Dalam upaya memerangi hoaks terutama jelang pilpres, Kementerian Komunikasi dan Informatika memastikan pembatasan layanan meneruskan (forward) pesan dibatasi menjadi lima, dari sebelumnya 20 kali, dan berlaku hari ini.
Iklan
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan keseriusan pemerintah untuk membatasi penyebaran hoaks melalui media sosial, termasuk melalui platform aplikasi pesan instan.
Penyebaran hoaks melalui aplikasi pesan instan WhatsApp berusaha diminimalisasi melalui fitur pembatasan pesan terusan. Kepastian pembatasan untuk forward pesan ini dicapai setelah diskusi dan pertemuan Keminfo dengan penyedia platform aplikasi WhatssApp sejak September 2017.
"Mulai besok, tanggal 21 Januari siang waktu Los Angeles atau 22 Januari Waktu Indonesia Barat, WhatsApp akan membatasi forward hanya maksimal lima," ungkap Rudiantara Senin (21/01) sore usai pertemuan dengan VP Public Policy & Communications WhatsApp, Victoria Grand di Kantor Kementerian Kominfo.
Facebook Beli WhatsApp
Facebook terus mengembangkan sayap. Mark Zuckerberg membeli perusahaan penyedia jasa pesan pendek yang populer di kalangan remaja : WhatsApp seharga 19 milyar Dolar AS.
Foto: picture-alliance/dpa
Hidup Tanpa WhatsApp?
Bagi banyak pengguna smartphone, hidup tanpa WhatsApp kini sulit dibayangkan lagi. Lebih 450 juta pengguna WhatsApp di seluruh dunia setiap hari memanfaatkan layanan ini untuk saling berkomunikasi. Khususnya di kalangan remaja jasa pengiriman pesan pendek ini amat ngetren.
Foto: picture-alliance/dpa
Kerabat Baru
Jasa pengirim pesan Messenger dari Facebook tidak lagi populer. Dengan membeli WhatsApp seharga 19 milyar Dolar AS, Facebook hendak menggenjot lagi posisi bisnisnya dengan jasa pengiriman pesan pendek ke ranking terdepan.
Foto: picture-alliance/dpa
Penemu WhatsApp
Jan Koum adalah penggagas WhatsApp, dan bersama sahabatnya Brian Actom, pada 2009 mendirikan perusahaan layanan jasa itu. Ini merupakan sejarah sukses terbesar dari sektor bisnis teknologi. Jan Koum belum lama ini masih sesumbar :"Kami ingin lebih besar, dan tidak berniat menjualnya". Kini, dia yang besar, dalam artian kaya raya.
Foto: picture-alliance/dpa
Raksasa Komunikasi
Para pengamat yang pesimis, meramalkan masa kejayaan Facebook akan segera berlalu. Tapi setelah fase pendirian di Palo Alto, kini markas perusahaan di Menlo Park di selatan San Francisco, tumbuh menjadi raksasa komunikasi, yang menghubungkan milyaran orang di seluruh dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
Tetap Tertawa
Mark Zuckerberg selalu tampil santai dengan pakaian gaya anak muda. Ia tertawa makin lebar, setelah mengakuisisi WhatsApp, karena salah satu pesaing kuat sudah ditaklukkan. Dengan "chat realtime" via smartphone sedunia, pelan-pelan layanan sms klasik dengan ponsel akan tamat riwayatnya.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Instagram Sudah Jadi Keluarga
Instagram : jasa layanan dimana penggunanya bisa memposting foto dan melakukan konfigurasi baru, sejak Desember 2012 sudah jadi anggota keluarga Facebook. Saat itu, Instagram dibeli relatif murah seharga satu milyar Dolar AS.
Foto: picture alliance/AP Images
Korban Berikutnya?
Tinggal masalah waktu, Snapchat juga akan diambil alih. Dengan app ini, para pengguna bisa mengirim pesan, foto atau video yang beberapa waktu kemudian menghapus konten secara otomatis. Snapchat kini juga ngetren di kalangan remaja. Facebook tahun lalu sudah mengajukan tawaran akuisisi senilai 3 milyar Dolar AS. Tawaran ditolak para petinggi Snapchat, karena dinilai terlalu rendah.
Foto: picture-alliance/dpa
7 foto1 | 7
Terutama menjelang pilpres, pembatasan pesan terusan ditujukan untuk mencegah agar konten negatif terutama hoaks tidak menjadi viral. "Saya sendiri, sejak September tahun lalu sudah bicara dengan WhatsApp. Juga dengan pemimpin dari lima negara di dunia. Jadi bukan hanya Indonesia, kita membahas bagaimana melakukan pembatasan penyebaran chat ke pengguna lain (limitation number of WhatsApp message share)," jelas Rudiantara.
Meskipun demikian, Rudiantara mengakui fitur ini tidak bisa menjamin 100 persen hoaks tidak akan tersebar. "Tugas kita adalah mitigasi risiko. Bagaimana menekan penyebaran, membuat angkanya serendah mungkin," jelasnya.
