Penghargaan Sakharov untuk Navalny Diterima Anaknya
16 Desember 2021
"Mereka berencana membunuh ibuku, dan hampir berhasil menewaskan ayahku," kata Daria Navalnaya. Penyerahan piagam penghargaan dilakukan di Parlemen Eropa di Strasbourg, Rabu (15/12).
Iklan
Anak perempuan Alexei Navalny, Daria Navalnaya, mewakili ayahnya menerima Penghargaan Sakharov untuk hak asasi dan kebebasan berpendapat dari Parlemen Eropa.
"Ini adalah penghargaan besar bagi ayah saya dan apa yang telah dilakukannya, pada saat yang sama ini adalah penghargaan bagi ribuan orang lain di negara saya, yang terus berjuang tanpa lelah untuk Rusia yang lebih baik," kata Daria Navalnaya di hadapan anggota Parlemen Eropa, saat mewakili ayahnya menerima Penghargaan Sakharov.
Dia mendesak Uni Eropa untuk terus menyoroti Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengeritik langkah-langkahnya. Banyak juga politisi, kata Daria, yang selalu berhati-hati tidak ingin membuat Putin marah dan mengabaikan kejahatannya. Di balik sikap pragmatisme ini, ada sinisme, kemunafikan, dan korupsi, tegasnya.
"Berapa lama Navalny ditahan, terserah Putin"
Sejak penangkapan Alexei Navalny, pemerintah Rusia telah menyatakan organisasi anti-korupsi yang didirikannya sebagai "kelompok ekstremis". Banyak pendukungnya yang ditangkapi atau terpaksa melarikan diri ke luar negeri.
Iklan
Salah satu pendukungnya, Leonid Volkov, yang juga berada di Strasbourg, menyebut Alexei Navalny adalah "tahanan pribadi" Vladimir Putin. Berapa lama Navalny ditahan dan kapan dia akan dibebaskan, semuanya terserah kepada Putin. Para pendukung Navalny yang datang ke Strassbourg mendesak Uni Eropa untuk untuk meningkatkan tekanan pada Kremlin.
Pada upacara penghargaan, anggota parlemen Eropa dari Swedia Evin Incir mengatakan kepada Navalny dan para pendukungnya, perjuangan mereka "untuk demokrasi dan hak asasi manusia adalah perjuangan kami. Bagi kami di parlemen ini, solidaritas tidak akan pernah berhenti di perbatasan. Kami akan terus berjuang untuk pembebasan Navalny dan semua tahanan politik lainnya."
Para Pengkritik Pemerintah Ini Telah Merasakan Pahitnya Racun
Tindakan meracuni orang telah digunakan badan intelijen selama lebih dari satu abad. Racun yang dimasukan ke dalam makanan/minuman sering jadi senjata pilihan, seperti dalam kasus pembunuhan Munir, 2004.
Foto: AFP/Getty Images/Dewira
Alexei Navalny
Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny dilarikan ke rumah sakit di Siberia, setelah merasa tidak enak badan dalam penerbangan ke Moskow. Para ajudannya menuduh bahwa Navalny diracun sebagai balas dendam atas kampanyenya melawan korupsi. Mantan pengacara (44) itu menenggak teh hitam sebelum lepas landas dari bandara Omsk. Timnya meyakini teh tersebut mengandung racun yang membuatnya koma.
Foto: Getty Images/AFP/K. Kudrayavtsev
Pyotr Verzilov
Pada 2018, aktivis keturunan Rusia-Kanada, Pyotr Verzilov dilaporkan dalam kondisi kritis setelah diduga diracun di Moskow. Peristiwa itu terjadi tak lama setelah dia mengkritik sistem hukum Rusia dalam sebuah wawancara TV. Verzilov, juru bicara tak resmi untuk grup band feminis Pussy Riot ini akhirnya dipindahkan ke rumah sakit di Berlin. Dokter mengatakan "sangat mungkin" dia telah diracuni.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass/A. Novoderezhkin
Sergei Skripal
Mantan mata-mata Rusia berusia 66 tahun, Sergei Skripal, ditemukan tak sadarkan diri di bangku yang terletak di luar pusat perbelanjaan di kota Salisbury, Inggris. Ia disebut terpapar racun saraf Novichok. Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menyebut situasi itu "tragis", tetapi berkata "Kami tidak punya informasi tentang apa yang menjadi penyebab" insiden itu.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass
Kim Jong Nam
Saudara tiri Kim Jong Un ini tewas pada 13 Februari 2018 di bandara Kuala Lumpur, setelah dua perempuan diduga mengoleskan racun saraf kimia VX di wajahnya. Pada bulan Februari, pengadilan Malaysia mendengar bahwa Kim Jong Nam telah membawa selusin botol penawar racun saraf mematikan VX di tasnya pada saat keracunan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/S. Kambayashi
Alexander Litvinenko
Mantan mata-mata Rusia, Alexander Litvinenko pernah bekerja untuk Dinas Keamanan Federal (FSB) sebelum ia membelot ke Inggris. Ia lalu menjadi jurnalis dan menulis dua buku tuduhan terhadap FSB dan Putin. Ia jatuh sakit setelah bertemu dengan dua mantan perwira KGB dan meninggal pada 23 November 2006. Penyelidikan menemukan, ia dibunuh oleh radioaktif polonium-210 yang dimasukkan ke dalam tehnya.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Kaptilkin
Viktor Kalashnikov
Pada November 2010, dokter di rumah sakit Charité Berlin menemukan kadar merkuri yang tinggi di dalam tubuh pasangan pengkritik pemerintah Rusia. Terdapat 3,7 mikrogram merkuri di tubuh Kalashnikov, seorang jurnalis lepas dan mantan kolonel KGB. Sementara di tubuh istrinya terdapat 56 mikrogram merkuri. Kalashnikov mengatakan kepada majalah Jerman Focus, bahwa "Pemerintah Rusia meracuni kami."
