1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Zuwanderung

21 Mei 2012

Jumlah migran Jerman capai angka tertinggi sejak 15 tahun terakhir. Banyak di antaranya dari negara Uni Eropa yang sedang dilanda krisis. Peningkatan ini disambut baik sektor ekonomi yang sangat butuh tenaga ahli.

ARCHIV - Ein Krankenpfleger sitzt am 15.04.2009 in einem Krankenzimmer eines Krankenhauses in Leiria (Portugal) an einem Computer. Zur Behebung des Fachkräftemangels in Deutschland wirbt die Bundesagentur für Arbeit jetzt gezielt in südeuropäischen Krisenregionen mit hoher Arbeitslosigkeit um qualifizierte Bewerber. Pflegepersonal aus Portugal findet dabei besonderes Interesse. Foto: Paulo Cunha/Lusa dpa (zu dpa 0530 «Deutschland umwirbt Fachkräfte aus Krisenregion Südeuropa» vom 18.07.2011) +++(c) dpa - Bildfunk+++
Foto: picture-alliance/dpa

Pigi Mourmouri yang tidak lama lagi pensiun, semakin sibuk. Pasalnya, hingga 20 migran per minggu yang mendatanginya untuk mendapatkan layanan konsultasi yang ditawarkan organisasi bantuan Diakonie di kawasan Neukölln, Berlin. Seorang migran baru saja tiba dari Yunani dan ingin mengetahui bagaimana caranya bekerja di Jerman. Tahun lalu paling-paling hanya empat migran yang datang setiap minggu. "Peningkatannya mengkhawatirkan", kata pekerja sosial yang berasal dari Yunani dan sejak 1967 tinggal di Jerman.

Data aktual Lembaga Statistik Jerman menunjukkan peningkatan jumlah imigran asal negara-negara dari zona Euro yang dilanda krisis ke Jerman. Tahun lalu, sekitar 24.000 orang Yunani datang ke Jerman untuk mencari pekerjaan dan tinggal di sini. 10.000 orang lebih banyak dari tahun 2010. Ini berarti adanya peningkatan sebanyak 90%. Jumlah imigran dari Spanyol juga naik 50%. Secara keseluruhan tahun lalu Jerman mencatat sekitar 985.000 warga baru. Kenaikan sebesar 20% dibandingkan tahun 2010. Penyebab tingkat kenaikan tertinggi sejak 1966 adalah akibat pembatasan permohonan sebagai imigran dari negara-negara Eropa Tenggara yang baru saja menjadi anggota Uni Eropa dicabut tahun lalu. Karena itu semakin banyak imigran yang pindah ke Jerman, terutama dari Polandia, Hungaria dan Rumania.

Pekerja bangunan dari PolandiaFoto: picture-alliance/dpa

Kartu Biru bagi Tenaga Ahli

Lebih dari separuh yang datang ke organisasi bantuan Diakonie di Berlin memiliki kualifikasi tinggi. "banyak insinyur, dokter dan akademisi lainnya yang tidak punya peluang di tanah air mereka, banyak di antaranya masih muda," kata pekerja sosial Pigi Mourmouris. Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi perekonomian Jerman saat ini. Presiden ikatan pebisnis Jerman, Dieter Hundt memperkirakan, Jerman memerlukan sekitar dua juta tenaga kerja ahli asing, terutama di sektor teknik. "Sangat penting adalah penciptaan budaya penyambutan baik yang tulus untuk dapat menunjukkan kepada orang-orang ini bahwa kita menyambut baik kedatangan mereka," ujar Hundt.

Namun Mourmouris mengutarakan bahwa semuanya tidak akan mudah lagi bagi para pendatang. Hingga belum lama ini, imigran dari negara-negara UE yang mencari pekerjaan di Jerman, masih mendapat bantuan sosial dan bisa mengikuti kursus bahasa dan integrasi. "Ini bagus sekali. Jadi menginvestasi untuk integrasi", tambahnya. Tetapi sejak beberapa bulan ini, lamaran untuk tawaran semacam itu ditolak pemerintah, papar Mourmouris.

Seorang karyawan laboratorium asal IndiaFoto: picture alliance/Dinodia Photo Library

Karena kebutuhan Jerman akan pekerja berkualifikasi tinggi tidak dapat dipenuhi hanya dari negara-negara UE, pemerintah Jerman meningkatkan upaya menarik migran akademisi dari negara non UE. Pemilikan yang disebut "Kartu Biru" dipermudah. Dengan begitu, mereka dimungkinkan memasuki UE dan Jerman.

Sejak baru-baru ini diberlakukan kebijakan, bila seorang imigran memiliki ijasah perguruan tinggi dan kontrak kerja dengan gaji minimal 44.800 Euro per tahun, diperbolehkan bekerja di UE. Untuk profesi tertentu yang sangat diperlukan, jumlah minimal penghasilan bahkan lebih rendah, yaitu € 35.000 per tahun. Setelah tiga tahun, tenaga-tenaga ahli dan keluarganya mendapat hak izin tinggal permanen. Presiden ikatan pebisnis Jerman, Dieter Hundt mengatakan bahwa peraturan ini hendaknya diperluas dan tidak dibatasi hanya pada akademisi.

Bisa Kehilangan Calon Migran Berpotensi

Pigi Mourmouris dari Diakonie tidak peduli apakah imigran datang dari negara UE atau negara lainnya. Ia berpendapat bahwa layanan konsultasi di Jerman harus diperbaiki. Pertanyaan yang paling sering diajukan imigran adalah mengenai hak-hak, kewajiban-kewajiban mereka dan di mana harus melamar pekerjaan. Banyak yang bahkan menelponnya langsung dari Yunani. Menurutnya, jumlah tempat untuk mendapatkan informasi bagi imigran di Jerman tidak cukup banyak dan tidak terorganisir dan kerjanya lamban. Bila tidak dipercepat, Jerman akan kehilangan potensi ini, kata Mourmouris. Karena imigran dengan pendidikan tinggi dari negara UE yang krisis akan mencoba di negara lain, bila tidak menemukan apa-apa di Jerman, tambah pekerja sosial Mourmouris.

Keluarga dari Afghanistan mengikuti kursus bahasa JermanFoto: picture-alliance/ZB

Martin Nicholas/Christa Saloh-Foerster

Editor: AP/DK

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait