Perang di Tanah Air Pengaruhi Atlet Afghanistan di Indonesia
22 Agustus 2018
Kebangkitan Taliban dan perang yang kembali berkecamuk turut berdampak pada performa atlet Afghanistan di Asian Games Indonesia. Mereka mengkhawatirkan kabar buruk dari sanak saudara.
Iklan
Ketika perang kembali berkecamuk, federasi olahraga Afghanistan berusaha membentengi para atlet yang sedang berlaga di Asian Games dari kabar muram di tanah air. Terakhir militer Afghanistan menghalau serangan kelompok pemberontak terhadap Istana Kepresidenan dan kawasan diplomatik di Kabul. Empat dari sembilan pemberontak dikabarkan tewas ditembak.
"Para atlit akan merasa terpukul jika sesuatu yang buruk terjadi di negara kami," kata Presiden Federasi Taekwondo Afganistan, Najibullah Sekandar. "Sewajarnya jika situasi ini berdampak buruk pada performa mereka. Akan lebih baik jika mereka bisa bertanding dalam kondisi normal, tanpa rasa cemas," imbuhnya lagi.
"Para atlet khawatir terhadap apa yang terjadi di tanah air kami. Di perkampungan atlet, kami berusaha fokus pada kompetisi. Kami tahu tugas kami adalah bertanding dengan baik", ujar presiden federasi Taekwodo Afghanistan itu.
Olahraga di Afghanistan mulai bergeliat
Afghanistan hanya absen empat kali dari arena Asian Games sejak pertama kali digelar tahun 1951. Untuk event Asian Ganmes di Indonesia kalin ini, pemerintah di Kabul mengirimkan 76 atlit, sembian di antaranya perempuan.
Kebangkitan Taliban Bayangi Afghanistan
Enam belas tahun setelah invasi AS, Afghanistan kembali tenggelam dalam jerat terorisme kelompok Islam. Serangkaian serangan teror baru-baru ini semakin memperkuat pengaruh Taliban dan ISIS.
Foto: picture alliance/Photoshot
Stabilitas Yang Rapuh
Rangkaian serangan teror di Afghanistan selama beberapa bulan terakhir menempatkan negeri tersebut dalam posisi pelik dan menggarisbawahi kegagalan pemerintah memperbaiki kondisi keamanan pasca penarikan mundur pasukan perdamaian internasional.
Foto: Reuters/M. Ismail
Kampanye Tanpa Hasil
Serangan tersebut juga menjadi catatan muram kampanye militer Amerika Serikat selama 16 tahun di Afghanistan. Meski serangan udara terhadap Taliban meningkat tiga kali lipat selama 2017, kelompok teror tersebut mampu menggandakan kekuasaannya dan kini aktif di 70% wilayah Afghanistan. Islamic State yang terusir dari Suriah mulai giat menebar teror di negeri tersebut.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Hossaini
Darah di Musim Semi
Pekan lalu Taliban mendeklarasikan dimulainya serangan musim semi yang sekaligus menampik tawaran perdamaian dari Presiden Ashraf Ghani. Kaum militan itu beralasan meningkatnya intensitas kampanye bersenjata adalah reaksi terhadap strategi militer AS yang lebih agresif. Pentagon ingin mendesak Taliban agar menerima perundingan damai dengan meningkatkan serangan udara.
Foto: Reuters
Janji Donald Trump
Tahun lalu Presiden AS Donald Trump mengumumkan strategi baru dengan menambah jumlah pasukan untuk melatih militer Afghanistan. Saat ini sekitar 11.000 pasukan AS bertugas sebagai pelatih atau konsultan keamanan. Trump juga berjanji akan membantu Afghanistan memerangi Taliban dan mempertahankan keberadaan pasukan AS selama dibutuhkan.
Foto: Getty Images/AFP/B. Smialowski
Damai yang "Konspiratif"
Meski mendapat tawaran perundingan damai "tak bersyarat" dari Presiden Ghani Februari silam, Taliban tetap bergeming dan malah menyebut upaya perdamaian sebagai "konspirasi." Pengamat meyakini kelompok teror tersebut tidak akan bersedia mengikuti perundingan damai selama mereka masih lemah. Wilayah kekuasaan Taliban saat ini jauh lebih besar ketimbang sebelum berkecamuknya perang 2001 silam.
Foto: Getty Images/AFP/N. Shirzad
Sikap Ambigu Pakistan
Pakistan mendapat tekanan dari Kabul dan Washington agar tidak lagi melindungi militan dari Afghanistan. Islamabad sejauh ini menepis tudingan tersebut dan mengklaim pengaruhnya di wilayah perbatasan telah banyak berkurang. Situasi tersebut menambah ketegangan antara Pakistan dan Afghanistan.
