1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Debat Muncul Karena "Tafel" Berhenti Terima Orang Asing

28 Februari 2018

Organisasi pemberi bantuan makanan yang memberikan bantuan bagi 6.000 orang putuskan untuk berhenti berikan kartu anggota kepada warga asing dan sulut debat nasional. Bahkan Kanselir Angela Merkel memberikan tanggapan.

Deutschland Essener Tafel Graffiti
Foto: picture alliance/AP Images/M. Meissner

Cabang organisasi bantuan makanan Tafel yang berlokasi di kota Essen, Jerman jadi fokus debat nasional, terkait masalah migrasi, kemiskinan dan xenofobia. Isu kontroversial ini semakin ramai didiskusikan sampai Kanselir Angela Merkel ikut berikan komentar Selasa kemarin. Ia menampik tuduhan bahwa keputusan yang diambil Tafel cabang Essen muncul akibat kebijakan pemerintahan yang dipimpinnya.

Baca juga: Organisasi Bantuan Makanan Jerman Dikritik Tajam Karena Tidak Terima Orang Asing

Desember lalu, Tafel cabang Essen memutuskan menghentikan pemberian kartu anggota baru kepada orang yang bukan warga negara Jerman. Organisasi yang stafnya sebagian besar sukarelawan mengumpulkan makanan yang hampir kadaluarsa dari supermarket dan restoran, dan memberikannya kepada sekitar 6.000 orang yang membutukan, sekali seminggu.

Beritanya sendiri baru menyebar pekan lalu, dan sejumlah organisasi melontarkan kritik dan menyebut menuduh adanya sikap mementingkan warga negara Jerman. Seorang ibu warga Perancis misalnya bercerita kepada DW bahwa ia ditolak ketika minta kartu anggota.

Sulut debat nasional

Kepala Tafel cabang Essen, Jörg Sartor menyatakan di depan konferensi pers Kamis pekan lalu, ia tidak mengerti mengapa ini jadi masalah. Ia mengungkap, keputusan itu diambil karena muncul banyak laporan bahwa terjadi "saling dorong" saat mengantri makanan. Hal ini menyebabkan masalah, selain itu warga usia lanjut yang datang ke Tafel merasa takut. Ia menekankan, Tafel tidak bersikap xenofobia dan larangan hanya untuk sementara.

Namun demikian, akhir pekan enam kendaraan yang digunakan Tafel dan salah satu pintu masuknya dicoreng dengan tulisan "F*** Nazis". 

Sartor menyebut vandalisme itu tingkah anak-anak, tapi ia juga khawatir, hal itu bisa menyebabkan para sukarelawannya takut dan tidak datang lagi.

Tak lama kemudian, politisi mulai memberikan tanggapan. Pemimpin partai kiri Die Linke, Sahra Wagenknecht menyalahkan pemerintah yang disebutnya memaksa NGO kecil untuk memikul beban yang timbul karena salah perencanaan selama krisis pengungsi.

Pakar: berkurangnya sokongan pemerintah jadi penyebabnya

Kanselir Angela Merkel menyatakan, tidak baik bahwa Tafel menyerahkan kartu keanggotaan berdasarkan kewarganegaraan. Tapi ia mengungkap juga, situasi ini membuat nyata "tekanan yang dihadapi" NGO.

Namun pakar kemiskinan Dr. Christoph Butterwege mengungkap kepada DW kebijakan pemerintah jadi penyebabnya. Tepatnya berkurangnya sokongan bagi sistem tunjangan sosial. Butterwegge juga menegaskan, kewarganegaraan tidak bisa dijadikan kriteria bagi pemberian bantuan makanan. Tapi ia menekankan kembali, menjamin tidak ada orang yang kelaparan di Jerman adalah tanggung jawab pemerintah.

Dari perundingan pimpinan organisasi Tafel diputuskan, pemberhentian pemberian kartu anggota kepada warga asing dilanjutkan untuk sementara. Namun dalam dua pekan, mereka akan mengadakan perundingan dengan anggota parlemen dan pemimpin komunitaas untuk mengumpulkan usul dan cara memecahkan masalah.

Penulis: Elizabeth Schumacher (ml/ap)