Presiden Perancis Emmanuel Macron mengajak Jerman membentuk aliansi untuk perdamaian Eropa dan dunia. Aliansi Jerman-Perancis berkewajiban memimpin perdamaian di garis depan.
Iklan
Presiden Perancis Emmanuel Macron mendapat kehormatan berpidato di parlemen Jerman memperingati berakhirnya Perang Dunia I (PD I). Sebelumnya, Macron juga turut menghormati para serdadu Jerman Jerman yang tewas dalam dan meletakkan karangan bunga. Inilah untuk pertama kalinya seorang Presiden Perancis mendapat kehormatan itu.
Selama PD I Perancis dan Jerman berhadap-hadapan dan terlibat dalam perang mematikan. Jutaan serdadu Jerman dan Perancis serta sekutunya tewas dalam perang brutal itu. PD I diakhiri dengan penandatanganan perjanjian gencatan senjata antara Jerman dan Perancis, 11 November dekat Paris. Hari itu dijadikan upacara peringatan di banyak negara sekutu. Di Jerman, upacara peringatan korban PD I sejak 1952 dilaksanakan pada Volkstrauertag (Hari Berkabung Nasional), hari peringatan yang selalu jatuh pada hari Minggu, enam minggu sebelum perayaan natal.
Di parlemen Jerman Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan aliansi baru Perancis-Jerman untuk menyiapkan Eropa menghadapi tantangan masa depan. Aliansi ini berkewajiban membangun Eropa yang modern, efisien, demokratis dan damai, katanya.
Emmanuel Macron dalam pidatonya mengatakan, Jerman dan Perancis telah berhasil "mengatasi 200 tahun perang habis-habisan" demi membangun "perdamaian yang langgeng".
Menghadapi gejala nasionalisme picik yang kini bangkit di berbagai negara, Perancis dan Jerman harus berdiri di garis depan. Karena itu, "hari ini kita harus membuka bab baru," kata Macron.
"Eropa, dan di dalamnya aliansi Perancis-Jerman, memiliki kewajiban.. untuk merintis jalan menuju perdamaian," tandasnya. Dia menambahkan, tantangan ke depan termasuk juga perang dagang dan ancaman perubahan iklim.
Puji cara Jerman kelola sejarah gelap
Presiden Emmanuel Macron mendesak Jerman dan Perancis mengambil alih lebih banyak tanggung jawab untuk pertahanan dan keamanannya. Eropa tidak boleh "menjadi mainan kekuatan besar," katanya.
Menyinggung sistem demokrasi yang dibangun di Jerman setelah kehancuran pada akhir Perang Dunia II di bawah rejim NazI Hitler, Macron mengatakan bahwa "tidak ada negara lain yang meneliti sejarahnya dengan sangat tulus, dan mencoba untuk belajar dari pengalamannya".
"Anda memutuskan untuk tidak pernah berhenti mencoba mengatasi sengketa nafsu primitif berperang, dan bekerja tanpa lelah demi perdamaian."
Aliansi Jerman-Perancis motor reformasi Uni Eropa
Sebelumnya, bersama Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Frank-Walter Steinmeier, Emmanuel Macron mengambil bagian dalam upacara peletakan karangan bunga di Monumen Peringatan korban perang "Neue Wache".
Setelah itu, Macron mengadakan pembicaraan dengan kanselir Merkel mengenai pembaruan Uni Eropa. Jerman dan Perancis hari Jumat lalu (16/11) menyetujui proposal tentang anggaran bersama negara-negara anggota zona euro untuk membuat kawasan euro lebih tahan terhadap krisis keuangan dan ekonomi.
Merkel dan Macron juga membahas lebih lanjut rencana pembentukan Tentara Eropa, sebuah gagasan yang minggu lalu disampaikan Presiden Macron dan sempat menyulut kemarahan Presiden AS Donald Trump. Kanselir Angela Merkel mengatakan, Jerman mendukung rencana tersebut.
Pergolakan Politik Jerman dan Berakhirnya Perang Dunia I
Masa Perang Dunia I membawa pergolakan politik besar di Jerman dan akhirnya memaksa Kaisar Wilhelm II mundur. Kekaisaran Jerman berubah menjadi Republik Weimar.
