Pengungsi Suriah Terpilih Jadi Wali Kota di Jerman
Alex Berry
4 April 2023
Ryyan Alshebl terpilih menjadi wali kota di sebuah desa di Jerman, delapan tahun setelah ia menyelamatkan diri dari perang saudara di Suriah.
Iklan
Seorang pengungsi Suriah, Ryyan Alshebl, terpilih menjadi wali kota di Desa Ostelsheim, menurut pemberitaan media Jerman pada Senin (03/04).
Pria berusia 29 tahun itu meninggalkan rumahnya di Sweida, Suriah selatan, pada tahun 2015. Delapan tahun berselang, Alshebl kini bertanggung jawab atas sebuah kota berpenduduk 2.500 orang di negara bagian Baden-Württemberg.
Meski secara pribadi dia merupakan anggota Partai Hijau, Alshebl mencalonkan diri sebagai kandidat independen. Dia mendapatkan mayoritas suara mutlak 55,41% dalam pemilihan pada hari Minggu (02/04).
Alshebl menggambarkan kampanye pemilunya "sangat positif", lapor kantor berita DPA.
Pengungsi Global: Melarikan Diri dari Bahaya
PBB melaporkan ada 82,4 juta pengungsi di seluruh dunia yang melarikan diri dari perang, penindasan, bencana alam hingga dampak perubahan iklim. Anak-anak pengungsi yang paling menderita.
Foto: KM Asad/dpa/picture alliance
Diselamatkan dari laut
Seorang bayi mungil diselamatkan seorang penyelam polisi Spanyol ketika nyaris mati tenggelam. Maroko pada Mei 2021, untuk sementara melonggarkan pengawasan di perbatasan dengan Ceuta. Ribuan orang mencoba memasuki kawasan enklave Spanyol itu dengan berenang di sepanjang pantai Afrika Utara. Foto ini dipandang sebagai representasi ikonik dari krisis migrasi di Ceuta.
Foto: Guardia Civil/AP Photo/picture alliance
Tidak ada prospek
Laut Mediterania adalah salah satu rute migrasi paling berbahaya di dunia. Banyak pengungsi Afrika yang mencoba dan gagal menyeberang ke Eropa, sebagian terdampar di Libia. Mereka terus berjuang untuk bertahan hidup dan seringkali harus bekerja dalam kondisi yang menyedihkan. Para pemuda di Tripoli ini contohnya, banyak dari mereka masih di bawah umur, menunggu dan beharap pekerjaan serabutan.
Foto: MAHMUD TURKIA/AFP via Getty Images
Hidup dalam sebuah koper
Sekitar 40% pengungsi adalah anak-anak. Beberapa tahun silam, 1,1 juta warga minoritas Muslim Rohingya melarikan diri dari kekerasan militer Myanmar ke Bangladesh Kamp pengungsi Cox's Bazar salah satu yang terbesar di dunia. LSM SOS Children's Villages peringatkan kekerasan, narkoba dan perdagangan manusia adalah masalah yang berkembang di sana, seperti halnya pekerja anak dan pernikahan dini.
Foto: DANISH SIDDIQUI/REUTERS
Krisis terbaru
Perang saudara di wilayah Tigray di Etiopia yang pecah baru-baru ini, telah memicu pergerakan pengungsi besar lainnya. Lebih dari 90% populasi Tigray saat ini bergantung pada bantuan kemanusiaan. Sekitar 1,6 juta orang melarikan diri ke Sudan, 720 ribu di antaranya adalah anak-anak. Mereka terjebak di wilayah transit, menghadapi masa depan yang tidak pasti
Foto: BAZ RATNER/REUTERS
Ke mana pengungsi harus pergi?
Pulau-pulau di Yunani jadi target pengungsi dari Suriah dan Afganistan, yang secara berkala terus berdatangan dari Turki. Banyak pengungsi ditampung di kamp Moria, pulau Lesbos, sampai kamp tersebut terbakar September lalu. Setelah itu, keluarga ini datang ke Athena. Uni Eropa telah berusaha selama bertahun-tahun untuk menyetujui strategi komunal dan kebijakan pengungsi, tetapi tidak berhasil.
Foto: picture-alliance/dpa/Y. Karahalis
Eksistensi yang keras
Tidak ada sekolah untuk anak-anak pengungsi Afganistan yang tinggal di kamp pengungsi Pakistan. Kamp tersebut telah ada sejak intervensi Soviet di Afganistan pada tahun 1979. Kondisi kehidupan di sana buruk. Kamp tersebut kekurangan air minum dan akomodasi yang layak.
Foto: Muhammed Semih Ugurlu/AA/picture alliance
Dukungan penting dari organisasi nirlaba
Banyak keluarga di Venezuela yang tidak melihat ada masa depan di negaranya sendiri, mengungsi ke negara tetangga, Kolombia. Di sana mereka mendapat dukungan dari Palang Merah yang memberikan bantuan medis dan kemanusiaan. Organisasi ini juga mendirikan kamp transit di sebuah sekolah di kota perbatasan Arauquita.
Foto: Luisa Gonzalez/REUTERS
Belajar untuk berintegrasi
Banyak pengungsi berharap masa depan yang lebih baik bagi anak-anak mereka di Jerman. Di Lernfreunde Haus-Karlsruhe, anak-anak pengungsi dipersiapkan untuk masuk ke sistem sekolah Jerman. Namun, selama pandemi COVID-19, mereka kehilangan bantuan untuk mengintegrasi diri mereka ke dalam masyarakat baru itu. (kfp/as)
Foto: Uli Deck/dpa/picture alliance
8 foto1 | 8
Mengenal Ryyan Alshebl
Penyiar publik lokal, SWR, melaporkan bahwa wali kota baru itu meninggalkan Suriah ketika dia berusia 21 tahun untuk menghindari wajib militer selama perang saudara yang sedang berlangsung di negara asalnya.
Ratusan ribu pengungsi datang ke Jerman pada 2015, sebagian besar melarikan diri dari perang di Suriah. Alshebl kemudian melakukan perjalanan melintasi Mediterania sebelum berakhir di Jerman, di mana dia melanjutkan hidupnya dengan belajar bahasa Jerman dan menyelesaikan magang di bidang administrasi.
Alshebl bekerja untuk dewan lokal di kota terdekat, Althengstett, setelah menerima kewarganegaraan Jerman.
Dia mengatakan bahwa setelah memenangkan pemilihan untuk menjadi Wali Kota Ostelsheim, dia kini berencana untuk pindah ke desa tersebut.
Media melaporkan bahwa Alshebl kemungkinan besar adalah wali kota pertama di Baden-Württemberg yang berasal dari Suriah dan bahkan mungkin kandidat pertama.