Polisi Jerman melakukan razia di sepuluh negara bagian Jerman dalam memburu kelompok Islamis garis keras dari bagian kelompok Salafi “True Religion”.
Iklan
Pemerintah Jerman secara resmi melarang aktivitas kelompok tersebut, yang diduga mencoba merekrut anggota ISIS yang baru, demikian ditegaskan kementerian dalam negeri Jerman. Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere menegaskan, kelompok tersebut melanggar konstitusi Jerman dan menghasut kebencian.
Buru Salafi, Polisi Jerman Melakukan Penggerebekan Besar-Besaran
01:40
Pihak berwenang menyisir 200 lokasi di berbagai tempat, termasuk perkantoran, apartemen dan mesjid, pada Selasa (15/11) pagi. Menurut kantor berita DPA, penggerebekan berlangsung di 10 negara bagian.
Pihak berwenang menargetkan individu-individu yang tergabung dalam "True Religion", kelompok Salafi yang telah menimbulkan kontroversi karena dianggap membuat terjemahan Al-Quran dengan interpretasi yang amat keras.
Kementerian Dalam Negeri Jerman secara tegas melarang keberadaan organisasi itu di Jerman:
Sebanyak 65 razia dilakukan di negara bagian Hessen, 15 dari jumlah itu dilakukan di kota Frankfurt.
Salafisme mempromosikan penafsiran yang sangat keras dari kitab suci Islam dan memaksakan hukum Syariah. Kelompok salafi "True Religion" terkenal dengan predikat buruk di Jerman dalam beberapa tahun terakhir. Mereka kerap menyebarkan salinan Al-Quran dihiasi dengan slogan "Baca Ini!" di zona pejalan kaki,
Dalam sebuah akun twitter yang mengatasnamakan "True Religion" atau Die Wahre Religion dalam bahasa Jerman, tertera posting bahwa Al-Quran dilarang di Jerman.
Pernyataan dalam postingan tersebut tidak terjadi di Jerman. Jerman memberi kebebasan penuh bagi warga dalam memeluk dan menjalankan ibadahnya masing-masing.
Penggerebekan dilakukan hanya satu minggu setelah pemerintah Jerman mulai mengambil tindakan tegas terbaru atas kelompok yang mengusung ideologi negara atas nama Salafi dan penyebaran khotbah bernada kebencian dari Ulama Abu Walaa. Walaa yang beretnis Irak telah menetap di Jerman sejak tahun 2000. Ia ditengarai mendukung kepentingan IS di Jerman. Abu Walaa sudah berada dalam pengawasan Badan Perlindungan Konstitusi Jerman sejak tiga tahun lalu.
ap/vlz (ap/afp/rtr)
Kelompok Salafis di Jerman
Mayoritas masyarakat Islam di Jerman berpandangan moderat. Ada beberapa kelompok kecil yang bersikap radikal dan bersuara cukup lantang. Tapi kelompok kecil ini tidak mewakili suara Islam di Jerman.
Foto: Reuters/Wolfgang Rattay
Makin Banyak
Menurut laporan, semakin banyak pengikut salafi di Jerman yang menyatakan siap berangkat ke Suriah atau Irak untuk ikut "perang suci". Tahun 2013 tercatat hanya 2.000 anggota salafi yang berniat berjihad, tahun ini mencapai 7.000 orang.
Foto: picture-alliance/dpa/Melanie Dittmer
Pelaku Terorisme
Menurut Badan Perlindungan Konstitusi Jerman, Verfassungsschutz, mayoritas pendukung Salafi di Jerman tidak terkait dengan aksi terorisme. Namun ”hampir semua pelaku dan jaringan teror Islamis yang beraksi di Jerman punya latar belakang Salafi”. Foto: Enea B. anggota Salafi, tersangka pelaku upaya pemboman di Bonn 2012 lalu.
Foto: Reuters
Lebih Disorot
Seiring dengan pernyataan dukungan kepada Islamic State, kelompok Salafi semakin mendapat sorotan tajam di Jerman. Kelompok Salafi mengartikan ungkapan-ungkapan seperti ”Syariah” dan ”Jihad” secara radikal dan hanya berdasarkan pemahamannya sendiri. Pandangan Salafi tidak bisa dianggap sebagai pandangan warga muslim di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/ W.Steinberg
Islam Moderat
Kebanyakan komunitas mesjid di Jerman dan para imamnya berpandangan moderat. Dan warga Muslim Jerman pun mengutuk kebiadaban teror yang mengatasnamakan Islam. September lalu, dengan motto: Melawan Kebencian dan Ketidakadilan, organisasi-organisasi muslim di Jerman menggelar aksi menentang penyalahgunaan nama Islam. Mereka menolak khotbah kebencian, ekstrimisme dan fanatisme.
Foto: DW/A. Almakhlafi
Memancing di Air Keruh
Ada kelompok populis dari kalangan ekstrim kanan di Jerman yang sengaja memanfaatkan situasi saat ini untuk menyulut kebencian terhadap Islam. Sejak 20 tahun terakhir ada perubahan menarik yang terjadi di kalangan ekstrim kanan. Kalau dulu mereka fokus pada propaganda anti Israel, sekarang mereka makin fokus pada propaganda anti Islam.
Foto: DW/F. Sabanovic
Radikalisme Baru
Fenomena radikalisme baru di Jerman dengan alasan anti Islamis dicemaskan banyak pihak. Disadari, tren yang digalang kelompok Neo Nazi ini merupakan kebalikan dari fenomena makin banyaknya generasi muda Jerman bergabung dengan milisi Islamic State di Suriah.