Perancis memulai serangan udara terhadap ibukota IS di Suriah, Raqqa, dan melakukan razia di berbagai kota. Paris juga mewanti-wanti negara Eropa lain terhadap rencana serangan teror IS yang dikoordinasi dari Suriah.
Iklan
Duka masih menggelayuti Paris ketika kepolisian dan militer Perancis memulai operasi balas dendam terhadap Islamic State, menyusul serangan teror yang menewaskan lebih dari 130 orang Jumat (13/11/15) silam.
Minggu (15/11/15) malam, angkatan udara Perancis melancarkan serangan udara ke kota Raqqa yang diklaim sebagai ibukota IS di Suriah. Kementrian Pertahanan di Paris mengklaim pihaknya membidik dua target yang merupakan kamp latihan dan pusat komando kelompok teror tersebut.
*Harian Jerman Bild memuat gambar bom yang digunakan militer AS buat membombardir IS di Suriah
Operasi militer di Suriah bakal mendapat dukungan dari Inggris jika Perdana Menteri David Cameron berhasil "meyakinkan parlemen" terhadap serangan udara. "Jika gagal maka itu akan merusak reputasi negeri ini di dunia," ujarnya mewanti-wanti. Inggris berniat menambah kapasitas personal dinas rahasia sebanyak 15% buat menangkal ancaman IS.
Di Paris kathedral Notre Dame mengadakan misa kudus buat mengenang korban yang tewas dalam serangan teror pada Jumat silam. "Mari berdoa untuk harapan, bukan kebencian," kata Uskup Agung Paris, Andre Vingt-Trois.
Reaksi beragam juga muncul dari berbagai politisi di dunia. Namun tidak ada yang menyerupai komentar bakal calon presiden AS, Donald Trump, yang memanfaatkan tragedi Paris buat mengkampanyekan kebebasan memiliki senjata.
Sementara itu kepolisian Perancis melakukan razia di berbagai kota. Lebih dari 150 penggerebekan dilancarkan antara lain di kota Lyon dan kawasan Grenoble. Menurut laporan media, kepolisian berhasil mengamankan senjata pelontar granat, rompi anti peluru dan beberapa pistol serta senapan serbu.
"Lebih dari enam orang" ditangkap di daerah Grenoble, tulis harian "Dauphiné Libéré." Razia juga digelar di Brussels, Belgia. "Kita tahu operasi teror telah atau sedang disiapkan, tidak cuma terhadap Perancis, tetapi juga negara-negara lain di Eropa," kata Perdana Menteri Perancis, Manuel Valls.
Menurutnya serangan di Paris "digagas, disiapkan dan dikoordinasi" di Suriah, kendati semua pelaku berkewarganegaraan Perancis. Menyusul serangan mematikan Jumat silam, Menteri Dalam Negeri Perancis, Bernard Cazeneuve juga berniat menutup masjid yang dijadikan tempat radikalisasi dan mengusir "imam-imam yang mempropagandakan kebencian."
rzn/yf (afp,ap,rtr)
Solidaritas Dunia Terhadap Perancis
Dari Sydney hingga San Fransisco, berbagai kota di dunia ikut menghormati korban serangan teror di Paris. Monumen-monumen bersejarah diterangi dalam warna-warni bendera Perancis sebagai bentuk solidaritas
Foto: Reuters/J. Reed
Dukungan Lewat Lampu
Gedung bersejarah City Hall di San Fransisco diterangi dengan warna biru, putih dan merah, menyusul serangan teror di Paris. Berbicara kepada rekan sejawatnya di Perancis, Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter menjanjikan "segala bentuk bantuan" dalam perang melawan kebiadaban IS.
Foto: Reuters/St. Lam
"Hati Kami Remuk Bersamamu"
"Malam ini gedung Opera akan diterangi dengan warna biru, putih & merah, bendera Perancis. Kami turut berkabung dan berdiri disampingmu, Paris," kicau Maik baird, Perdana Menteri negara bagian New South Wales, Australia.
Foto: Reuters/J. Reed
Belum Ada Serangan Udara
Ikon kota Toronto, Kanada, CN Tower juga disinari warna bendera Perancis. Kendati melayangkan simpatinya buat penduduk Perancis, PM Kanada, Justin Trudeau, mengklaim terlalu dini buat Kanada untuk mempertimbangkan serangan udara terhadap IS di Suriah.
Foto: Reuters/Ch. Helgren
Dukungan dari Cina
Menara Oriental Pearl TV di kawasan perbankan, Luijiazui di Shanghai juga ikut serta dalam aksi solidaritas internasional. Jurubicara Kementrian Luar Negeri, Hong Lei, mengatakan pihaknya "sangat terkejut," atas serangan tersebut dan menyatakan solidaritas terhadap Perancis dalam perang melawan teror.
Foto: Getty Images/AFP/J. Eisele
Simpati dari Meksiko
Monumen kemerdekaan Meksiko, Angel de la Independencia, yang sangat ramai dikunjungi turis berubah warna pada Sabtu malam.
Foto: Reuters/T. Bravo
Berbagi Trauma
Gedung One World Trade Centre di New York yang dibangun di atas puing-puing menara kembar yang hancur berkat serangan teror 11.09.2001, menyinari menaranya dalam warna warni bendera Perancis. Menyusul seragnan di Paris, kepolisian New York menyiagakan aparatnya untuk memperketat pengamanan hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Foto: Getty Images/D.-P. Wright
Solidaritas Berjarak 10.000 KM
Dari Taipei untuk Paris: menara ikonik Taiwan, Taipei 101, juga berubah warna untuk mengenang korban yang tewas dalam serangan teror IS di Paris, Jumat 13/11/15.
Foto: Reuters/P. Chuang
Belasungkawa dari Selandia Baru
Menara Sky Tower di Auckland ikut serta dalam aksi solidaritas buat korban serangan teror di Paris. Perdana Menteri Selandia Baru, John Key, sempat menyuarakan kelegaannya begitu mengetahui putrinya yang belajar seni di Paris berada dalam kondisi baik. "Pikiran kami bersama keluarga korban," ujarnya.