Foto: DW/H. Hamraz
Nasib Bangsa di Tangan Penguasa Daerah
Selain Taliban, penguasa daerah alias warlords memiliki pengaruh besar di Afghanistan. Tahun lalu, pemimpin Hizb-i-Islami Gulbuddin Hekmatyar kembali ke arena politik di Kabul setelah masa pengasingan selama 20 tahun. Kembalinya Hekmatyar adalah berkat perjanjian damai dengan pemerintah Afghanistan yang ditandatangani pada September 2016. Langkahnya diharapkan dicontoh oleh warlords lain.
Foto: Reuters/O.Sobhani
Sikap Galau Asraf Ghani
Di tengah konflik kekuasaan tersebut, popularitas Presiden Ghani terus menyusut di mata penduduk. Maraknya korupsi dan cekcok tanpa henti di tubuh pemerintah mempersulit upaya Afghanistan menanggulangi terorisme. Terkait serangan Taliban, Ghani mengatakan kelompok teror tersebut "sudah melampaui batas," meski tetap membuka pintu perundingan damai.
Foto: Reuters/K. Pempel
8 foto1 | 8
"Olahraga di Afghanistan membaik setiap hari. Kami berharap stabilitas keamanan terjaga dan atlet kami bisa konsentrasi untuk berlatih dan bertanding," kata Sekandar yang juga bekerja sebagai dokter dan wasit internasional.
Terutama di cabang Cricket Afghanistan mulai menunjukkan kemajuan. Pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, Hameed Hassan dkk. sukses merebut medali perak.
Pertumbuhan pesat olahraga Cricket bahkan turut menyaingi Taekwondo yang masih dianggap cabang olahraga paling populer di Afghanistan. Dalam cabang ini atlet dari Hindukush punya sejarah panjang merebut medali di kejuaraan internasional. Rohullah Nikapi misalnya meraih medali perunggu untuk kelas 58kg di Olympiade Beijing 2008. Atlet Taekwondo lain mencatat prestasi serupa di kelas 68kg pada Olympiade London empat tahun kemudian.
Meski gagal merebut medali di Olympiade Rio 2016, Afghanistan tetap menyimpan ambisi besar untuk Olympiade Tokyo 2020. "Kami meyakini Taekwondo akan menghasilkan medali di Tokyo. Kami memiliki pengalaman dengan menyabet dua medali dan berharap akan menang lagi di Tokyo, kata Sekander.
rzn/as (rtr,ap)
Galeri Foto: Momen-momen Pembukaan ASIAN GAMES 2018
Upacara pembukaan Asian Games 2018 berlangsung di Jakarta tanggal 18 Agustus 2018. Ragam pertunjukan yang mengusung kebhinekaan Indonesia memeriahkan panggung spektakuler. Mana yang paling membuat Anda berkesan?
Foto: Reuters/I. Kato
Presiden Joko Widodo datang ke pembukaan Asian Games 2018 dengan sepeda motor besar.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Puluhan tim olahraga dari masing-masing negara siap bertarung
Foto: Reuters/C. McNaughton
Kontingen Korea (selatan dan utara bergabung dalam event ini) mendapat sambutan amat meriah dari pengunjung.
Foto: Reuters/I. Kato
Afghanistan tak ketinggalan
Foto: Reuters/I. Kato
Atlet Indonesia siap berjuang demi tanah air
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Bhin bhin, Atung dan Kaka
Foto: Reuters/I. Kato
Tarian Aceh dalam ritme harmoni, berganti kostum secepat kilat
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Beragam pertunjukan tradisonal diiringi orkestra
Foto: Reuters/I. Kato
Ragam tari-tarian dalam balutan baju tradisional mencuri perhatian
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Panggung ditata sebagaimana panorama Indonesia
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Anging Mamiri...
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Permainan jemari Joey Alexander mengalunkan irama Gending Sriwijaya
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Beragam lagu dibawakan beragam penyanyi kenamaan
Foto: Reuters/C. McNaughton
Alunan suara Putri Ayu
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Kaya warna-warni dan kemegahan
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Penonton di stadion menyambut meriah
Foto: Reuters/Beawiharta
Kembang api menerangi langit malam Jakarta
Foto: Reuters/W. kurniawan
Tetabuhan dalam kostum tradisional yang unik
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Penari berlari membawa api
Foto: Reuters/Beawiharta
Atlet berprestasi dalam sejarah olahraga Indonesia mendapat kehormatan
Foto: Reuters/C. McNaughton
Penuh haru, Susi Susanti menyalakan obor Asian Games 2018