Foto: picture-alliance/dpa/RIA Novosti
Viktor Yushchenko
Pemimpin oposisi Ukraina Yushchenko jatuh sakit pada September 2004 dan didiagnosis dengan pankreatis akut yang disebabkan infeksi virus dan zat kimia. Penyakit itu mengakibatkan kerusakan wajah, perut kembung akibat gas berlebih dan penyakit kuning. Dokter mengatakan perubahan pada wajahnya berasal dari chloracne, akibat dari keracunan dioksin. Yushchenko mengklaim, agen pemerintah meracuninya.
Foto: Getty Images/AFP/M. Leodolter
Aktivis HAM Munir diracun dalam penerbangan ke Amsterdam tahun 2004
Munir Said Thalib, aktivis KONTRAS tewas diracun dengan arsenium dalam penerbangan ke Amsterdam dengan pesawat Garuda, September 2004. Kasusnya sampai sekarang belum terungkap tuntas, sekalipun ada tertuduh yang diadili dan dijatuhi hukuman penjara. Pemerintahan Jokowi hingga kini menolak mengusut kembali kasus ini.
Foto: AFP/Getty Images/Dewira
Khaled Meshaal
Pada 25 September 1997, badan intelijen Israel berusaha membunuh pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, di bawah perintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dua agen menyemprotkan zat beracun ke telinga Meshaal saat dia masuk ke kantor Hamas di Amman, Yordania. Upaya pembunuhan tersebut tidak berhasil dan tidak lama kemudian kedua agen Israel tersebut ditangkap.
Foto: Getty Images/AFP/A. Sazonov
Georgi Markov
Pada 1978, pengkritik pemerintah Bulgaria, Georgi Markov, merasakan tusukan di pahanya saat sedang menunggu di halte bus. Dia membalikkan badan dan melihat seorang pria membawa payung. Setelahnya sebuah benjolan kecil muncul di pahanya dan empat hari kemudian dia meninggal. Otopsi menemukan dia dibunuh dengan zat 0,2 miligram risin. Banyak yang percaya panah beracun itu ditembakkan dari payung.
Foto: picture-alliance/dpa/epa/Stringer
Grigori Rasputin
Pada 30 Desember 1916, Grigori Rasputin yang dipercaya punya kekuatan mistik tiba di Istana Yusupov di St Petersburg atas undangan Pangeran Felix Yusupov. Di sana, Rasputin memakan kue yang telah dicampur dengan kalium sianida. Kemudian Rasputin juga menenggak anggur yang gelasnya telah dilapisi sianida. Tidak berhasil diracun, Rasputin akhirnya ditembak dan dibunuh.
Foto: picture-alliance/ IMAGNO/Austrian Archives
11 foto1 | 11
Dituduh mendirikan "kelompok ekstremis"
Berbicara kepada DW sebelum acara penghargaan, Leonid Volkov mengatakan, "penghargaan Sakharov ini adalah pengakuan yang sangat penting atas kegiatan anti-korupsi kami secara keseluruhan, dan pencapaian Yayasan Anti-Korupsi yang didirikan oleh Alexei Navalny 10 tahun lalu."
"Dia bukan orang yang kesepian di tengah keheningan, dia adalah orang yang berhasil membangun organisasi politik besar dengan cara yang inovatif dan kreatif, menavigasi lanskap politik dan media Rusia," tambahnya.
Alexei Navalny telah ditahan di tempat penahanan di timur Moskow sejak 2 Februari dan menjalani bagian dari hukuman tiga setengah tahun, atas tuduhan melanggar aturan saat dia masih berstatus bebas bersyarat dalam kasus lain. Selain itu, dia masih menghadapi enam dakwaan tambahan, termasuk dugaan mendirikan "kelompok ekstremis."
Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa dan banyak pemerintahan di Barat menyebut kasusnya "berlatar belakang politik" dan menuntut pembebasannya.