Debat Muncul Karena "Tafel" Berhenti Terima Orang Asing
28 Februari 2018
Organisasi pemberi bantuan makanan yang memberikan bantuan bagi 6.000 orang putuskan untuk berhenti berikan kartu anggota kepada warga asing dan sulut debat nasional. Bahkan Kanselir Angela Merkel memberikan tanggapan.
Iklan
Cabang organisasi bantuan makanan Tafel yang berlokasi di kota Essen, Jerman jadi fokus debat nasional, terkait masalah migrasi, kemiskinan dan xenofobia. Isu kontroversial ini semakin ramai didiskusikan sampai Kanselir Angela Merkel ikut berikan komentar Selasa kemarin. Ia menampik tuduhan bahwa keputusan yang diambil Tafel cabang Essen muncul akibat kebijakan pemerintahan yang dipimpinnya.
Desember lalu, Tafel cabang Essen memutuskan menghentikan pemberian kartu anggota baru kepada orang yang bukan warga negara Jerman. Organisasi yang stafnya sebagian besar sukarelawan mengumpulkan makanan yang hampir kadaluarsa dari supermarket dan restoran, dan memberikannya kepada sekitar 6.000 orang yang membutukan, sekali seminggu.
Peringkat Negara Paling Dermawan Sedunia
Organisasi bantuan Charities Aid Foundation merilis daftar negara yang paling dermawan dan gemar berbagi. Posisi Indonesia melorot tajam. Temuan CAF itu juga tidak menjamin korelasi antara kekayaan dan sifat murah hati.
Foto: picture-alliance/dpa
1. Myanmar
Negeri yang baru terbebas dari junta militer ini mencatat skor tertinggi dalam kesediaan menyumbangkan uang. Sedikitnya 92% penduduk Myanmar rajin memberikan uang buat kaum papa dan 55% diantaranya gemar meluangkan waktu untuk kegiatan sosial secara sukarela. Padahal Bank Dunia menempatkan Myanmar dalam level negara berpenghasilan menengah bawah.
Foto: DW/S. Hofmann
2. Amerika Serikat
Tahun lalu Amerika Serikat masih mencatatkan diri sebagai bangsa paling dermawan di dunia. Tapi kini negeri paman sam itu harus menyerahkan tempat kehormatan itu kepada negara berkembang di ASEAN. Satu-satunya indikator yang menempatkan AS di posisi teratas adalah kesediaan membantu orang tak dikenal (76%), yang merupakan skor tertinggi di daftar 10 besar World Giving Index.
Foto: imago/CHROMORANGE
3. Selandia Baru
Selandia Baru mencuat berkat kesediaan yang tinggi untuk menyumbangkan uang (73%) dan membantu orang tak dikenal (65%). Sementara dalam hal bekerja secara sukarela untuk kegiatan sosial, negeri kepulauan ini mencatat skor 45%.
Foto: Sandra Mu/Getty Images
4.Kanada
Kanada adalah negara industri lain yang masuk dalam daftar sepuluh besar negara paling dermawan. Negeri di utara Amerika ini mencatat skor 69% untuk kesediaan membantu orang tak dikenal, 67% untuk menyumbangkan uang dan 44% untuk bekerja secara sukarela.
Foto: Mehrnaz Barirani
5. Australia
Kebijakan imigrasinya yang ketat membuat Australia sering dipandang sebagai negara kaya yang enggan membagi kemakmurannya. Tapi tudingan itu disanggah oleh Indeks Kedermawanan 2015. Dalam daftar ini Australia mencatat skor 66% buat kesediaan membantu orang tak dikenal, 72% untuk sumbangan uang demi kegiatan sosial dan 40% untuk kerelaan bekerja tanpa dibayar.
Foto: Matthew Samson
6. Inggris
Inggris termasuk satu dari lima negara G20 yang berada di posisi 20 besar. Ketika negara kepulauan itu mencatat kesediaan besar buat menyumbangkan uang demi kegiatan sosial (75%) dan membantu orang tak dikenal (63%), cuma segelintir penduduk yang mau meluangkan waktu untuk bekerja sukarela di kegiatan sosial (32%).
Foto: picture alliance / dpa
7. Belanda
Serupa seperti Inggris, penduduk Belanda tergolong dermawan memberikan sumbangan berupa uang (73%) atau membantu orang tak dikenal (59%). Tapi hal yang sama tak berlaku jika menyangkut bekerja secara sukarela buat kegiatan sosial (36%).
Foto: picture-alliance/Ton Koene
8. Sri Lanka
Kendati tergolong miskin, Sri Lanka merupakan langganan dalam daftar 10 besar negara paling dermawan sedunia. Tahun ini negara pulau di Samudera Hindia itu berada di posisi delapan, mencatat skor tertinggi dalam hal membantu orang tak dikenal (60%). Sedangkan dua indikator lain menempatkan Sri Lanka di posisi tengah, yakni kesediaan memberikan sumbangan uang (59%) dan bekerja sukarela (48%).
