Penyidik senior KPK Novel Baswedan menjalani perawatan intensif pasca serangan penyiraman air keras yang dilakukan orang tak dilkenal. Ini bukan kali pertama penyidik korupsi kakap tersebut mengalami aksi teror.
Iklan
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan diserang dengan cara disiram asam keras Hidroclhorid yang biasa disebut air keras, oleh orang tak dikenal, usai menunaikan shalat di Masjid Al Ikhsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/04) pagi.
Presiden Jowo Widodo mengutuk aksi teror tersebut dan memerintahkan Kapolri untuk mengusut insiden tersebut serta segera menangkap pelakunya. "Ini tindakan brutal. Saya mengecam keras tindakan itu."
Dikutip dari Kompas.com, polisi menduga pelakunya berjumlah dua orang pria. Kesimpulan itu diambil polisi setelah memeriksa saksi-saksi yang mengetahui kejadian serangan penyiraman air keras tersebut.
Akibat kejadian tersebut Novel mengalami luka parah di wajahnya, terutama di bagian kelopak mata dan dahi. Ia kini menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Koruptor Paling Tamak Dalam Sejarah
Hampir tidak ada diktatur di dunia yang tidak menilap uang negara. Tapi ketika sebagian puas dengan vila atau jet pribadi, yang lain rakus tanpa henti. Berikut daftar koruptor yang paling getol mengumpulkan uang haram
Foto: AP
#1. Soeharto, Indonesia
Selama 32 tahun berkuasa di Indonesia, Suharto dan keluarganya diyakini menilap uang negara antara 15 hingga 35 miliar US Dollar atau sekitar 463 trilyun Rupiah. Jendral bintang lima ini lihai menyembunyikan kekayaannya lewat berbagai yayasan atau rekening rahasia di luar negeri. Hingga kini kekayaan Suharto masih tersimpan rapih oleh keluarga Cendana
Foto: picture alliance/CPA Media
#2. Ferdinand Marcos, Filipina
Ferdinand Marcos banyak menilap uang negara selama 21 tahun kekuasaanya di Filipina. Menurut Transparency International, ia mengantongi setidaknya 10 milyar US Dollar. Terutama isterinya, Imelda, banyak menikmati uang haram tersebut dengan mengoleksi lebih dari 3000 pasang sepatu. Imelda kini kembali aktif berpolitik dan ditaksir memiliki kekayaan sebesar 22 juta USD
Foto: picture-alliance/Everett Collection
#3. Mobutu Sese Seko, Zaire
Serupa Suharto, Mobutu Sese Seko berkuasa di Zaire selama 32 tahun. Sang raja lihai memainkan isu invasi negara komunis Angola untuk mengamankan dukungan barat. Ketika lengser, Mobutu Sese Seko menilap hampir separuh dana bantuan IMF sebesar 12 milyar US Dollar untuk Zaire dan meninggalkan negaranya dalam jerat utang.
Foto: AP
#4. Sani Abacha, Nigeria
Cuma butuh waktu lima tahun buat Sani Abacha untuk mengosongkan kas Nigeria. Antara 1993 hingga kematiannya tahun 1998, sang presiden meraup duit haram sebesar 5 milyar US Dollar atau sekitar 66 trilyun Rupiah. Sesaat setelah meninggal, isterinya lari ke luar negeri dengan membawa 38 koper berisi uang. Polisi kemudian menemukan perhiasan senilai jutaan dollar ketika menggeledah kediaman pribadinya
Foto: I. Sanogo/AFP/Getty Images
#5. Slobodan Milosevic, Serbia
Slobodan Milosevic yang berkuasa di Serbia antara 1989-1997 dan kemudian Yugoslavia hingga 2000 tidak cuma dikenal berkat serangkaian pelanggaran HAM berat yang didakwakan kepadanya, melainkan juga kasus korupsi. Selama berkuasa Milosevic diyakini menilap uang negara sebesar 1 milyar US Dollar atau sekitar 13 trilyun Rupiah.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb
#6. Jean-Claude Duvalier, Haiti
Selama 15 tahun kekuasaannya di Haiti, Jean-Claude Duvalier tidak cuma bertindak brutal terhadap oposisi, tetapi juga rajin mengalihkan uang negara ke rekening pribadinya di Swiss. Saat kembali dari pengasingan 2011 silam, Duvalier didakwa korupsi senilai 800 juta US Dollar.
