Jerman pastikan puluhan pengungsi Suriah masuk Eropa dengan paspor palsu yang dikeluarkan ISIS. Dikhawatirkan ada penyusupan untuk lancarkan teror. Dua pelaku serangan Paris juga menyusup dengan paspor semacam itu.
Iklan
Petugas kemanan Jerman mengkonfirmasi "menjaring" sejumlah pengungsi asal Suriah yang memakai paspor "asli tapi palsu" yang dikeluarkan oleh Islamic State-ISIS. Menteri dalam negeri negara bagian Bayern, Joachim Hermann seperti dikutip harian Bild, mengatakan; "Terdapat dugaan mereka ini menjalin kontak dengan ISIS".
Pasalnya dua diantara pelaku serangan teror Paris diketahui memasuki Eropa via Yunani dengan menggunakan paspor "aspal" semacam itu. Puluhan pengungsi Suriah menunjukkan paspor dengan ciri semacam itu saat memasuki Jerman bulan Oktober dan November lalu sebelum dilancarkannya serangan teror Paris.
"Kami dapat memastikannya, karena pada saat itu membuat copy paspor para pengungsi", ujar menteri dalam negeri Bayern, Hermann. Nomor seri paspornya sama dengan nomor paspor yang dilaporkan dirampas oleh IS, tambah dia.
Namun sejauh ini diakuii sulit mengambil langkah keamanan lanjutan. "Walau terdapat dugaan, adanya penyusupan sejumlah anggota ISIS dengan menyamar sebagai pengungsi, tapi kami tidak bisa melacaknya dan tidak tahu lagi dimana keberadaan mereka", ujar Hermann. Sebab setelah registrasi awal, mereka diizinkan melanjutkan perjalanan. "Ini membuat kami kecewa", ujar mendagri Bayern itu.
ISIS buka bisnis jual paspor
Petugas keamanan Jerman melaporkan, saat menaklukan berbagai kota di Suriah, Irak dan Libya kelompok "jihadis" ISIS berhasil "menyita" puluhan ribu buku paspor asli yang masih kosong. Dari kota Raqqa di Suriah saja yang ditaklukan bulan Maret silam, ISIS berhasil merampas hampir 4000 buku paspor blanko semacam itu.
Menimbang sangat banyaknya buku paspor blanko dari tiga negara yang dirampas ISIS, para petugas keamanan juga kesulitan memastikan, apakah pembawa paspor aspal itu anggota ISIS atau pengungsi sejati. Diketahui ada pasar jual beli paspor yang amat menggiurkan di kawasan konflik Suriah dan Irak. Dalam beberapa bulan belakangan makin banyak pengungsi yang berusaha memasuki Eropa dengan membawa paspor "aspal" semacam itu.
Karena ancaman bahaya teror cukup nyata, Jerman memutuskan mengambil langkah antisipasi cepat. Jerman mulai menerapkan lagi pemeriksaan satu-persatu paspor para pengungsi, terutama mereka yang datang dari Suriah. Petugas keamanan kini mengakui, terdapat banyak ketidakcocokan antara paspor yang ditunjukkan dengan identitas pembawnya. Sebelummya menteri dalam negeri Jerman, Thomas de Maiziere sudah mengindikasikan, dari sekitar satu juta pengungsi yang ditampung di Jerman, sekitar 30 persennya memakai paspor palsu atau "aspal".
Inilah Aktor Utama Perang Suriah
Konstelasi konflik Suriah kini makin rumit. Perang dipicu ketidakpuasan rakyat atas rezim di Damaskus. Tapi di belakang layar juga ada negara lain yang ikut terlibat, baik yang punya kepentingan atau tunggangi konflik.
Foto: picture alliance/AP Photo/A. Kots
Bashar al Assad
Presiden Suriah ini bersama rezim di Damaskus adalah penyebab utama pecahnya perang saudara yang dimulai 2011. Rakyat yang tak puas atas kepemimpinannya 4 tahun silam menggelar berbagai aksi protes yang dijawab dengan tembakan peluru tajam. Sumbu peledak perang adalah tewasnya beberapa remaja yang menggambar grafiti anti Assad di tahanan aparat keamanan.
Foto: AP
Pemberontak Suriah
Mereka menamakan diri kelompok oposisi. Dalam kenyataanya mereka adalah kelompok militan yang punya berbagai agenda, dan kebetulan punya satu sasaran, yaitu menumbangkan rezim Bashar al Assad. Kelompok paling menonjol adalah Free Syrian Army, serta Front al Nusra yang merupakan cabang al Qaida di Suriah. Akibat perang saudara, 300.000 tewas dan lebih 12 juta warga Suriah mengungsi.
Foto: Reuters
Islamic State (IS)
Walaupun baru muncul awal tahun 2014, IS merupakan kelompok bersenjata paling kuat dan ditakuti. Kelompok Sunni ini didukung pakar militer bekas pasukan elit Saddam Hussein dari Irak. Anggotanya berdatangan dari berbagai negara Eropa. Kebanyakan anak muda, militan, radikal, dan punya keahlian di bidang militer maupun teknologi informatika. IS kini menguasai kawasan luas di Suriah dan Irak.
Foto: picture-alliance/Balkis Press
Arab Saudi
Merupakan negara pendukung kelompok pemberontak Sunni di Suriah. Arab Saudi terutama ingin menumbangkan rezim Assad dan meredam hegemoni penunjang kekuasaanya, yaitu Iran. Mereka sekaligus juga memerangi IS agar tidak semakin kuat. Riyadh punya kepentingan agar Suriah tidak runtuh, yang akan menyeret Libanon dan Irak serta seluruh kawasan ke situasi chaos.
Foto: picture-alliance/AP/Manish Swarup
Iran
Sebagai negara pelindung kaum Syiah, Iran mendukung milisi Hisbullah di Libanon yang bertempur membela rezim Al Assad. Iran juga mengirim tentara serta penasehat milternya ke Damaskus. Mula-mula kehadiran Iran tidak dianggap. Tapi perkembangan situasi menyebabkan pemain besar lainnya kini mulai merangkul pemerintah di Teheran untuk solusi krisis Suriah.
Foto: AP
Turki
Ankara takut terbentuknya negara Kurdistan di Suriah. Karena itu dengan segala cara hal ini hendak dicegah. Turki juga "melatih" pemberontak Suriah dengan dibantu biaya AS. Presiden Recep Tayyip Erdogan juga berseteru dengan Assad. Selain itu kaum Kurdi di Irak juga makin kuat karena mendapat dukungan Iran. Inilah yang membuat Turki mengerahkan militernya ke perbatasan atau melewatinya.
Foto: AP
Amerika Serikat
Keterlibatan Washington di kawasan dimulai 2003 dengan tumbangkan penguasa Irak, Saddam Hussein. Vakum kekuasaan picu runtuhnya Irak dan destabilisasi keamanan hingga ke Suriah. Kondisi ini yang juga ciptakan Islamic State (IS) yang mampu kuasai kawasan luas di Irak dan Suriah. AS juga membiayai pelatihan pemberontak "moderat" dengan dana 500 juta US Dolar, sebagian menyeberang ke Al Qaida.
Moskow dikenal sebagai pendukung rezim di Damaskus. Akhir 2015 Rusia memutuskan lancarkan serangan udara terhadap IS. Operasi militer ini memicu kecaman di kalangan NATO. AS dan Turki mengklaim serangan udara Rusia ditujukan ke kelompok pemberontak anti Assad. Insiden penembakan jet Rusia oleh militer Turki makin panaskan situasi.