Foto: Getty Images/AFP/L. Wanniarach
9. Irlandia
Irlandia termasuk segelintir negara di 20 besar yang mencatat kemunduran. Kendati begitu negara di utara Eropa itu tetap mendarat di posisi sembilan, dengan 67% penduduk rajin menyumbangkan uang dan 59% lainnya terbiasa membantu orang tak dikenal. Cuma dalam hal kesediaan meluangkan waktu buat bekerja secara sukarela saja Irlandia masih mencatat skor rendah, yakni 41%.
Foto: Getty Images
10. Malaysia
Berbeda dengan Irlandia, jiran Malaysia merupakan negara yang paling banyak mencatat kemajuan dalam Indeks Kedermawanan 2015. Sebanyak 62% penduduk mengaku tidak jengah membantu orang tak dikenal, sementara 58% yang lain rajin menyumbangkan uang dan 37% terbiasa bekerja secara sukarela untuk kegiatan sosial.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Stache
22. Indonesia
Sejatinya sifat gemar berbagi adalah ajaran nenek moyang Indonesia. Tapi tahun ini posisi Indonesia merosot dan terlempar dari daftar 20 besar. Ketika 68% penduduk rajin memberikan uang buat kaum yang tak mampu, cuma 38% yang bersedia membantu orang tak dikenal dan 32% yang bersedia bekerja untuk kegiatan sosial tanpa dibayar.
Foto: picture alliance/dpa/A. Rante
11 foto1 | 11
Beritanya sendiri baru menyebar pekan lalu, dan sejumlah organisasi melontarkan kritik dan menyebut menuduh adanya sikap mementingkan warga negara Jerman. Seorang ibu warga Perancis misalnya bercerita kepada DW bahwa ia ditolak ketika minta kartu anggota.
Sulut debat nasional
Kepala Tafel cabang Essen, Jörg Sartor menyatakan di depan konferensi pers Kamis pekan lalu, ia tidak mengerti mengapa ini jadi masalah. Ia mengungkap, keputusan itu diambil karena muncul banyak laporan bahwa terjadi "saling dorong" saat mengantri makanan. Hal ini menyebabkan masalah, selain itu warga usia lanjut yang datang ke Tafel merasa takut. Ia menekankan, Tafel tidak bersikap xenofobia dan larangan hanya untuk sementara.
Namun demikian, akhir pekan enam kendaraan yang digunakan Tafel dan salah satu pintu masuknya dicoreng dengan tulisan "F*** Nazis".
Sartor menyebut vandalisme itu tingkah anak-anak, tapi ia juga khawatir, hal itu bisa menyebabkan para sukarelawannya takut dan tidak datang lagi.
Tak lama kemudian, politisi mulai memberikan tanggapan. Pemimpin partai kiri Die Linke, Sahra Wagenknecht menyalahkan pemerintah yang disebutnya memaksa NGO kecil untuk memikul beban yang timbul karena salah perencanaan selama krisis pengungsi.
Peringkat Negara Paling Dermawan Sedunia
Organisasi bantuan Charities Aid Foundation merilis daftar negara yang paling dermawan dan gemar berbagi. Posisi Indonesia melorot tajam. Temuan CAF itu juga tidak menjamin korelasi antara kekayaan dan sifat murah hati.
Foto: picture-alliance/dpa
1. Myanmar
Negeri yang baru terbebas dari junta militer ini mencatat skor tertinggi dalam kesediaan menyumbangkan uang. Sedikitnya 92% penduduk Myanmar rajin memberikan uang buat kaum papa dan 55% diantaranya gemar meluangkan waktu untuk kegiatan sosial secara sukarela. Padahal Bank Dunia menempatkan Myanmar dalam level negara berpenghasilan menengah bawah.
Foto: DW/S. Hofmann
2. Amerika Serikat
Tahun lalu Amerika Serikat masih mencatatkan diri sebagai bangsa paling dermawan di dunia. Tapi kini negeri paman sam itu harus menyerahkan tempat kehormatan itu kepada negara berkembang di ASEAN. Satu-satunya indikator yang menempatkan AS di posisi teratas adalah kesediaan membantu orang tak dikenal (76%), yang merupakan skor tertinggi di daftar 10 besar World Giving Index.
Foto: imago/CHROMORANGE
3. Selandia Baru
Selandia Baru mencuat berkat kesediaan yang tinggi untuk menyumbangkan uang (73%) dan membantu orang tak dikenal (65%). Sementara dalam hal bekerja secara sukarela untuk kegiatan sosial, negeri kepulauan ini mencatat skor 45%.
