Pentagon: Balon Mata-mata Cina Tak Kumpulkan Data Intelijen
30 Juni 2023
Pentagon menyatakan bahwa balon mata-mata Cina yang ditembak jatuh awal tahun ini tidak mencuri data intelijen AS seperti yang dituduhkan sebelumnya.
Iklan
Balon mata-mata Cina yang melintasi Amerika Serikat (AS) dan ditembak jatuh oleh jet tempur AS awal tahun ini, tidak mengumpulkan informasi intelijen AS seperti yang dituduhkan sebelumnya, ungkap Pentagon pada hari Kamis (29/06).
"Kami menilai bahwa balon tersebut tidak mengumpulkan informasi selama terbang di atas AS," kata juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder kepada para wartawan.
Ryder mengatakan bahwa AS telah mengambil langkah strategis dalam mengurangi risiko pengumpulan data intelijen oleh balon tersebut. "Tentu saja upaya yang kami lakukan sangat berkontribusi" akan hal itu, tambah Ryder.
Kekuatan Laut Negara yang Bertikai di Laut Cina Selatan
Sebanyak 7 negara terlibat dalam konflik teritorial di Laut Cina Selatan, termasuk juga Indonesia. Tapi sebesar apa kekuatan angkatan laut masing-masing negara yang bertikai?
Cina setidaknya memiliki satu kapal induk, yakni Liaoning, dan berniat membangun satu kapal induk lain, Warjag. Selain itu negeri tirai bambu ini juga menguasai 57 kapal selam, 78 kapal fregat dan kapal perusak , 27 korvet, 180 kapal patroli, 52 kapal pendarat dan 523 kapal penjaga pantai. Secara umum Angkatan Laut Cina memiliki 235.000 pasukan yang terbagi dalam tiga armada.
Foto: Reuters/Stringer
Singapura
Meski negara pulau, angkatan laut Singapura hanya memiliki 3.000 pasukan yang bertugas mengamankan wilayah perairan dari perompak. Secara umum negeri jiran ini menguasai 4 kapal selam, 6 kapal fregat dan kapal perusak, 6 kapal korvet, 29 kapal patroli dan 102 kapal penjaga pantai.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Drake
Thailand
Meski tidak terlibat konflik secara langsung, posisi Thailand turut dipertimbangkan dalam konflik Laut Cina Selatan. Beranggotakan 44.000 tentara, angkatan laut negeri gajah putih ini memiliki satu kapal induk helikopter buatan Spanyol, HTMS Chakri Naruebet, 9 kapal fregat dan perusak, 7 kapal korvet, 77 kapal patroli, 2 kapal pendarat dan 94 kapal penjaga pantai.
Foto: Ponchai Kittiwongsakul/AFP/Getty Images
Filipina
Dari semua negara, angkatan laut Filipina dengan 24.000 personil termasuk yang paling lemah, terutama jika mempertimbangkan posisinya dalam konflik di Laut Cina Selatan. Jiran di utara ini hanya memiliki 4 kapal fregat buatan Amerika Serikat, 10 unit korvet yang sebagian sudah menua, 66 kapal patroli, 4 kapal pendarat dan 72 kapal penjaga pantai.
Foto: Reuters/Maritime Staff Office of the Defense Ministry of Japan
Vietnam
Vietnam banyak membenahi kekuatan angkatan lautnya sejak beberapa tahun terakhir. Kini angkatan laut Vietnam yang beranggotakan 40.000 serdadu memiliki 7 kapal selam anyar kelas Kilo buatan Rusia, 2 kapal fregat, 7 kapal korvet, 61 kapal patroli, 8 kapal pendarat tank dan 78 kapal penjaga pantai.
Foto: picture-alliance/Russian Look
Indonesia
Belakangan Jakarta meningkatkan pengamanan di perairan Natuna. Saat ini Indonesia adalah kekuatan terbesar kedua setelah Cina dalam konflik di Laut Cina Selatan. TNI AL saat ini memiliki 2 kapal selam, 12 kapal fregat dan perusak, 27 korvet, 64 kapal patroli, 19 kapal pendarat tank dan 43 kapal penjaga pantai. Namun begitu usia armada laut Indonesia juga tergolong yang paling tua di kawasan.
Foto: AFP/Getty Images/J. Kriswanto
Malaysia
Kekuatan angkatan laut Malaysia yang berkekuatan 14.000 personil hampir menyaingi Indonesia. Selain 2 kapal selam anyar buatan Spanyol, Malaysia juga memiliki 10 kapal fregat atau perusak, 4 kapal korvet buatan Jerman, 33 kapal patroli dan 317 kapal penjaga pantai. (rzn/hp - sumber: IISS, SIPRI)
Foto: Getty Images/R. Roslan
7 foto1 | 7
Apa yang kita ketahui tentang 'balon mata-mata' Cina?
Pada Februari lalu, balon dengan muatan elektronik besar itu terlihat terbang selama seminggu, melintasi langit AS dari Alaska hingga ke South Carolina, sebelum militer AS menembak jatuh pada 4 Februari di lepas Pantai Atlantik atas perintah Presiden Biden.
Iklan
Balon udara itu melewati instalasi militer yang sensitif dan memicu kekhawatiran bahwa Beijing tengah mengumpulkan informasi intelijen AS yang penting.
Insiden itu pun memicu ketegangan baru dalam hubungan antara Beijing dan Washington, di mana Menteri Luar Negeri Antony Blinken sampai membatalkan rencana perjalanannya ke Cina pada bulan Februari lalu, yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral.
Isu-isu yang Bisa Picu Konflik AS Cina
Terutama kebijakan ekonomi Cina kerap diserang oleh Presiden AS Donald Trump. Berikut lima isu yang dapat menjadi pemicu sengketa AS Cina.
Foto: Reuters/T. Melville/M. Segar
Perdagangan Bilateral
Tema favorit Presiden AS Donald Trump adalah perdagangan bilateral AS-Cina Trump dalam pidatonya berulanghkali mengatakan, Cina akan merebut pekerjaan dari AS dan membuat negara Paman Sam itu merosot. Faktanya, Cina adalah negara pengutang terbesar bagi AS.dengan nilai lebih 1,2 trilyun US Dollar.
Foto: picture-alliance/dpa/Wang Chun
Sengketa Militer Korea Utara
Washington menuduh Beijing tidak berbuat banyak dan memainkan pengaruhnya untuk meredam ambisi militer penguasa di Pyongyang. Ujicoba terbaru misil Korut kembali menyulut nada tinggi dari Gedung Putih.
Foto: REUTERS/KCNA
Konflik Laut Cina Selatan
Dalam sengketa perebutan wilayah di Laut Cina Selatan, Amerika Serikat mendukung sejumlah negara yang berkonflik dengan Cina. Washington menuduh Beijing mencaplok kawasan kepulauan di Laut Cina Selatan untuk dijadikan pangkalan militer.
Foto: Reuters/ARMS Courtesy CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/DigitalGlobe
Status Taiwan
Pemerintah di Beijing menegaskan sikap politiknya mengenai Taiwan yang disebut provinsinya yang membelot. Sebaliknya Washington mendukung independensi "Formosa" dari cengkraman Cina. AS baru-baru ini memasok persenjataan modern ke Taipeh yang dijawab dengan pengarahan rudal Cina ke Taiwan.
Foto: Reuters/T. Sue
Perlindungan Iklim dan Pemanasan Global
Cina belum lama ini melakukan manuver politik cantik, dengan meratifikasi konvensi perlindungan iklim Paris. Sementara Donald Trump dalam pesan twitter menuduh Cina memainkan isu pemanasan global untuk membuat manufaktur AS tidak kompetitif.
Foto: Getty Images/L. Schulze
5 foto1 | 5
Cina: Balon itu tidak untuk mengumpulkan data intelijen AS
Cina membantah bahwa balon udara tersebut adalah "mata-mata” untuk mengumpulkan data intelijen AS. Beijing mengatakan bahwa balon udara itu telah keluar jalur dengan memasuki wilayah udara AS.
Pada awal kejadian ini, seorang pejabat AS mengatakan bahwa balon udara tersebut memiliki beberapa susunan antena, yang diduga kuat mampu mengumpulkan dan menentukan lokasi geografis komunikasi.
"Balon ini dilengkapi dengan panel surya yang cukup besar untuk menghasilkan daya yang diperlukan dalam mengoperasikan beberapa sensor pengumpulan data intelijen aktif," kata pejabat tersebut.
Awal bulan Juni, tepat sebelum perjalanan Blinken ke Beijing yang dijadwalkan ulang untuk bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Gedung Putih menepis insiden balon udara tersebut.
"Saya rasa presiden (Tiongkok) tidak tahu di mana balon itu berada dan tidak tahu apa yang ada di dalamnya, serta tidak tahu apa yang tengah terjadi," kata Presiden AS Joe Biden.
"Saya pikir itu lebih memalukan daripada hal yang dimaksudkan," tambah Biden.