Perancang Tugu Tiananmen Hong Kong Berusaha Selamatkan Karya
13 Oktober 2021Patung setinggi delapan meter karya Jens Galschiot yang dinamakan "Pillar of Shame" telah berdiri di kampus Universitas Hong Kong (HKU) sejak 1997, tahun ketika kota itu diserahkan kembali oleh Inggris kepada Cina. Patung itu menampilkan 50 wajah sedih dan tubuh tersiksa yang ditumpuk, untuk memperingati para pengunjuk rasa yang terbunuh oleh aparat keamanan di sekitar Lapangan Tiananmen di Beijing pada tahun 1989.
Otoritas HKU minggu lalu memerintahkan penyingkiran monumen itu. Selambatnya hari Rabu, 13 Oktober 2021. Jens Galschiot mengatakan kepada kantor berita AFP, dia telah menyewa seorang pengacara lokal dan meminta kejelasan mengenai apa yang akan terjadi dengan karyanya.
"Saya berharap kepemilikan patung saya akan dihormati, dan saya akan dapat mengangkut patung itu keluar dari Hong Kong dalam kondisi yang wajar dan tanpa mengalami kerusakan apa pun," katanya kepada AFP melalui email.
Manifestasi simbolis
Jens Galschiot mengatakan dia lebih suka patung itu tetap berada di Hong Kong. Namun jika pihak berwenang menghancurkan patung itu, warga Hong Kong bisa mengumpulkan "sebanyak mungkin potongan-potongan Pillar of Shane itu.
"Potongan-potongan ini dapat digunakan untuk membuat beberapa manifestasi simbolis bahwa masa kekaisaran telah berlalu - tetapi seni tetap ada," kata seniman Denmark itu. Dia mengatakan, dia juga telah berhubungan dengan orang-orang di Hong Kong yang membuat scan 3D dari patungnya untuk menghasilkan versi miniatur.
Perintah penghapusan patung itu dari HKU dikirim lewat kantor pengacara Mayer Brown, dan ditujukan kepada kelompok "Aliansi Hong Kong", sebuah organisasi yang sekarang dibubarkan, yang biasanya mengorganisir peringatan tahunan Pembantaian Tiananmen.
Tidak ada lagi peringatan Tiananmen di Hong Kong
Universitas Hong Kong mengatakan "masih mencari nasihat hukum dan bekerja dengan pihak terkait untuk menangani masalahnya dengan cara yang sah dan wajar". Kantor pengacara Mayer Brown mengatakan, HKU adalah klien lama mereka dan mereka akan mendampingi dan memberi konsultasi hukum.
"Nasihat hukum kami tidak dimaksudkan sebagai komentar tentang peristiwa terkini atau bersejarah," kata seorang juru bicara Mayer Brown kepada AFP.
Hong Kong dulu adalah satu-satunya tempat di Cina, di mana peringatan pembantaian massal Tiananmen masih ditoleransi. Tetapi sekarang pemerintah kota sepenuhnya berada di bawah kendali Beijing, setelah gelombang protes demokrasi dua tahun lalu ditindas.
Puluhan tokoh oposisi telah dipenjara atau melarikan diri ke luar negeri. Beijing juga memberlakukan undang-undang yang lebih ketat dan tidak menoleransi protes terhadap pemerintah Cina. Banyak pemimpin kelompok "Aliansi Hong Kong" telah ditangkap selama setahun terakhir.
hp/as (afp)