Foto: picture-alliance/AP/Dieu Nalio Chery
#7. Alberto Fujimori, Peru
Alberto Fujimori berkuasa selama 10 tahun di Peru. Buat pendukungya, dia menyelamatkan Peru dari terorisme kelompok kiri dan kehancuran ekonomi. Tapi Fujimori punya sederet catatan gelap, antara lain menerima uang suap dan berbagai tindak korupsi lain. Menurut Transparency International ia mengantongi uang haram sebesar 600 juta US Dollar atau sekitar 8 trilyun Rupiah.
Foto: picture-alliance/dpa
7 foto1 | 7
Menangani kasus-kasus korupsi kelas kakap
Novel Baswedan merupakan Kepala Satuan Tugas KPK yang menangani beberapa kasus korupsi kelas kakap yang sedang ditangani KPK. Salah satunya adalah kasus dugaan korupsi dalam pengadaan Kartu Tanda Penduduk elektronik (E-KTP).
Novel Baswedan menjadi penyidik di KPK sejak tahun 2007. Selama di KPK, perkara-perkara korupsi kelas kakap yang ditanganinya antara lain: menjemput Nunun Nurbaeti, istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun yang terkait kasus penyuapan di balik terpilihnya Miranda Gultom sebagai deputi senior gubernur Bank Indonesia.
Novel juga berhasil membawa pulang bekas Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin, yang kabur ke Kolombia. Perkara korupsi lainnya adalah yang menyangkut mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) M. Akil Mochtar.
Daftar Tangkapan Kakap KPK
Sekali berada dalam jeratan Komisi Pemberantasan Korupsi, nyaris tidak ada yang berhasil membebaskan diri. Reputasi lembaga antirasuah itu cukup mentereng. Berikut daftar pejabat negara yang dibui berkat kerja KPK
Foto: Adek Berry/AFP/Getty Images
Djoko Susilo
Kasus bekas kepala korps lalu lintas Polri ini banyak dikutip setelah calon Kapolri Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka. Serupa dengan Gunawan, Irjen Pol. Djoko Susilo yang terjerembab lantaran kasus korupsi proyek simulator ujian surat izin mengemudi itu sempat melawan KPK yang kemudian memicu perang Cicak versus Buaya jilid pertama. Djoko Susilo divonis hukuman penjara selama 18 tahun
Foto: picture-alliance/dpa/Mast Irham
Anas Urbaningrum
Penangkapan terhadap Anas antara lain berhasil berkat "nyanyian" Nazaruddin, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat. Pria yang kala itu masih menjabat Ketua Umum Partai tersebut kemudian divonis delapan tahun penjara oleh pengadilan. Tapi ia bukan petinggi Demokrat terakhir yang dijerat oleh KPK terkait kasus Hambalang.
Foto: picture-alliance/dpa
Ratu Atut Chosiyah
Ratu asal Banten ini sedang menancapkan kekuasaannya yang menggurita di provinsi Banten ketika KPK mengubah statusnya menjadi tersangka. Sang gubernur terjungkal kasus pengadaan alat kesehatan dan dugaan suap terkait penanganan sengketa pilkada Lebak, Banten. Ratu Atut dovinis empat tahun penjara.
Foto: Adek Berry/AFP/Getty Images
Suryadharma Ali
Bekas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suryadharma Ali ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi penyelenggaraan ibadah haji. Penetapan tersebut diumumkan di tengah sengitnya masa kampanye jelang Pemilihan Umum Kepresidenan 2014. Hingga kini kasus yang menjerat bekas menteri agama itu masih diproses KPK.
Foto: Adek Berry/AFP/Getty Images
Andi Malarangeng
Andi Malarangeng dan Anas sejatinya adalah dua bintang politik Indonesia yang tengah meroket. Namun tragisnya kedua sosok muda itu terjerembab oleh kasus yang sama. Berbeda dengan Anas, Andi pergi dengan diam setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, sebelum kemudian divonis empat tahun penjara oleh pengadilan Tipikor.
Foto: STR/AFP/Getty Images
Jero Wacik
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik ditetapkan sebagai tersangka, September 2014 karena diduga melakukan tindak pidana korupsi terkait dengan pengadaan proyek di Kementerian ESDM pada 2011-2013. Sejauh ini belum ada kejelasan mengenai kelanjutan kasus yang melibatkan Jero.
Foto: ROMEO GACAD/AFP/GettyImages
Burhanuddin Abdullah
Bekas Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah dinyatakan bersalah karena menggunakan dana milik Yayasan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (YLPPI) senilai Rp 100 miliar untuk bantuan hukum lima mantan pejabat BI, penyelesaian kasus BLBI, dan amandemen UU BI. Kendati tidak terbukti mencoba memperkaya diri sendiri, Abdullah divonis lima tahun penjara
Foto: Getty Images/Adek Berry
Miranda S. Goeltom
Perempuan ambisius yang sudah malang melintang di Bank Indonesia ini resmi menjadi tersangka pada Januari 2012. Ia tersandung kasus suap cek pelawat buat anggota DPR. Duit tersebut dikucurkan selama berlangsungnya pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Periode 2004. Miranda kemudian divonis menginap tiga tahun di balik jeruji besi.
Foto: Getty Images/Adek Berry
Akil Mochtar
Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar, tertangkap tangan di rumah dinasnya saat seorang pengusaha dan anggota DPR sedang menyerahkan duit sekitar Rp 3 milyar. Dana tersebut terbukti adalah uang suap dalam sengketa hasil Pilkada di kabupaten Gunung Mas, Kalimantan. Akil adalah satu-satunya tangkapan KPK yang mendapat vonis hukum seumur hidup dari Tipikor.
Foto: Adek Berry/AFP/Getty Images
9 foto1 | 9
Perseteruan dengan kepolisian
Sementara itu, pada tahun 2012, Novel jadi sasaran bidik kepolisian setelah KPK menetapkan Kepala Korlantas. Polri. Djoko Susilo sebagai tersangka korupsi pengadaan alat simulasi SIM. Demikian dikutip dari Jawapos.
Kasus itu sempat dihentikan atas perintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, kasusnya muncul lagi pada Januari 2015 setelah KPK menetapkan Komjen. Budi Gunawan sebagai tersangka dugaan penerima gratifikasi. Novel juga termasuk salah satu penyidik yang menangani kasus Budi Gunawan tersebut.
Dilansir dari Jawapos, Novel kemudian dipidanakan atas meninggalnya tahanan, ketika dia menjadi penyidik di Bengkulu. Peristiwa yang diangkat lagi jadi isu tersebut, terjadi tahun 2004. Diduga penetapan tersangka Novel merupakan upaya kriminalisasi lantaran ia mengusut kasus Budi Gunawan pada tahun 2015. Belakangan, kasus Novel di-deponering.
Dalam menangani kasus E-KTP, di persidangan Novel mengungkap bahwa politikus Hanura Miryam S. Haryani diancam enam anggota DPR.
Peringkat Korupsi Negara Anggota ASEAN
Indonesia bukan yang terkorup di Asia Tenggara. Tapi pemerintah di Jakarta tertinggal jauh dibandingkan negeri jiran dalam urusan memberantas praktik korupsi di tingkat pejabat tinggi.
Foto: Reuters
Singapura - Peringkat 7 dari 175 Negara
Negeri singa laut ini sejak lama dikenal minim korupsi. Dari tahun ke tahun Singapura nyaris tak pernah absen dari daftar 10 besar negara terbersih di dunia. Namun begitu beberapa sektor tetap dianggap rawan korupsi, antara lain media, industri dan partai politik.
Foto: AFP/Getty Images
Malaysia - 50 dari 175
Praktik korupsi di Malaysia didorong oleh sistem pemerintahan. Sumbangan buat partai politik misalnya, baik dari perusahaan maupun individu, tidak dibatasi dan partai tidak diwajibkan melaporkan neraca keuangannya secara terbuka. Kendati bergitu sejak 2013 Malaysia naik tiga peringkat dalam Indeks Persepsi Korupsi milik Transparency International.
Foto: Reuters/O. Harris
Thailand - 85 dari 175
Pertalian erat antara politik dan bisnis dinilai menjadi sumber terbesar praktik korupsi di Thailand. Tidak jarang posisi puncak di kementrian diambilalih oleh pengusaha yang bergerak di bidang yang sama. Thailand juga termasuk negara yang paling sedikit menjebloskan koruptor ke penjara.
Foto: Nicolas Asfouri/AFP/Getty Images
Filipina - 85 dari 175
Pemerintah negeri kepulauan di tepi laut Cina Selatan ini telah berbuat banyak buat mencegah praktik korupsi. Hasilnya posisi Filipina melejit dari peringkat 94 tahun 2013 lalu ke posisi 85 di tahun 2014. Pencapaian tersebut tergolong apik, mengingat tahun 2011 Filipina masih bercokol di peringkat 129 dari 175 negara.
Foto: picture-alliance/dpa
Indonesia - 107 dari 175
Indonesia berada di peringkat 114 tahun 2013 silam. Dibandingkan negeri jiran yang lain seperti Filipina, pemerintah di Jakarta masih tergolong lambat memberantas praktik korupsi di tingkat pejabat tinggi negara. Sejak awal berdirinya 2004 silam, Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) tercatat cuma mampu menangani sekitar 660 kasus dugaan korupsi, yang membuahkan 322 tuntutan di pengadilan.
Foto: R. Isabell Duerr
Vietnam - 119 dari 175
Negara komunis Vietnam adalah satu dari sedikit negara ASEAN yang tertinggal di bidang penanganan korupsi. Uniknya sebagian besar kasus dugaan korupsi di Vietnam terjadi di sektor swasta. Baru-baru ini empat pejabat perusahaan kereta api negara dipecat lantaran terlibat dalam kasus suap senilai 758.000 US Dollar. Maraknya korupsi menjadi alasan rendahnya keterlibatan investor asing di Vietnam.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Laos - 145 dari 175
Laos tidak cuma tertinggal, malah merosot dari peringkat 140 di tahun 2013 ke posisi 145 tahun lalu. Pemerintah Laos berupaya menghadang gelombang korupsi dengan mendirikan lembaga anti rasuah 2011 silam. Namun hingga kini belum tercatat adanya kasus korupsi besar yang masuk ke pengadilan.
Foto: Global Witness
Kamboja - 156 dari 175
Sejak 2010 pemerintah Kamboja memiliki Undang-undang Anti Korupsi. Tapi perangkat hukum tersebut dinilai tidak melindungi individu yang melaporkan kasus korupsi. Pelapor bisa dihukum penjara jika tudingannya tidak terbukti. Selain itu Kamboja juga mencatat jenis korupsi paling barbarik, yakni menyuap aparat negara untuk melakukan penculikan dalam bisnis perdagangan manusia.
Foto: Reuters
Myanmar - 156 dari 175
Negara yang dikenal dengan nama Burma ini memperbaiki posisi satu peringkat dari 157 ke 156 dalam Indeks Persepsi Korupsi 2014. Berada di bawah kekuasaan militer yang korup selama berpuluh tahun, Myanmar yang kini berada di bawah pemerintahan sipil masih kesulitan menanggulangi maraknya korupsi. Sebanyak 60% perusahaan, baik lokal maupun internasional, mengaku harus menyuap buat mendapatkan izin.
Foto: Reuters
9 foto1 | 9
Sering diteror
Aksi teror dengan penyiraman air keras juga bukan teror pertama yang dialami Novel. Sejumlah serangan teror pernah dirasakan Novel yang diduga terkait dengan pekerjaaannya di Komisi Pemberantasan Korupsi. Novel pernah ditabrak mobil saat tengah mengendarai sepeda motor menuju kantor KPK di Kuningan, Jakarta Selatan.
Dikutip dari CNN, tahun 2015, mobil yang ditumpanginya juga pernah terperosok ke jurang saat ia bersama tim KPK bertugas ke Nusa Tenggara Barat. Kecelakaan terjadi diperbatasan antara Dompu dan Sumbawa. Di tahun yang sama dia juga menerima ancaman akan ditembak.