Berlaku di seluruh dunia
Aplikasi pesan instan WhatsApp yang muncul pada 2009 itu sebelumnya tidak membatasi jumlah pesan yang dapat diteruskan ke pengguna lain. Setelah tragedi kekerasan yang bermula dari pesan berantai di India, anak perusahaan Facebook ini memberi label "forwarded" pada pesan yang diteruskan dan pada pertengahan 2018 membatasi setiap pesan hanya dapat diteruskan 20 kali.
WhatsApp mengumumkan Senin (21/01) jumlah forward diturunkan menjadi lima. Ini berlaku untuk Indonesia dan global. Sebelumnya hanya India yang dibatasi lima kali dalam meneruskan pesanan.
VP Public Policy & Communications WhatsApp, Victoria Grand menyatakan aplikasi WhatsApp disediakan untuk melayani penggunaan one to one. "Berdasar riset dan diskusi dengan beberapa pemimpin dunia, kami menemukan angka pembatasan lima itu yang paling ideal untuk menghindari penyebaran hoaks," ungkapnya. Grand menyatakan mereka akan memantau apa yang akan terjadi setelah penerapan pembatasan penerusan pesan menjadi hanya lima kali.
6 Kabar Hoax yang Menyulut Perang
Ia bisa memicu konflik, menggulingkan pemerintahan dan memecah belah satu bangsa: kabar bohong alias Hoax sejak lama ikut menggerakkan sejarah peradaban manusia. Inilah kisahnya:
Foto: Fotolia
Fenomena Beracun
Kabar bohong kembali mengalami kebangkitan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pada hakikatnya, berita palsu yang marak di media-media sosial saat ini tidak berbeda dengan propaganda hitam yang disebar buat memicu perang dan kebencian pada abad silam. Fenomena itu mengandalkan jumlah massa untuk membumikan sebuah kebohongan. Karena semakin banyak yang percaya, semakin nyata juga sebuah berita
Foto: Fotolia/svort
Oplah Berganda buat Hearst
Pada 1889 pengusaha AS William Hearst ingin agar AS mengobarkan perang terhadap Spanyol di Amerika Selatan. Untuk itu ia memanfaatkan surat kabarnya, Morning Journal, buat menyebar kabar bohong dan menyeret opini publik, antara lain tentang serdadu Spanyol yang menelanjangi perempuan AS. Hearst mengintip peluang bisnis. Karena sejak perang berkecamuk, oplah Morning Journal berlipat ganda
Kebohongan Memicu Perang Dunia
Awal September 1939, Adolf Hitler mengabarkan kepada parlemen Jerman bahwa militer Polandia telah "menembaki tentara Jerman pada pukul 05:45." Ia lalu bersumpah akan membalas dendam. Kebohongan yang memicu Perang Dunia II itu terungkap setelah ketahuan tentara Jerman sendiri yang membunuh pasukan perbatasan Polandia. Karena sejak 1938 Jerman sudah mempersiapkan pendudukan terhadap jirannya itu.
Foto: Getty Images/H.Hoffmann
Kampanye Hitam McNamara
Kementerian Pertahanan AS mengabarkan bahwa kapal perang USS Maddox ditembaki kapal Vietnam Utara pada 2 dan 4 Agustus 1964. Insiden di Teluk Tonkin itu mendorong Kongres AS menerbitkan resolusi yang menjadi landasan hukum buat Presiden Lyndon B. Johnson untuk menyerang Vietnam. Tapi tahun 1995 bekas menhan AS, Robert McNamara, mengakui insiden tersebut adalah berita palsu.
Foto: NATIONAL ARCHIVES/AFP/Getty Images
Kesaksian Palsu Nariyah
Seorang remaja putri Kuwait, Nariyah, bersaksi di depan kongres AS pada 19.10.1990 tentang kebiadaban prajurit Irak yang membunuh puluhan balita. Kesaksian tersebut ikut menyulut Perang Teluk. Belakangan ketahuan Nariyah adalah putri duta besar Kuwait dan kesaksiannya merupakan bagian dari kampanye perusahaan iklan, Hill & Knowlton atas permintaan pemerintah Kuwait.
Foto: picture alliance/CPA Media
Operasi Tapal Besi
April 2000 pemerintah Bulgaria meneruskan laporan dinas rahasia Jerman tentang rencana pembersihan etnis ala Holocaust oleh Serbia terhadap etnis Albania dan Kosovo. Buktinya adalah citra udara dari lokasi kamp konsentrasi. Laporan tersebut menggerakkan NATO untuk melancarkan serangan udara terhadap Serbia. Rencana yang diberi kode "Operasi Tapal Besi" itu tidak pernah terbukti hingga kini.
Foto: Yugoslav Army/RL
Bukti Kosong Powell
Pada 5 Februari 2003 Menteri Luar Negeri AS, Colin Powell, mengklaim memiliki bukti kepemilikan senjata pemusnah massal oleh Irak pada sebuah sidang Dewan Keamanan PBB. Meski tak mendapat mandat PBB, Presiden AS George W. Bush, akhirnya tetap menginvasi Irak buat meruntuhkan rejim Saddam Hussein. Hingga kini senjata biologi dan kimia yang diklaim dimiliki Irak tidak pernah ditemukan.