Parlemen Eropa menerbitkan resolusi untuk merecah Google. Sebuah langkah keliru, karena hal itu tidak otomatis membuat pesaing jadi besar. Opini Jörg Brunsmann.
Iklan
Argumen anggota Parlemen Eropa: Google tidak memberi peluang kepada pesaing. Pengamatan mereka tepat. Siapapun yang saat ini memerlukan mesin pencari, peta atau video, semua harus mengakses Google. Nyaris tak ada peluang melawan dominasi Google.
Tapi apakah parlemen Eropa bisa menyalahkan Google dan mengancam untuk memcahnya. Jawabnya tegas: Tidak! Karena dominisi perusahaan itu tidak tercipta dengan cara curang, mendesak pesaingnya dari pasar. Mereka yang punya anggapan begitu, artinya tidak memonitor pasar dengan baik.
Harus diketahui, raksasa internet ini tidak punya salah dan tidak jahat. Google dengan cerdik dan konsekuen memanfaatkan seluruh kemungkinan pasar. Memperluas tawaran lewat komputer, smartphone dan gadget lainnya. Menawarkan kacamata Google Glass, agar di masa depan tetap bisa mendikte pasar.
Juga harus dicermati, Google selalu inovatif. Dan tidak takut menarik konsekuensi jika mereka memasuki jalan buntu. Google juga sangat memperhatikan kepentingan usernya, jauh lebih baik dari para pesaing. Inilah basis terpenting yang dimiliki perusahaan, hingga menguasai 90 pangsa pasar Eropa.
Dengan kerja kerasnya ini, Google meraup pemasukan milyaran Euro, yang membuat para pesaing iri. Merekalah yang melobby politik untuk melakukan tindakan. Padahal jika kita melacak sejarahnya, Google asalnya juga berawal dari startup yang digagas mahasiswa, yang ingin menikmati bagian kue dari ekonomi dunia maya yang sedang marak.
Google dulu bangkit pada saat tepat dengan konsep yang tepat di lokasi yang juga tepat. Sebagai user, kita tentu ingin memperoleh hasil pencarian akurat, cepat dan praktis, dan Google adalah jawaban tepat. Jadi, apakah saya harus menggerutu terhadap layanan semacam ini?
Analisa anggota parlemen Eropa bahwa Google mendominasi pasar mesin pencari memang benar. Tapi kesimpulan yang mereka buat salah besar. Seolah dengan itu anggota parlemen meremehkan para user, bahwa mereka bodoh dan tidak kenal Yahoo atau Bing dan yang lainnya. Atau justru parlemen Eropa menyuruh user pindah menggunakan mesin pencari tersebut?
Sebagai pengguna, saya tahu, bahwa hasil pencarian di mesin pencari lain jauh lebih buruk dibanding hasil yang ditawarkan Google. Inilah satu-satunya alasan mengapa user lebih memilih Google. Para anggota parlemen Eropa juga harus tahu, bahwa dominasi Google bukan perintah Tuhan, dan alternatif jaraknya hanya terpaut dobel klik tetikus.
Tapi, jika Uni Eropa berniat memperkecil Google, agar pesaingnya kelihatan tambah besar, ini adalah cara yang salah.
Merek Paling Berharga di Dunia
Survei pemasaran tahunan 'BrandZ' mengukur nilai merek dagang perusahaan melalui performa finansial perusahaan serta opini konsumen. Berikut beberapa merek global yang paling populer dan menguntungkan.
Foto: twitter.com
Tempat Pertama Jatuh ke Tangan ...
Google. Tahun ini sang raksasa internet menggantikan raksasa teknologi Apple sebagai merek dagang paling berharga menurut BrandZ. Dengan inovasi seperti Google Glass, investasi kecerdasan buatan dan kemitraan baru dengan produsen mobil untuk mengintegrasikan sistem pengoperasian Android ke dalam kendaraan, Google meningkatkan 40 persen nilai merek dagangnya menjadi 159 miliar Dolar.
Foto: dapd
Juara Kedua adalah ...
Apple. Terkenal dengan iPhone, iPad dan komputer Mac-nya, perusahaan ini berada di posisi puncak dalam tiga tahun terakhir, namun nilai merek dagangnya turun 20 persen dalam setahun terakhir menjadi 148 miliar Dolar. Pada era pasca-Steve Jobs, sejumlah pihak meragukan apakah kesuksesan perusahaan ini akan bertahan.
Foto: Reuters
Berkat Bisnis B2B
IBM berada pada peringkat ketiga dengan nilai merek dagang sebesar 108 miliar Dolar. Sementara survei serupa hanya memperhitungkan data finansial dalam melakukan pemeringkatan, studi Brandz juga mempertimbangkan opini konsumen.
Foto: picture alliance / dpa
Dinosaurus Bisnis Peranti Lunak
Microsoft masih eksis. Perusahaan yang berhasil menaikkan nilai merek dagangnya sebesar 30 persen menjadi sekitar 90 miliar Dolar dalam setahun terakhir ini menduduki peringkat keempat. Menurut studi, nilai merek dagang perusahaan teknologi ini naik tajam pada periode survei.
Foto: imago/Friedrich Stark
Cara Tercepat Merebut Hati Seseorang ...
... adalah melalui perut mereka, sesuatu yang dipahami betul oleh McDonald's. Raksasa makanan siap saji ini meraup banyak keuntungan dengan memuaskan selera konsumen. Studi memperkirakan nilai merek dagang jaringan restoran ini sekitar 85 miliar Dolar. Namun tampaknya konsumen semakin sadar akan kesehatan. Nilai merek dagang McDonald's turun lima persen dan turun satu peringkat.
Foto: DW/A. Brenner
Sudah Tidak Asing Lagi
Produsen minuman ringan Coca-Cola berada di peringkat enam dengan nilai merek dagang sebesar 80 miliar Dolar.
Foto: DW/P. Hille
Merek Jerman Paling Berharga ...
adalah SAP. Nilai merek dagang perusahaan perangkat lunak ini naik sekitar 6 persen menjadi lebih dari 36 miliar Dolar. Perusahaan Jerman lainnya yang masuk Top 100 adalah Deutsche Telekom (peringkat ke-27), BMW (nomor 32), Mercedes-Benz (posisi ke-42), Siemens (ke-59) dan DHL (posisi ke-73). Sementara jaringan riteler Aldi bertengger di peringkat ke-100 senilai 9,5 miliar Dolar.
Foto: picture-alliance/dpa
Naik Peringkat Kedua Terbesar
Facebook mengalami peningkatan kuat yakni sebesar 68 persen. Walau begitu jejaring sosial ini hanya mampu mengamankan posisi ke-21. Perusahaan yang nilainya naik terbesar adalah perusahaan Internet Cina, Tencent. Nilai merek dagangnya berlipat ganda menjadi 54 miliar Dolar, menaruh grup ini di peringkat ke-14.
Foto: Fotolia/Thesimplify
Ciutan Pertama dalam Peringkat
Ada nama baru dalam 100 besar: Twitter. Layanan jejaring sosial ini memiliki nilai merek dagang sekitar 19 miliar Dolar, meski tidak ada yang tahu persis bagaimana cara layanan ini meraup untung. LinkedIn, jejaring sosial lainnya, juga masuk dalam peringkat untuk pertama kalinya tahun 2014.