Wadah Pegawai KPK menyatakan tidak takut atas aksi teror dengan cara menyerang ketua WP sekaligus penyidik, Novel Baswedan. Bagi KPK, teror itu tak akan menyurutkan semangat dalam pemberantasan korupsi yang sudah menggurita di tanah air.
Negara-negara Paling Bersih Korupsi 2015
Negara-negara Skandinavia kembali merajai daftar teratas bersih korupsi, dalam indeks persepsi korupsi, barometer global Transparansi Internasional 2015 yang disusun berdasarkan opini para ahli.
1. Denmark
Dengan sistem penilaian 100 menunjukkan sangat bersih, dan 0 sangat korup, Denmark menduduki peringkat pertama negara paling bersih di dunia dengan skor 91.
Foto: Sandra E. Hausman
2. Finlandia
Skor yang diperolehnya kali ini 90, naik satu peringkat dari tahun lalu. Sejak tahun 1999 sampai dengan 2012 Finlandia selalu menempati peringkat tiga besar. Pada tahun 2012 Finlandia berada di peringkat 1 dari 176 negara. Pada tahun 2000, Finlandia mendapatkan nilai nilai maksimal. Selain Finlandia sampai saat ini hanya Denmark yang bisa capai prestasi ini.
Foto: nyiragongo/Fotolia
3. Swedia
Pada abad ke-19 Swedia pernah menyandang predikat sebagai salah satu negara termiskin di Eropa. Namun tahun 2015, ia masuk tiga besar dengan angka 89. Kebijakan, kerangka hukum dan kelembagaan transparan di di Swedia dianggap sangat efektif dalam memerangi korupsi di lembaga pemerintahan negara ini.
Foto: Fotolia/igor
4. Selandia Baru
Skor Selandia baru turun dari 91 ke 88. Meski demikian jumlah tindak korupsi di negara ini tergolong sedikit. Budaya jujur masyarakat dan transparansi para pejabatnya dianggap berkontribusi pada tingginya skor bersih korupsi di negara ini.
Foto: Fotolia/Christopher Meder
5. Belanda dan Norwegia
Ada dua negara di peringkat ini. Negeri kincir angin masuk lima besar dengan meraih skor 87 bersama Norwegia, yang konsisten menduduki lima besar posisi teratas negara-negara yang bersih dari praktik korupsi.
Foto: Fotolia/samott
7. Swiss
Mendapat skor 86, Swiss dengan konsisten menerapkan metode pemberantasan korupsi dengan aturan sangat ketat bagi perusahaan dalam melakukan bisnis. Praktik suap dan transaksi ilegal dalam bentuk apapun tidak mendapat tempat di negara ini.
Foto: Fotolia
8. Singapura
Skor indeksnya tahun 2015 adalah 85. Lagi-lagi Singapura menjadi negara Asia yang masuk dalam 10 besar. Di negara ini, ketegasan pemerintah dalam membasmi korupsi bergandeng mesra dengan kesadaran masyarakatnya yang mendukung kerja-kerja Badan Investigasi dan Penyidikan Korupsi (CPIB) di negara mini tetangga Indonesia itu.
Foto: Reuters
9. Kanada
Baru-baru ini Kanda pun terpilih sebagai negara terbaik kedua di dunia dalam pengumuman riset US News di Davos. Kini dalam skor Transparansi Internasional, negara industri berteknologi tinggi dengan standar hidup yang tinggi ini, meraih angka 83.
Foto: Konstantin Yuganov/Fotolia
10. Jerman, Luksemburg dan Inggris
Ketiga negara Eropa ini meraih skor sama yakni 81 dalam indeks persepsi korupsi (Corruption Perception Index) Transparansi Internasional untuk tahun 2015.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Burgi
88. Indonesia
Kali ini, Indonesia meraih skor 36, yang artinya meningkat sedikit dari skor 34 tahun sebelumnya. Dengan kenaikan skor tersebut, peringkat korupsi Indonesia turun dari posisi 107 ke peringkat 88, dari 168 negara. Yang berada di posisi sejajar Indonesia tercatat: Suriname, Mesir, Aljazair, dan Albania.