1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Hak Asasi ManusiaAmerika Serikat

PBB: Tahanan Guantanamo Diperlakukan Kejam dan Tak Manusiawi

29 Juni 2023

Seorang penyelidik PBB menyuarakan "kekhawatiran mendalam" bahwa 19 dari 30 tahanan di Guantanamo tidak pernah didakwa dengan satu kejahatan pun. Beberapa di antaranya bahkan telah ditahan selama 20 tahun.

Foto ilustrasi: Narapidana di dalam penjara
Foto: Yahaya Arhab/dpa/picture-alliance

Perlakuan pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap tahanan di Teluk Guantanamo "kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan martabat,” kata Pelapor Khusus PBB Fionnuala Ni Aolain, pada Senin (26/06). Menurutnya, penderitaan sebanyak 30 tahanan di pusat penahanan militer AS itu "sangat dalam dan berkelanjutan.”

Aolain sebelumnya telah melakukan kunjungan ke penjara itu, dan kunjungannya menandai pertama kalinya pemerintah AS mengizinkan seorang penyelidik dari PBB datang ke fasilitas tersebut sejak dibuka pada 2002. Aolain pun telah menyerahkan laporan setebal 23 halaman terkait kunjungannya kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada Senin (26/06).

Pusat penahanan Guantanamo sebelumnya dibuka pada tahun 2002 atas perintah Presiden AS George W. Bush saat itu, sebagai respons atas serangan September 2001 di New York, Washington dan Pennsylvania yang menewaskan hampir 3.000 orang. Penjara itu dibuka untuk menahan tersangka teroris tanpa melalui proses pengadilan.

Mengutuk penahanan tanpa pengadilan

Dalam laporannya, Aolain mengatakan, bahwa serangan tahun 2001 adalah "kejahatan terhadap kemanusiaan”, namun penyiksaan yang dilakukan atas tersangka pelaku melanggar hukum hak asasi manusia internasional.

Dia menekankan, hal tersebut menghilangkan keadilan bagi para korban dan penyintas karena informasi yang diperoleh melalui siksaan tidak dapat digunakan di persidangan.

Di satu waktu, hampir 800 orang pernah dipenjara di pusat penahanan milik militer AS yang ada di Kuba itu. Dan saat ini, tersisa sebanyak 30 orang yang masih ditahan di sana.

Aolain menyatakan keprihatinannya bahwa 19 dari 30 tahanan yang ada di sana – beberapa di antaranya telah dikurung selama 20 tahun – tidak pernah didakwa dengan satu pun tuduhan aksi kejahatan.

Tahanan tunjukkan tekanan psikologis mendalam

Aolain mengatakan, saat melakukan kunjungan, dia mendapat "respons yang tulus” dari para tahanan, yang beberapa diantaranya tidak pernah bertemu dengan orang luar selama lebih dari 20 tahun.

Banyak tahanan yang ia lihat menunjukkan bukti "gangguan dan tekanan psikologis yang mendalam.”

Dalam laporannya, Aolain juga mengutuk "pengawasan yang hampir konstan, pengeluaran dari sel secara paksa, penggunaan pengekangan yang tidak semestinya, dan prosedur non-hak asasi manusia lain yang sewenang-wenang.”

Aolain juga mengatakan bahwa fasilitas di Guantanamo "tidak memadai untuk mengatasi masalah kesehatan mental dan fisik para tahanan yang kompleks dan mendesak”, seraya menuding pemerintah AS gagal menyediakan program rehabilitasi penyiksaan.

Meski begitu, ia tetap mengapresiasi pemerintahan Biden karena telah membuka izin kunjungan ke penjara tersebut, dan karena AS "telah bersiap mengatasi masalah hak asasi manusia yang paling sulit.”

Ia pun membuat serangkaian rekomendasi dan mengatakan,  meskipun "perbaikan signifikan” telah dilakukan, pusat penahanan itu harus segera ditutup.

Apa kata pemerintah AS?

Sementara itu, AS dalam pernyataan ke Dewan Hak Asasi Manusia PBB, mengatakan "tidak setuju dengan banyak pernyataan faktual dan hukum” dalam laporan tersebut.

"Para tahanan hidup komunal dan menyiapkan makanan bersama, menerima perawatan medis dan psikiatri khusus, diberi akses penuh ke penasihat hukum, dan berkomunikasi secara teratur dengan anggota keluarga,” demikian bunyi pernyataan AS tersebut.

AS dalam sebuah pernyataan lain juga mengatakan bahwa pemerintahan Biden telah membuat "kemajuan signifikan menuju penutupan Guantanamo.”

Pengganti Bush, Barack Obama, sebelumnya berupaya menutup pusat penahanan itu namun gagal karena ditentang oleh Kongres. Sementara presiden penerusnya, Donald Trump, ingin agar penjara itu tetap dibuka.

gtp/as (AP, dpa)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait