Penyelam Tewas Saat Selamatkan Anak-anak di Thailand
6 Juli 2018
Mantan penyelam angkatan laut Thailand meninggal dunia, dalam upaya penyelamatan 12 anak laki-laki dan pelatih sepak bola yang terperangkap di dalam gua di Thailand.
Iklan
Samarn Poonan, mantan anggota angkatan lautelit Thailand SEAL, meninggal dunia pada hari Kamis (06/07) malam saat ia bekerja di bawah air di kompleks gua, memasang tangki oksigen di sepanjang rute yang bisa berpotensi menjadi jalan keluar."Kami tidak akan membiarkan kematiannya sia-sia. Kami akan melanjutkan usahanya," ujar Komandan SEAL Laksamana Arpakorn Yuukongkaew kepada wartawan pada hari Jumat (07/07).
Sebelumnya, Samarn bekerja dengan mitranya menempatkan tangki oksigen dalam sebuah bagian di gua itu gua. Ketika mereka kembali, Samarn terjatuh di sekitar 1,5 km dari pintu masuk gua."Begitu misinya berakhir, dia kembali, tetapi di tengah perjalanan kembali, temannya menemukan Samarn terjatuh dan mencoba memompa jantungnya, tetapi nyawanya tidak bisa terselamatkan," demikian pernyataan unit SEAL dalam sebuah pernyataan.
Bagaimana Cara Mengantisipasi Bencana?
Bencana bisa datang kapan saja. Pemerintah Jerman pun telah memperbarui rencana pertahanannya jika dihadapkan kondisi darurat, misalnya bencana alam. Bagaimana negara lain bersiap menghadapi keadaan darurat?
Foto: picture-alliance/dpa/M. Taga
Gempa jadi bagian kehidupan di Jepang
Anak-anak sekolah dasar di seluruh Jepang ambil bagian dalam latihan gempa bulanan. Mereka belajar untuk duduk di bawah meja mereka dan memegangi kakinya sampai getaran berhenti. Beberapa anak muda diberi tudung pencegahan bencana, yang bisa melindungi kepala dari benda yang runtuh. Sekolah-sekolah multinasional bahkan menyediakan tempat yang aman.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Taga
Jepang memimpin dalam peringatan darurat
Banyak negara, termasuk Amerika, memiliki sistem peringatan darurat yang dapat gantikan siaran radio dan TV dengan informasi publik penting. Jepang melangkah lebih jauh dengan Sistem Peringatan Dini Ancaman Gempa. Dengan menggunakan teknologi terbaru, sistem bisa memprediksi getaran utama hingga 50 detik sebelum terjadi. Peringatan disiarkan seketika, karena setiap detik bisa menyelamatkan nyawa.
Foto: APTV video
Tiap rumah punya ruang untuk atasi panik
Di Swiss, semua bangunan tempat tinggal yang dibangun sejak tahun 1963 diharuskan memiliki bunker nuklir. Tempat penampungan harus bisa menahan ledakan sekuat 12 megaton dari jarak 700 meter. Di Singapura, satu ruangan di kebanyakan rumah susun yang dibangun negara, dijadikan tempat perlindungan dari bom - meski bukan bom nuklir.
Foto: picture-alliance/Keystone/M. Ruetschi
Belajar dari bencana sebelumnya
Gempa dan tsunami yang melanda sebagian Asia, termasuk Indonesia tahun 2004 kejutkan dunia. Gelombang dasyat di Samudera Hindia tewaskan sekitar 250 ribu orang. Sistem Peringatan Dini Tsunami di Samudera Hindia kini dipasang untuk selamatkan nyawa. Di Thailand and Sri Lanka, dipasang papan penunjuk baru, yang bisa arahkan penduduk menuju tempat lebih tinggi jika terjadi gelombang pembunuh lain.
Foto: picture-alliance/Arco Images/F. Schneider
Norwegia, sebuah peringatan bagi semua
Sebagian besar kota besar lakukan latihan anti-teror secara teratur untuk hadapi serangan. Tapi apa jadinya jika pedesaan yang jadi sasaran? Tahun 2011, pihak berwenang Norwegia diejek karena butuh lebih dari satu jam untuk mencapai pulau Utoya, di mana Anders Breivik menembak mati 69 orang. Karena biayanya tinggi, penyediaan helikopter respon cepat di seluruh negeri diturunkan jumlahnya.
Foto: picture-alliance/dpa/I. Aserud
Khawatir akan kesehatan bisa menyebabkan reaksi spontan
Selama dekade terakhir, meningkatnya kekhawatiran tentang kemungkinan pandemi flu mendorong beberapa negara, termasuk Jerman dan Amerika Serikat, menimbun obat. Pada tahun 2009, miliaran Euro dihabiskan untuk membangun cadangan obat Tamiflu, yang efektivitasnya melawan Flu Babi masih dipertanyakan. Kritikus juga memperingatkan bahwa timbunan obat bisa kadaluwarsa.
Foto: picture-alliance/Ulrich Baumgarten
Bencana dan gangguan hukum serta ketertiban
Gerakan bertahan hidup, di mana orang secara aktif mempersiapkan keadaan darurat, dimulai tahun 1930-an. Internet dan krisis keuangan 2007/2008 percepat penyebaran peringatan bencana secara global. Mereka yang termasuk gerakan itu prioritaskan skenario terburuk dan temukan cara untuk hadapi ancaman. Adolf Kudlinski warga Polandia, mengumpulkan peralatan dan perlengkapan untuk pertanian (foto).
Foto: picture-alliance/PAP/M. Walczak
Apakah yodium akan membantu jika terjadi bencana nuklir?
Belgia, Belanda dan negara bagian Jerman di North Rhine-Westfallen menimbun tablet yodium jika terjadi kebocoran radiasi. Belgia mengakui reaktor nuklirnya di dekat perbatasan Jerman sudah tua namun harus tetap beroperasi sampai tahun 2025, meski banyak masalah keamanan. Setelah serangan di Brussels, kekhawatiran meningkat bahwa ISIS mungkin berencana membuat bom.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
Seberapa dekat bencana tiba?
Aplikasi smartphone dan SMS sekarang digunakan untuk mengirimkan informasi darurat ke publik di beberapa negara rawan bencana, termasuk India dan Filipina. Di AS, sistem Wireless Emergency Alert dapat memberikan rincian tentang ancaman nasional, bencana lokal seperti tornado, gempa bumi dan angin topan, dan peringatan tentang anak-anak yang diculik. Penulis: Nik Martin (ap/ml)
Foto: FEMA
9 foto1 | 9
Risikonya bisi lebih besar bagi anak-anak
Kematian penyelam itu juga menyoroti risiko bagi para anak-anak yang terperangkap dalam gua, yang tidak memiliki pengalaman menyelam, jika pihak berwenang memutuskan mereka harus berusaha berenang keluar dari gua yang banjir.
"Anggota angkatan laut SEAL saja meninggal tadi malam. Bagaimana dengan bocah 12 tahun yang melakukannya? "Kata Rafael Aroush, seorang warga Israel yang tinggal di Thailand dan menjadi sukarelawan di lokasi tragedi tersebut. "Akan ada hujan dan banyak hal bisa menjadi tidak sesuai harapan. Saya tidak ingin mengatakannya, tapi itu bisa menjadi malapetaka," katanya lebih lanjut.
Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha menyatakan belasungkawa atas kematian Samarn tetapi itu tidak akan menghalangi tim penyelama untuk terus berusaha, ujar juru bicaranya. "Pihak berwenang belum kehilangan keberanian karena insiden ini," tandas Thassada Thangkachan pada wartawan di Bangkok.
Berkurangnya kadar oksigen di gua dan perkiraan akan turunnya hujan yang lebih lebat telah menambah tekanan pada pihak berwenang untuk menyusun rencana penyelamatan.
