1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Penyekatan Karawang-Bekasi Dibuka, Loloskan Ratusan Pemudik

10 Mei 2021

Polisi menjelaskan pembukaan penyekatan mudik di Kedungwaringin, Bekasi, dikarenakan antrean telah mencapai 5 km dan khawatir berpotensi memicu penularan COVID-19.

Polisi memeriksa penumpang bis di pos penyekatan Kedungwaringin, Bekasi, Minggu (09/05) malam
Polisi memeriksa penumpang bis di pos penyekatan Kedungwaringin, Bekasi, Minggu (09/05) malamFoto: Muhammad Zaenuddin/ZUMAPRESS.com/picture alliance

Kapolres Metro Bekasi Kombes Hendra Gunawan memberikan diskresi untuk meloloskan ratusan pemudik yang tertahan di penyekatan Kedungwaringin, Bekasi, Jawa Barat. Hendra mengatakan jika keputusan itu tidak diambil, dampak penyekatan akan menimbulkan kerumunan yang berpotensi penularan virus corona (COVID-19).

"Ya artinya karena ini terlalu padat dan juga kondisinya tadi tidak terlalu kondusif sehingga secara diskresi saya ambil kebijakan untuk dilepas, kita koordinasi dengan yang lain, ini dinamika supaya juga tidak terlalu berkerumun dan ini juga berpotensi kalau terlalu banyak berkerumun berpotensi jadi penyebaran penyakit," kata Hendra kepada wartawan di Kedungwaringin, Bekasi, Jawa Barat, Senin (10/05).

"Memang dibuka ini karena sudah terlalu padat, antrean juga sudah hampir 5 km baik antrean motor maupun antrean mobil," imbuhnya.

Hendra memastikan penyekatan akan tetap dilakukan di pos berikutnya. Dia menegaskan kembali, para pemudik tidak akan lolos pada penyekatan selanjutnya.

"Jadi kita buka sementara namun kita koordinasi dengan Karawang, Purwakarta, Subang, Cirebon, daerah penyekatan lain untuk melakukan penyekatan kembali, tidak berarti kita lepas di sini, di sana tidak disekat ya," kata Hendra.

Diketahui, polisi akhirnya meloloskan ratusan pemudik yang tertahan di penyekatan Kedungwaringin, Bekasi, Jawa Barat. Pemudik yang didominasi kendaraan roda dua itu akhirnya diperbolehkan jalan tanpa ada pemeriksaan apapun.

Satgas wanti-wanti lonjakan kasus

Sebelumnya, sebuah video warga mengajak mudik dan menerobos penyekatan jalan viral di media sosial. Juru Bicara Penanganan COVID-19 dr Reisa Brotoasmoro menyebut menunda mudik penting untuk mencegah peningkatan kasus.

"Imbauan menunda mudik Lebaran sangat penting untuk mencegah peningkatan kasus infeksi dan kematian akibat COVID-19," ujar Reisa saat dihubungi, Minggu (09/05).

Reisa juga mengingatkan kasus yang terjadi saat libur panjang. Menurutnya, mobilitas masyarakat yang besar saat libur mempengaruhi lonjakan kasus. "Melihat dari pengalaman sebelumnya membuktikan bahwa setiap ada liburan panjang yang disertai oleh mobilisasi masyarakat dalam jumlah besar, terbukti berpengaruh pada lonjakan kasus di Indonesia," katanya.

"Apalagi, munculnya strain baru COVID-19 yang jauh lebih menular membutuhkan pembatasan mobilisasi dan interaksi," sambungnya.

Data kasus harian COVID-19 per satu juta penduduk di beberapa negara di dunia

Jadi, menurutnya, pembatasan mobilitas masyarakat merupakan upaya efektif. Hal ini disebut dapat mencegah penyebaran dan timbulnya mutasi baru.

"Oleh karena itu, upaya membatasi mobilisasi masyarakat adalah salah satu upaya efektif yang sifatnya selain mencegah penyebaran virus, termasuk juga mencegah timbulnya mutasi baru yang terjadi akibat penularan yang tinggi," kata Reisa.

Reisa meminta masyarakat yang sudah telanjur mudik terus disiplin dengan protokol kesehatan. Serta berupaya melakukan pengendalian melalui pengecekan di titik perjalanan. (Ed: rap/ha)

Baca selengkapnya di:Detik News

Penjelasan Polisi soal Penyekatan Karawang-Bekasi Dibuka Loloskan Pemudik

Viral Ajakan Terobos Penyekatan Mudik, Satgas Corona Wanti-wanti Lonjakan Kasus

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait