1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikIndonesia

Perang Israel-Hamas: RS Gaza Diserang, Ratusan Orang Tewas

18 Oktober 2023

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan ratusan orang tewas dalam ledakan di sebuah rumah sakit di Kota Gaza pada Selasa (17/10). Akibat kejadian tersebut, pertemuan Joe Biden dan pemimpin Arab dibatalkan.

Korban luka dirawat di Rumah Sakit Shifa, Gaza
Pihak berwenang Palestina mengatakan lebih dari 500 orang tewas dalam serangan terhadap Rumah Sakit al-AhliFoto: Mohammed Al-Masri/REUTERS

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan setidaknya 500 orang tewas akibat serangan udara Israel di Rumah Sakit al-Ahli di Kota Gaza. Ratusan korban diyakini masih berada di bawah reruntuhan.

Hamas menuding Israel bertanggung jawab atas serangan tersebut, dan jika terkonfirmasi benar, serangan terhadap Rumah Sakit al-Ahli itu menjadi serangan udara Israel yang paling mematikan dalam lima perang yang terjadi sejak tahun 2008.

Namun, otoritas Israel di sisi lain membantah bertanggung jawab atas ledakan mematikan itu, dan menyatakan bahwa roket "salah tembak" yang diluncurkan Hamas lah penyebabnya.

Beberapa rumah sakit di Kota Gaza menjadi tempat pengungsian ratusan orang, di mana mereka berharap terhindar dari bombardir setelah Israel memerintahkan seluruh warga kota dan sekitarnya untuk mengungsi ke selatan Jalur Gaza.

Abbas: Tiga hari berkabung setelah serangan udara di RS Gaza

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengumumkan tiga hari berkabung menyusul serangan udara mematikan di sebuah rumah sakit di Gaza.

"Apa yang terjadi adalah genosida. Kami menyerukan komunitas internasional untuk segera turun tangan menghentikan pembantaian ini. Diam tidak lagi dapat diterima," dalam keterangan yang dikeluarkan oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pimpinan Abbas sebagai tanggapan atas serangan tersebut.

Abbas dan PLO kehilangan kendali atas Gaza ke tangan Hamas setelah pemilu 2006 dan perebutan kekuasaan dengan kekerasan.

Pemimpin dunia kecam serangan mematikan terhadap rumah sakit di Gaza

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam keras ledakan rumah sakit di Gaza yang menewaskan ratusan warga Palestina.

"Saya ngeri dengan terbunuhnya ratusan warga sipil Palestina dalam serangan terhadap sebuah rumah sakit di Gaza hari ini, yang sangat saya kutuk,” tulisnya di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

"Hati saya bersama keluarga para korban. Rumah sakit dan tenaga medis dilindungi berdasarkan hukum kemanusiaan internasional,” katanya.

Kemarahan global meningkat atas ledakan di rumah sakit tersebut. Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat mengenai masalah ini pada Rabu (18/10) pagi waktu setempat, menyusul seruan dari Uni Emirat Arab (UEA) dan Rusia.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell dan Presiden Prancis Emmanuel Macron turut mengecam serangan tersebut, meskipun seperti halnya Guterres, keduanya tidak mengatakan siapa yang mereka yakini bertanggung jawab atas serangan itu.

"Berita yang datang dari Rumah Sakit al-Ahli di Gaza menambah kengerian atas tragedi yang terjadi di depan mata kita sejak berhari-hari,” kata Borrell.

"Sekali lagi, warga sipil yang tidak bersalah harus menanggung akibatnya. Tanggung jawab atas kejahatan ini harus ditetapkan dengan jelas dan para pelaku harus dimintai pertanggungjawaban,” tambahnya.

"Tidak ada yang bisa membenarkan penyerangan terhadap rumah sakit. Tidak ada yang bisa membenarkan penyerangan terhadap warga sipil. Prancis mengutuk serangan terhadap Rumah Sakit al-Ahli Arab di Gaza yang memakan begitu banyak korban warga Palestina," tulis Presiden Macron di media sosial.

"Akses kemanusiaan ke Jalur Gaza harus dibuka kembali tanpa penundaan.”

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden juga mengungkapkan "kemarahannya” atas insiden tersebut saat terbang ke Tel Aviv, di mana ia diperkirakan akan menekankan dukungannya terhadap Israel.

"Saya marah dan sangat sedih atas ledakan di Rumah Sakit al-Ahli di Gaza dan banyaknya korban jiwa yang diakibatkannya,” katanya.

Biden mengatakan dia telah mengarahkan tim keamanan nasionalnya untuk menyelidiki apa yang terjadi.

Biden terbang ke Tel Aviv untuk menunjukkan dukungannya untuk IsraelFoto: Mandel Ngan/AFP/Getty Images

Biden dijadwalkan tiba di Israel pada Rabu (18/10), di mana ia akan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Namun, perjalanannya ke Amman untuk melakukan pembicaraan dengan Raja Yordania Abdullah, Presiden Mesir Abdel Fatah al-Sissi, dan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas telah dibatalkan.

Menteri Luar Negeri Yordania mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa Yordania telah membatalkan pertemuan puncak tersebut dan mengatakan bahwa perang antara Israel dan Hamas "mendorong kawasan ini ke jurang kehancuran."

Pernyataan Gedung Putih mengatakan pertemuan itu ditunda "mengingat hari-hari berkabung."

"Presiden menyampaikan belasungkawa yang terdalam atas hilangnya nyawa tak berdosa dalam ledakan rumah sakit di Gaza dan mendoakan agar korban luka segera pulih,” tambah pernyataan itu.

ha/rs/pp (Reuters, AFP, AP)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait