Pengiriman Vaksin Tertunda, Italia Akan Tempuh Jalur Hukum
25 Januari 2021
Pemerintah di Roma mengatakan sedang merencanakan tindakan hukum terhadap perusahaan farmasi Pfizer dan AstraZeneca atas penundaan pengiriman vaksin COVID-19. Uni Eropa juga telah membuat ancaman serupa.
Iklan
Italia akan mengambil tindakan hukum terhadap perusahaan farmasi Pfizer dan AstraZeneca atas keterlambatan pengiriman vaksin COVID-19 dalam mengamankan pasokan yang telah disepakati, alih-alih meminta ganti rugi, kata Menteri Luar Negeri Luigi Di Maio pada hari Minggu (24/01).
"Kami sedang bekerja agar rencana program vaksinasi kami tidak berubah," kata Di Maio yang disampaikannya melalui siaran televisi pemerintah RAI.
Saat ditanya mengapa kedua perusahaan farmasi tersebut terpaksa mengumumkan penundaan, Di Maio meyakini bahwa Pfizer dan AstraZeneca menjanjikan sesuatu di luar batas kemampuan..
"Kami menggunakan seluruh sumber kami sehingga Komisi Eropa melakukan semua yang bisa dilakukan agar tuan-tuan ini menghormati kontrak mereka," katanya.
Sebelumnya, pada hari Sabtu (23/01), Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan penundaan pasokan vaksin "tidak dapat diterima" dan merupakan pelanggaran serius terhadap kewajiban kontrak. Dia menambahkan bahwa Italia akan menggunakan semua perangkat hukum yang tersedia.
Negara dengan Kuota Vaksinasi Corona Tertinggi di Dunia
Sejumlah negara ngebut melakukan vaksinasi corona untuk meredam pandemi Covid-19 secara efektif. Yang mengejutkan, sejumlah negara kecil mencapai kuota vaksinasi per kapita tertinggi di dunia.
Foto: picture-alliance/dpa/Geisler-Fotopress
Israel Terdepan
Israel berada di peringkat paling atas sebagai negara dengan kuota vaksinasi corona per kapita tertinggi sedunia. 96% dari seluruh populasi yang jumlahnya 8,6 juta orang minimal sudah mendapat dosis pertama vaksin (posisi 08/03/21). Sukses negara Yahudi itu untuk mengerem pandemi Covid-19 mendapat acungan jempol. Kini kehidupan publik berangsur normal, tapi prokes tetap dijalankan.
Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
Uni Emirat Arab di Posisi Dua
Uni Emirat Arab (UEA) menyusul di posisi kedua dengan kuota vaksinasi per kapita mencapai 62 per 100 penduduk. Sekitar 6,8 juta dari lebih 9 juta penduduk UEA sudah mendapat vaksin corona dosis pertama. UAE menggunakan vaksin Sinovac buatan Cina untuk program vaksinasi massal gratis. Saat ini Dubai mulai "roll out" vaksinasi dengan vaksin buatan BioNTech-Pfizer.
Foto: Getty Images/AFP/K. Sahib
Inggris
Inggris mencatatkan kuota vaksinasi corona per kapita pada kisaran 31 per 100 orang. Dengan jumlah populasi hampir 86 juta orang, berarti lebih dari 28 juta warga Inggris sudah mendapat vaksin corona. Aktual ada tiga jenis vaksin yang digunakan, yakni buatan BioNTech-Pfizer, Moderna dan AstraZeneca.
Foto: Victoria Jones/AFP/Getty Images
Amerika Serikat
Amerika Serikat juga ngebut memerangi pandemi Covid-19, setelah terganjal beberapa bulan oleh politik Trump. Aktual kuota vaksinasi per kapita mencapai 23,5 per 100 orang. Artinya hingga saat ini sudah lebih dari 76 juta dari total 331 juta populasi AS mendapat minimal satu dosis vaksin buatan BioNTech-Pfizer atau Moderna. Presiden terpilih Joe Biden mendapat vaksinasi sebagai aksi simbolis.