Foto: picture-alliance/AP Photo/AP Images
Pembunuhan di Sarajevo
Perang Dunia I pecah setelah pangeran mahkota Austria, Franz Ferdinand dan istrinya Sophie ditembak mati oleh seorang mahasiswa Serbia, Gavrilo Princip, ketika berkunjung ke Sarajevo 28 Juni 1914. Foto di atas dibuat hanya beberapa saat sebelum aksi penembakan terjadi. Peristiwa itu menyebabkan krisis diplomatik, yang beberapa bulan kemudian meruncing dan menjadi alasan pecahnya PD I.
Foto: picture-alliance/dpa
Pelaku penembakan, mahasiswa muda nasionalis radikal
Gavcrilo Princip, 19 tahun (kanan) digiring aparat keamanan ke kantor polisi di Sarajevo, setelah dia menembak Purra Mahkota Austria Franz Ferdinand dan istrinya. Karena belum genap 20 tahun, Princip tidak dijatuhi hukuman mati, namun meninggal empat tahun kemudian di penjara karena sakit.
Foto: picture-alliance/AP Photo/AP Images
Pidato menentukan di AS
Presiden AS Woodrow Wilson pada 2 April 1917 berbicara di depan Kongres dan mendesak keterlibatan AS dalam perang di Eropa. Empat hari kemudian, AS secara resmi mengumumkan perang terhadap Jerman dan bergabung dengan negara-negara sekutu di Eropa.
Foto: AP
Ambisi perang pimpinan Jerman
Kaisar Jerman Wilhelm II (kiri) membahas situasi perang dengan pimpinan militer Jendral Paul von Hindenburg (tengah) dan Jenderal Ludendorff (kanan), Januari 1917. Kaisar Wilhelm II bersikeras melanjutkan perang, sekalipun sebagian kalangan militer dan politisi sipil menuntut agar perang dihentkan.
Foto: picture alliance/dpa/Everett Collection
Pengakuan kekalahan Jerman
11 November 1918, di atas sebuah gerbong kereta api di Compiegne, sekitar 90 kilometer dari Paris, Jerman dan Sekutu menandatangani gencatan senjata (armistice) yang mengakhiri Perang Dunia I. Jerman diwakili ketua tim negosiator Mathias Erzberger, pihak sekutu diwakili Marshall Ferdinand Foch dari Perancis. Secara teknis, Jerman mengakui kekalahan perang.
Foto: picture-alliance/dpa
Perjanjian Versailles
Awal 1919 dimulai perundingan perdamaian di Paris dan bulan Maret tahun yang sama ditandatangani Perjanjian Versailles yang secara resmi mengakhiri PD I. Jerman diwajibkan membayar reparasi kerugian perang. Pihak sekutu diwakili oleh (dari kiri ke kanan) pimpinan Inggris David Lloyd George, pimpinan Italia Vittorio Orlando, pimpinan Perancis Georges Clemenceau dan Presiden AS Woodrow Wilson.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Krisis pemerintahan
Di Jerman, aksi protes menentang pemerintahan Kekaisaran memuncak November 1918 dalam protes massal dari berbagai kelompok kiri dan perwakilan buruh.
Foto: picture-alliance / dpa
Aksi mogok dan kerusuhan
Kondisi rakyat yang makin sulit karena perang menyulut berbagai aksi pembangkangan dan aksi mogok, diawali dengan pembangkangan sebagian anggota angkatan laut yang menolak berperang. 7 November 1918 di Hamburg warga menuntut bahan makanan dan menyerbu balai kota.
Foto: picture-alliance/akg-images
Berakhirnya Kekaisaran Jerman
November 1918, tokoh Partai Sosialdemokrat SPD Scheidemann mengumumkan pengunduran diri pemerintahan Kekaisaran. Pimpinan SPD Friedrich Ebert diangkat sebagai kanselir Jerman yang kemudian mendeklarasikan pembentukan Republik Weimar Jerman, mengakhiri kekuasaan Kekaisaran. Sebelumnya, Kaisar Wilhelm II dipaksa mengundurkan diri dan mengungsi ke luar Jerman. (Christian Trippe/hp/yf)