Greta Thunberg Dapat Penghargaan Amnesty International 2019
17 September 2019
Aktivis iklim Swedia Greta Thunberg (16 tahun) mendapat penghargaan Ambassador of Conscience Award 2019 dari Amnesty International. Dia dinilai menginspirasi kaum muda berjuang dalam isu perubahan iklim.
Iklan
Aktivis iklim Swedia Greta Thunberg dianugerahi penghargaan bergengsi Ambassador of Conscience 2019 dari organisasi hak asasi Amnesty International hari Senin (16/09). Dia adalah pencetus gerakan Fridays For Future yang digalang kaum muda untuk mendesak para politisi memutuskan kebijakan yang tepat.
Amnesty International mengatakan; Greta telah menunjukkan "kepemimpinan yang unik dan keberanian dalam membela hak asasi manusia," kata Sekretaris Jenderal Amnesty International Kumi Naidoo, yang juga adalah seorang aktivis muda selama rezim Apartheid di Afrika Selatan, ketika memberikan hadiah hak asasi manusia itu kepada Greta Thunberg dan gerakan Fridays for Future di Washington DC.
Greta Thunberg (16 tahun) menerangkan bahwa dia menerima penghargaan itu atas nama "semua pemuda yang tak kenal takut berjuang demi masa depan mereka, masa depan bisa saja mereka terima begitu saja, namun seperti yang terlihat sekarang, mereka tidak mau."
Mengangkat perjuangan iklim
Kumi Naidoo mengatakan kepada DW bahwa politisi bisa belajar banyak dari para pemuda saat ini, dan dia berharap penghargaan itu akan menginspirasi orang lain untuk bergabung dalam perjuangan.
"Saya berharap bahwa dengan memberikan Amnesty Ambassador of Conscience Award kepada gerakan Fridays for Future dan Greta, kami memberikan kontribusi kecil untuk mengangkat perjuangan ini dan memberinya tempat yang layak," katanya.
Kumu Naidoo menambahkan: "Anak-anak berperilaku seperti orang dewasa, ketika banyak orang dewasa dan para pemimpin politik dan bisnis bersikap seperti anak-anak."
Aktivis persiapkan aksi terbesar di Jerman
Greta Thunberg telah melakukan aksi protesnya lebih setahun untuk mendorong tindakan perlindungan iklim. Sejak itu, gerakan yang dimulainya terus meluas. Aksi pemogokan di sekolah setiap hari Jumat untuk menggelar protes kini diikuti jutaan orang di seluruh dunia.
Hari Jumat (20/09) para aktivis di Jerman dan di seluruh dunia akan menggelar aksi besar-besaran. Acara itu diperkirakan akan menarik jutaan orang dengan ribuan aksi dan kegiatan di seluruh dunia, dengan Jerman memimpin di Eropa, yang memiliki lebih dari 400 aksi unjuk rasa terdaftar dalam upaya mengatasi perubahan iklim.
"Ini adalah sinyal penting," kata Antje von Broock, yang mewakili sekitar 200 kelompok lingkungan, pemuda dan gereja di Jerman.
hp/ae (dpa, ap, kna)
Bagaimana Negara-Negara di Dunia Melawan Perubahan Iklim?
Perubahan iklim menyebabkan kenaikan suhu dunia yang kita rasakan sekarang ini. Jika tidak ditanggulangi lebih lanjut, suhu dunia akan terus meningkat. Lalu apa saja upaya yang dilakukan negara-negara di seluruh dunia?
Foto: Getty Images/AFP/G. Cacace
Prancis
Anne Hidalgo, wali kota Paris, telah mengumumkan rencana penanggulangan isu perubahan iklim dengan pembuatan taman kota dan taman-taman lain di sekitar menara Eiffel. Ia akan menambahkan 30 hektar ruang hijau dan 20.000 pohon sampai akhir tahun 2020. Selain untuk menghijaukan kota, taman tersebut juga bisa menjadi sarana rekreasi bagi warga Paris.
Foto: DW/Euromaxx
Italia
Bosco Vertikale (hutan vertikal) adalah bangunan tempat tinggal yang dihiasi dengan pepohonan dan beragam tumbuhan. Menurut sang Arsitek, Stefano Boeri, hutan vertikal ini juga mampu untuk menyerap 30 juta ton karbon dioksida dan memproduksi 19 juta oksigen per tahunnya. Selain itu gedung ini juga dilengkapi dengan sistem pemanas geotermal dan fasilitas pengelolaan air limbah.
Foto: Getty Images/AFP/G. Cacace
Jerman
Setiap awal tahun, Stadtwerke Karlsruhe (perusahaan utilitas publik Karlsruhe) mengajak pelanggan baru jasa listrik ramah lingkungan untuk menanam pohon bersama. Melalui proyek ini, Stadtwerke Karlruhe sudah berhasil menanam lebih dari 5.000 pohon dalam area seluas 7 hektare, yang juga sama dengan besar sekitar sepuluh lapangan sepakbola.
Foto: Andreas Ehmer
Singapura
"Skyrise Greenery Incentive Scheme 2.0" adalah sebuah program dari Dewan Taman Nasional Singapura untuk membiayai sampai 50% dari jumlah biaya instalasi penghijauan atap dan penghijauan vertikal. Tujuan program ini adalah menanggulangi suhu tinggi, memperbaiki kualitas udara dan menyaring partikel debu di udara.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/E. Teister
Myanmar
Jika negara lain andalkan warganya untuk tanam pohon, Myanmar gunakan drone untuk percepat proses tersebut. Kerja sama antara Biocarbon Engineering dan Worldview International Foundation, sebuah organisasi non-profit Myanmar, bertujuan untuk menanam kembali hutan bakau mereka yang menghilang dalam jumlah besar. Rencananya, mereka ingin menanam 1 miliar pohon dalam waktu beberapa tahun ke depan.
Foto: Imago Images/S. M. Prager
Ethiopia
Belum lama ini, Ethiopia menanam lebih dari 350 juta pohon dalam sebuah program kampanye "Green Legacy". Jutaan warga Ethiopia ikut serta dalam aksi penanaman pohon yang dilaksanakan selama kurang lebih 12 jam tersebut. Meski sudah menanam 350 juta pohon, Ethiopia memiliki target yang lebih besar, yaitu menanam 4 miliar pohon pada musim hujan mendatang. (Dari berbagai sumber, Ed.: vv/ml)