beragam. Tujuannya untuk menghasilkan koki berstandar tinggi.
Foto: DW/Yusuf Pamuncak
Tidak sekadar memasak
Memasak bukan satu-satunya persyaratan menjadi seorang koki profesional di Jerman. Segudang bidang ilmu yang lain pun harus dipelajari agar dapat memastikan sebuah restoran berjalan dan menghasilkan sajian yang berkualitas. Maka dari itu, Jerman memiliki sekolah vokasi atau Ausbildung untuk beberapa profesi spesifik seperti perhotelan, perawat dan juga juru masak.
Foto: DW/Yusuf Pamuncak
Mengenali bahan makanan dari seluruh dunia
Sebagai siswa Ausbildung Gastronomi, Anggra Rifani Rahman mendapatkan banyak tugas dari sekolahnya. "Tugasnya macam-macam. Kadang kita harus mengenal jenis-jenis sayuran dan buah-buahan dari seluruh dunia, bagaimana cara mencampurkan berbagai jenis bahan makanan, juga bagaimana bekerja dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan di dapur," katanya.
Foto: DW/Yusuf Pamuncak
Belajar ilmu gizi untuk hasilkan kuliner berkualitas
Selain itu Anggra juga diajarkan ilmu gizi agar dapat menghasilkan sajian sehat yang berkualitas tinggi. Ilmu gizi penting dipelajari agar dapat mengetahui apakah sebuah makanan layak diproduksi dan dikonsumsi. "Karena di sebuah restoran biasanya makanan tidak dibuat hari itu juga, ada juga bahan-bahan yang dibuat beberapa hari sebelumnya," ujarnya.
Foto: DW/Yusuf Pamuncak
Ada pelajaran eksakta juga
"Dalam memasak juga ada matematikanya. Contohnya bila kita mengolah daging, kita harus menghitung nilai susut daging. Kita musti mengalkulasikan sejak awal, berapa porsi dapat disajikan dari sejumlah kilogram daging. Hal tersebut dilakukan agar dapat memperhitungkan keuntungan yang didapat restoran," tandasnya. Seorang koki juga diajarkan menghitung pajak bisnis.
Foto: DW/Yusuf Pamuncak
Kebersihan nomor satu
Pelajaran yang tak kalah penting adalah bagaimana menjaga kebersihan dapur. Higienitas di restoran-restoran di Jerman sangat krusial. Dinas Kesehatan dapat setiap waktu menutup sebuah restoran bila kedapatan memiliki dapur yang kotor atau menyajikan makanan dan minuman yang menyebabkan penyakit. "Kita diajarkan bagaimana merawat sebuah restoran beserta dapurnya," kata Anggra. (Ed:na)