Foto: Tom Brenner/REUTERS
Serbia
Serbia, salah satu negara bekas Yugoslavia dengan populasi 7 juta orang juga ngebut dengan program vaksinasi massal. Kuotanya mencapai 22 per 100 orang (posisi 4/3/21) Menteri kesehatan Serbia, Zlatibor Loncar secara simbolis mendapat vaksinasi anti Covid-19 buatan Sinopharm, Cina di Beograd akhir Januari silam.
Foto: Nikola Andjic/Tanjug/ Xinhua News Agency/picture alliance
Chile
Negara kecil di Amerika Selatan, Chile juga melakukan vaksinasi massal dengan cepat. Negara dengan populasi sekitar 19 juta orang itu sudah mencapai kuota 19,2 per 100 penduduk. Presiden Sebastian Pinera mendaat suntikan vaksin perdana secara simbolis pertengahan Februari lalu di kota Futrono. Vaksin yang digunakan adalah Sinovac buatan Cina.
Bahrain menjadi negara di kawasan Teluk berikutnya yang mencatatkan kuota tinggi vaksinasi corona dengan 17,8 per 100 orang. Registrasi vaksinasi di negara kecil berpenduduk sekitar 1,6 juta orang itu dilakukan menggunakan aplikasi mobile. Vaksinasi menggunakan dua jenis vaksin dalam program ini, yakni vaksin buatan Sinopharm dan buatan BioNTech-Pfizer.
Foto: Imago/Sven Simon
Denmark
Denmark negara kecil di Eropa dengan populasi 5,8 juta mencatatkan kuota vaksinasi corona per kapita 11 per 100 warga. Jika dilihat angka mutlaknya relatif kecil, hanya sekitar 600 ribu warga yang mendapat vaksinasi. Tapi dilihat dari kuota per total populasi angka itu cukup tinggi.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendapat vaksin Sinovac buatan Cina saat memulai kampanye vaksinasi massal di Ankara pertengahan Januari silam. Saat ini kuota vaksinasi di Turki mencapai sekitar 11 dari 100 warga di negara dengan populasi 82 juta orang itu.
Foto: Murat Cetinmuhurdar/Presidential Press Office/REUTERS
Jerman
Jerman belakangan catat pertambahan kasus covid-19, menjadi lebih dari 2,5 juta orang dan lebih dari 72.000 korban meninggal. Walau vaksin BioNTech berasal dari Jerman, namun pembagiannya tergantung Uni Eopa. Jerman baru mencatat 7,9% vaksinasi corona bagi 83 juta penduduknya. Strategi vaksinasi dikritik sebagai amat lamban dan kurang efektif. Penulis Agus Setiawan (as/pkp)
Foto: Markus Schreiber/AP Photo/picture alliance
10 foto1 | 10
Uni Eropa mengancam ambil tindakan hukum
Minggu (24/01) pagi, Presiden Dewan Eropa Charles Michel juga mengancam kedua perusahaan farmasi dengan kemungkinan dijatuhkannya konsekuensi hukum jika mereka tidak memenuhi kontrak vaksin.
Iklan
"Kami berencana untuk membuat industri farmasi menghormati kontrak yang telah ditandatangani," kata Michel kepada radio Europe-1 Prancis. Ia menambahkan bahwa pejabat UE "menggebrak meja" dengan Pfizer minggu lalu untuk memastikan penundaan berakhir pada pekan depan.
Michel tidak menyebutkan kemungkinan sanksi, tetapi mencatat bahwa UE akan menuntut transparansi tentang alasan di balik penundaan tersebut.
Target vaksinasi 70% populasi 'sulit'
Michel mengakui bahwa "akan sulit" bagi UE untuk memenuhi tujuannya memvaksinasi 70% populasi orang dewasa pada akhir musim panas karena kendala logistik dan pendistribusian yang lambat di seluruh blok sejauh ini.
Setelah manufaktur BioNTech-Pfizer mengumumkan penundaan pengiriman minggu lalu, perusahaan Inggris-Swedia AstraZeneca pada hari Jumat (22/01) juga mengatakan bahwa jumlah pengiriman awal akan berkurang karena kesalahan produksi.
Badan Obat Eropa diperkirakan akan menilai vaksin AstraZeneca pada akhir pekan ini. Vaksin yang dikembangkan bersama dengan Universitas Oxford ini telah digunakan di Inggris Raya.