Perang sektarian di Yaman serta serangan pemboman koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi dikhawatirkan picu letupan kekerasan di seluruh Timur Tengah. Arab Saudi dan Iran kini harus berdialog untuk meredakan konflik.
Iklan
Perang di Yaman serta terus dilancarkannya serangan pemboman lewat udara oleh koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi menjadi sorotan dalam tajuk harian-harian internasional. Konflik di Yaman dikhawatirkan picu ledakan kekerasan terbaru yang menyebar di seluruh Timur Tengah. Arab Saudi kini juga terancam destabilisasi oleh kekuatan pro-Syiah jika kampanye perangnya di Yaman mengarahkan pada dampak chaos.
Harian Perancis Le Monde yang terbit di Paris berkomentar : Serangan udara koalisi Arab terhadap pemberontak Syiah Huthi di Yaman mengancam eskalasi api konflik di seluruh kawasan. Yaman yang merupakan salah satu negara termiskin di dunia, tidak perlu rivalitas antara Riyadh dan Teheran untuk jadi ajang konflik bersenjata antara kelompok etnis, suku dan mazhab agama. Tapi kini negara itu jadi titik berkumpulnya kelompok Suni yang ingin menghentikan laju kelompok Syiah Iran yang dianggap kekuatan imperialis di Yaman. Riyad dan Teheran kini harus memulai perundingan untuk meredakan ketegangan. Langkah itu akan berdampak baik bagi kelompok Arab maupun bagi Iran.
Harian Austria Die Presse yang terbit di Wina dalam komentarnya menulis: Koalisi Arab yang diperlengkapi senjata termodern dari seluruh dunia kini bertempur melawan milisi tempur gurun dari sebuah negara termiskin di dunia. Pesawat tempur F-15 lawan badik. Tapi serangan bom dari pesawat jet F-15 taka akan mampu mengendalikan satu sentimeterpun tanah di Yaman. Sebaliknya, bom yang dijatuhkan pesawat koalisi Arab ke kota dan desa di Yaman hanya akan memicu kebencian dan kemarahan warga yang jadi korban tewas serangan orang kaya dan para bangsawan di Arab Saudi. Juga harus diwaspadai, jika kampanye Arab Saudi melawan pemberontak Huthi di Yaman alami kegalalan, negara itu terancam aksi balasan serangan teror kaum Syiah.
Harian Jerman Die Welt yang terbit di Berlin dalam tajuknya berkomentar: meningkatnya dominasi Iran di kawasan Teluk tidak dibiarkan begitu saja oleh Arab Saudi. Pembentukan sebuah pasukan pan-Arab yang diumumkan dalam KTT Liga Arab di Mesir menjadi tembakan peringatan koalisi Arab terhadap Iran. Ancaman bahwa Yaman yang miskin akan menjerumuskan kawasan Timur Tengah ke dalam dimensi baru pertikaian juga tidak kecil. Satu-satunya yang bisa memadamkan sumbu peledak ini hanyalah Amerika Serikat, yang minimal masih bisa berdialog dengan Riyadh maupun dengan Teheran.
Sementara harian Belanda De Telegraaf yang terbit di Amsterdam menyoroti Amerika Serikat dari sisi lain dalam konflik terbaru di Yaman. Di saat Liga Arab membentuk pasukan bersama untuk menghadapi ancaman konflik baru di Timur Tengah dan koalisi Arab melancarkan serangan pemboman ke posisi pemberontak Huthi di Yaman, Gedung Putih ibaratnya tidak ingin jarinya ikut terbakar konflik. Reaksi Washington sama lambatnya seperti pada saat agresi Rusia di Ukraina atau dalam memerangi jihadis Islamic State di Suriah dan Irak. Vakum kekuasaan Obama menguntungkan Iran. Teheran memperluas pengaruhnya di kawasan, dengan mendukung milisi Syiah Huthi di Yaman dan dalam waktu bersamaan mengirim pasukan untuk ikut membantu memerangsi ISIS di Irak.
as/rzn(dpa,afp)
Yaman Masih Membara
Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi memasuki minggu ke 6 melancarkan serangan udara ke posisi pemberontak Syiah Huthi di Yaman. Tawaran gencatan senjata humaniter memunculkan setitik harapan diakhirinya perang.
Foto: Reuters/N. Rahma
Sanaa Terus Dimbombardir
Walau ada tawaran gencatan senjata humaniter, koalisi militer Arab yang dipimpin Arab Saudi terus melancarkan serangan pemboman dari udara. Kubu pertahanan pemberontak Huthi dan aliansi militer yang setia pada mantan presiden Ali Abdullah Saleh di Sanaa, kembali jadi sasaran pemboman koalisi Arab.