Foto: Sandra Mu/Getty Images
4.Kanada
Kanada adalah negara industri lain yang masuk dalam daftar sepuluh besar negara paling dermawan. Negeri di utara Amerika ini mencatat skor 69% untuk kesediaan membantu orang tak dikenal, 67% untuk menyumbangkan uang dan 44% untuk bekerja secara sukarela.
Foto: Mehrnaz Barirani
5. Australia
Kebijakan imigrasinya yang ketat membuat Australia sering dipandang sebagai negara kaya yang enggan membagi kemakmurannya. Tapi tudingan itu disanggah oleh Indeks Kedermawanan 2015. Dalam daftar ini Australia mencatat skor 66% buat kesediaan membantu orang tak dikenal, 72% untuk sumbangan uang demi kegiatan sosial dan 40% untuk kerelaan bekerja tanpa dibayar.
Foto: Matthew Samson
6. Inggris
Inggris termasuk satu dari lima negara G20 yang berada di posisi 20 besar. Ketika negara kepulauan itu mencatat kesediaan besar buat menyumbangkan uang demi kegiatan sosial (75%) dan membantu orang tak dikenal (63%), cuma segelintir penduduk yang mau meluangkan waktu untuk bekerja sukarela di kegiatan sosial (32%).
Foto: picture alliance / dpa
7. Belanda
Serupa seperti Inggris, penduduk Belanda tergolong dermawan memberikan sumbangan berupa uang (73%) atau membantu orang tak dikenal (59%). Tapi hal yang sama tak berlaku jika menyangkut bekerja secara sukarela buat kegiatan sosial (36%).
Foto: picture-alliance/Ton Koene
8. Sri Lanka
Kendati tergolong miskin, Sri Lanka merupakan langganan dalam daftar 10 besar negara paling dermawan sedunia. Tahun ini negara pulau di Samudera Hindia itu berada di posisi delapan, mencatat skor tertinggi dalam hal membantu orang tak dikenal (60%). Sedangkan dua indikator lain menempatkan Sri Lanka di posisi tengah, yakni kesediaan memberikan sumbangan uang (59%) dan bekerja sukarela (48%).
Foto: Getty Images/AFP/L. Wanniarach
9. Irlandia
Irlandia termasuk segelintir negara di 20 besar yang mencatat kemunduran. Kendati begitu negara di utara Eropa itu tetap mendarat di posisi sembilan, dengan 67% penduduk rajin menyumbangkan uang dan 59% lainnya terbiasa membantu orang tak dikenal. Cuma dalam hal kesediaan meluangkan waktu buat bekerja secara sukarela saja Irlandia masih mencatat skor rendah, yakni 41%.
Foto: Getty Images
10. Malaysia
Berbeda dengan Irlandia, jiran Malaysia merupakan negara yang paling banyak mencatat kemajuan dalam Indeks Kedermawanan 2015. Sebanyak 62% penduduk mengaku tidak jengah membantu orang tak dikenal, sementara 58% yang lain rajin menyumbangkan uang dan 37% terbiasa bekerja secara sukarela untuk kegiatan sosial.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Stache
22. Indonesia
Sejatinya sifat gemar berbagi adalah ajaran nenek moyang Indonesia. Tapi tahun ini posisi Indonesia merosot dan terlempar dari daftar 20 besar. Ketika 68% penduduk rajin memberikan uang buat kaum yang tak mampu, cuma 38% yang bersedia membantu orang tak dikenal dan 32% yang bersedia bekerja untuk kegiatan sosial tanpa dibayar.
Foto: picture alliance/dpa/A. Rante
11 foto1 | 11
Pakar: berkurangnya sokongan pemerintah jadi penyebabnya
Kanselir Angela Merkel menyatakan, tidak baik bahwa Tafel menyerahkan kartu keanggotaan berdasarkan kewarganegaraan. Tapi ia mengungkap juga, situasi ini membuat nyata "tekanan yang dihadapi" NGO.
Namun pakar kemiskinan Dr. Christoph Butterwege mengungkap kepada DW kebijakan pemerintah jadi penyebabnya. Tepatnya berkurangnya sokongan bagi sistem tunjangan sosial. Butterwegge juga menegaskan, kewarganegaraan tidak bisa dijadikan kriteria bagi pemberian bantuan makanan. Tapi ia menekankan kembali, menjamin tidak ada orang yang kelaparan di Jerman adalah tanggung jawab pemerintah.
Dari perundingan pimpinan organisasi Tafel diputuskan, pemberhentian pemberian kartu anggota kepada warga asing dilanjutkan untuk sementara. Namun dalam dua pekan, mereka akan mengadakan perundingan dengan anggota parlemen dan pemimpin komunitaas untuk mengumpulkan usul dan cara memecahkan masalah.