Membuat pipa oksigen
Para pejabat memperingatkan pada hari Jumat bahwa kadar oksigen di dalam gua telah turun dan tim penyelamat sedang berlomba untuk mendapatkan lebih banyak oksigen ke dalam gua. Mereka telah bekerja sejauh lima kilometer dalam membuat "pipa oksigen" untuk mempersiapkan keluarnya tikm sepakbola itu dari gua.
Tim penyelamat, termasuk tim internasional, sedang mempertimbangkan cara-cara lain cara-cara untuk membawa kelompok itu keluar sebelum hujan lebat melanda negeri itu minggu depan yang dikhawatirkan dapat menghambat operasi penyelamatan.
Bagaimana Bhumibol Mengubah Wajah Thailand
Mendiang Raja Bhumibol Adulyadej berperan besar memodernisasi politik Thailand. Ia selalu tampil sebagai mediator dan otoritas moral yang melindungi bangsa dari pertikaian politik di Bangkok.
Foto: Reuters
Sipil vs. Militer
Sejarah monarki modern di Thailand adalah kisah perseteruan kekuasaan antara sipil dan militer. Setelah Perang Dunia II, negeri tak terjajah itu bergulat mencari bentuk pemerintahan paling ideal setelah berabad-abad monarki absolut yang mendominasi kekuasaan hingga ke level yang paling rendah.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Yongrit
Takdir Sebagai Raja
Politik Thailand di awal dekade 50an terbelah antara militer yang ingin melucuti kekuasaan monarki dan kaum aristokrat kerajaan yang bertekad membangun sistem pemerintahan modern dengan monarki di jantungnya. Saat itulah harapan seisi negeri diletakkan di pundak Bhumibol Aduyadej yang saat itu baru berusia 18 tahun.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Mencari Dukungan Lewat Keyakinan
Di tahun pertama kekuasaanya, pergerakan Bhumibol banyak dibatasi oleh militer. Dia bahkan tidak diizinkan meninggalkan Bangkok. Untuk meredam ambisi kuasa tentara, keluarga kerajaan mencoba membangun basis dukungan di masyarakat. Pemangku tahta pun diproyeksikan sebagai pelindung Buddhisme yang mewakili kemurnian ajaran Dhamma.
Dekat Dengan Rakyat
Taktik tersebut berhasil merebut simpati masyarakat Thailand yang saat itu masih relijius. Bhumibol secara lihai membangun karakter sakral kerajaan yang kemudian menjadi tumpuan kekuasaannya selama 40 tahun ke depan. Mulai pertengahan 50an, militer mulai melonggarkan kekuasaannya dan Bhumibol aktif berpergian ke wilayah-wilayah terpencil.
Foto: Getty Images/AFP/C. Archambault
Pejuang Anti Komunisme
'Blusukan' ala Bhumibol itu pula yang kemudian menyelamatkan Thailand dari jerat Komunisme di dekade 60an. Pemberontak komunis yang mencoba menyulut kebencian pada pemerintah harus berhadapan dengan rakyat yang sudah terpikat oleh karisma sang raja. Bhumibol pun menjadi simbol perlawanan terhadap Komunisme yang marak di Asia Tenggara.
Foto: AP
Mediator Bangsa
Selama berkuasa, Bhumibol menjaga agar tahta terjauh dari politik praktis. Sikap itu pula yang sering mendatangkan hujan kritik. Hanya dua kali Bhumibol mengintervensi langsung politik di Bangkok, yakni 1973 ketika dia mengizinkan demonstrasi mahasiswa yang akhirnya memaksa diktatur Thanom Kittikachorn melarikan diri dan 1992 selama Mai Berdarah.
Foto: Reuters
Otoritas Moral
Tahun 2006 Bhumibol juga mengintervensi politik Thailand yang saat itu kisruh menyusul pemilihan Perdana Menteri Takhsin Shinawatra. Sang raja lalu memerintahkan Mahkamah Agung buat memeriksa keabsahan pemilu. Perannya sebagai otoritas moral yang tidak korup atau menyimpan kepentingan menjadi kekuatan penyeimbang terhadap wara wiri politik Bangkok yang kerap bergolak.