Foto: Reuters/M. al-Sayaghi
AS Usulkan Gencatan Senjata Humaniter
Menlu AS John Kerry (ki) dan Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir (ka), gelar konferensi pers, umumkan usulan AS untuk gencatan senjata humaniter di Yaman. Kerry mengatakan, konflik memicu kelangkaan bahan pangan, obat-obatan dan BBM di Yaman, serta menimbulkan masalah baru di negara tetangga akibat serbuan arus pengungsi.
Foto: picture-alliance/dpa/AP Photo/A. Harnik
Serangan Artileri Serdadu Arab
Artileri Arab Saudi yang disiagakan di perbatasan juga melontarkan tembakan balasan ke posisi pemberontak Syiah Huthi di Yaman. Jurubicara koalisi militer Arab, brigadir jenderal Ahmed al-Assiri menyebutkan, pemberontak Huthi berulangkali menembakkan roket ke wilayah Arab Saudi yang melukai sejumlah warga sipil.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Jamali,
PBB Putuskan Resolusi Yaman
Dewan Keamanan PBB memutuskan resolusi untuk embargo pasokan senjata kepada pemberontak Syiah Huthi di Yaman. Asset global pimpinan kaum Huthi juga akan dibekukan dan diterapkan larangan bepergian. Iran akan mengajukan proposal untuk solusi damai dan mengimbau koalisi Arab hentikan serangan udara.
Foto: REUTERS/L. Jackson
Iran Kirim Kapal Perang
Iran kirim dua kapal perangnya ke Teluk Aden. Alasannya untuk melindungi kapal dagangnya dari serangan perompak. Manuver Iran ini membuat situasi di kawasan konflik sektarian Yaman makin panas. Arab Saudi menuding kapal perang itu hendak menyuplai senjata dan amunisi kepada pemberontak Syiah Huthi.
Foto: Noroozi/AFP/Getty Images
Aden Dikuasai Huthi
Pemberontak Syiah Huthi berhasil menguasi kawasan pusat kota Aden dan sekitar istana presiden (2/3). Dengan jatuhnya Aden secara simbolis kaum Huthi berhasil merebut kubu terakhir dari presiden Mansour Hadi yang menyingkir ke kota ini setelah ibukota Sanaa berhasil direbut pemberontak Syiah Yaman itu
Foto: picture-alliance/AP Photo/Wael Qubady
Serangan Udara Berlanjut
Asap tebal membumbung dari barak milisi di Jabal al-Jumaima kawasan perbukitan dekat ibukota Sanaa akibat serangan udara pesawat tempur koalisi Arab. Petinggi Arab Saudi menegaskan, gempuran lewat udara terhadap posisi pemberontak Syiah Huthi akan terus dilancarkan hingga mereka menyerah kalah dan stabilitas di Yaman kembali tercipta.
Foto: Reuters/M. al-Sayaghi
Operasi Decisive Storm
Jet tempur koalisi Arab yang terdiri dari lebih 10 negara dipimpin angkatan udara Arab Saudi sejak 26 Maret 2015 terus melancarkan serangan udara ke kawasan yang dikuasai pemberontak Syiah Huthi yang diduga didukung Iran. Lebih dari 100 jet tempur dikerahkan untuk aksi 'Decisive Storm' ke Yaman.
Foto: AFP/Getty Images/F. Nureldine
Menangkis Serangan
Pemberontak Syiah Huthi di Yaman menggunakan artileri anti pesawat terbang untuk menangkis serangan udara koalisi yang dipimpin Arab Saudi. Jet tempur koalisi menggempur ibukota Sanaa serta gudang amunisi milik pemberontak di pinggiran ibukota yang dikuasai kelompok pemberontak Syiah itu.
Foto: picture-alliance/dpa/Sinan Yiter / Anadolu Agency
Sanaa Luluh Lantak
Milisi Syiah Huthi menginspeksi kawasan bandar udara Sanaa yang nyaris hancur akibat gempuran pesawat pembom koalisi Arab. Perang itu diibaratkan antara jet tempur F-15 milik Arab Saudi lawan senapan Kalashnikov milik pemberontak. Kaum Syiah Huthi terus bergerak maju dan berhasil menguasai seluruh kawasan ibukota Sanaa serta kawasan lain di selatan Yaman.