Kekurangan Tenaga Kerja, Jerman Incar Perawat Filipina
Nikka Valenzuela
15 Maret 2024
Jerman minta bantuan Filipina mengisi kekurangan tenaga kesehatan dan ingin merekrut lebih banyak perawat dari sana. Akankah Jerman mengikuti langkah Inggris merekrut lebih banyak perawat Filipina?
Iklan
Kemitraan yang lebih luas dan konkret di bidang migrasi dan mobilitas antara Filipina dan Jerman menjadi salah satu pokok pembicaraan antara Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. dalam pertemuan di Berlin, Selasa (12/03).
"Filipina punya banyak pekerja berketerampilan tinggi," kata Scholz dalam konferensi pers bersama. "Ini juga relevan untuk sektor kesehatan kita."
Scholz mengatakan, kerja sama ketenagakerjaan dengan negara Asia Tenggara yang satu itu adalah hal penting bagi Jerman, dan ia ingin membuat kemajuan di sini dengan "cara yang sangat konkret."
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Kanselir Jerman juga mengatakan telah merencanakan "pengembangan lebih lanjut yang sangat komprehensif" dalam kerja sama di sektor pekerja terampil.
"Kami juga berencana untuk menuangkannya ke dalam teks konkret yang bisa kita sepakati," tambahnya.
Marcos menyadari bertambahnya jumlah tenaga kerja pekerja kesehatan Filipina di Jerman, dan menambahkan bahwa kedua negara sedang menyelesaikan pembicaraan mengenai penempatan lebih banyak pekerja terampil Filipina di luar sektor kesehatan.
Iklan
Jerman kekurangan tenaga perawat
Filipina adalah negara penting yang memasok pekerja terampil bagi Jerman. Di sisi lain, pengiriman uang dari warga Filipina yang tinggal di luar negeri menjadi sumber penting peningkatan perekonomian di Filipina.
Bank Sentral Filipina melaporkan bahwa pada 2023, ada lebih dari €573.000 pengiriman uang yang berasal dari Jerman saja.
Saat ini, terdapat sekitar 6.000 perawat Filipina yang bekerja di Jerman. Sekitar 2.000 di antaranya bermigrasi lewat program antarpemerintah yang mempersiapkan dan menempatkan perawat Filipina ke berbagai fasilitas layanan kesehatan Jerman.
Antara tahun 2030 dan 2040, kekurangan tenaga kerja di fasilitas layanan kesehatan di Jerman diperkirakan akan menjadi masalah yang lebih besar karena meningkatnya populasi lansia yang butuh perawatan, ujar Wido Geis-Thöne, ekonom senior di Institut Ekonomi Jerman.
Profesi yang Dicari di Jerman
Jerman kekurangan tenaga kerja di sektor-sektor tertentu. Sehingga kini Jerman berusaha rekrut dari negara-negara di luar Uni Eropa. Pemerintah dan para pemimpin bisnis sudah capai kesepakatan. Berikut enam di antaranya.
Foto: imago/Westend61
Pekerja bidang metalurgi
Untuk menambah pekerja di bidang ini, pemerintah membuat rencana untuk mengurangi birokrasi sehingga Jerman tampak lebih menarik bagi pekerja dari luar negeri.
Foto: Imago Images/photothek/T. Trutschel
Insinyur bidang listrik
Selain itu, para pemimpin bisnis juga setuju akan membantu para pekerja yang datang dari luar negeri untuk bisa berbahasa Jerman, mencari tempat tinggal yang sesuai, dan membantu melalui sulitnya birokrasi.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Stratenschulte
Perawat di rumah sakit
Pekerjaan ini kerap melibatkan tekanan tinggi terhadap pekerja, ditambah lagi stres karena mengurus orang sakit. Dalam kesepakatan yang dicapai pemerintah Jerman dan para pemimpin bisnis, pekerja dari luar negeri juga akan mendapat kemudahan mengurus izin tinggal di Jerman serta dapat segera mulai bekerja.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Karmann
Perawat lanjut usia
Seperti halnya perawat orang sakit, perawat lansia juga kerap mengalami stres berat, apalagi jika orang lanjut usia yang diurus juga menderita sakit. Untuk mempermudah pekerja yang berminat datang dan mulai bekerja di Jerman, kualifikasi dari negara lain akan mendapat pengakuan lebih mudah.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Charisius
Ilmuwan komputer
Ilmuwan bidang komputer dan pengembang piranti lunak juga termasuk profesi yang jumlahnya sedikit di Jerman. Menteri Perekonomian Jerman, Peter Altmaier mengatakan, perekonomian Jerman bisa lebih berkembang lagi, jika punya lebih banyak pekerja yang handal di bidangnya.
Foto: picture-alliance/dpa/Bildfunk/C. Gateau
Juru masak
Ternyata Jerman juga kekurangan juru masak handal. Untuk menutupi kekurangan di bidang ini dan bidang-bidang lain, pemerintah sudah berusaha untuk menarik pekerja berkualifikasi antara lain dari Meksiko, Filipina, Brazil, India, serta Vietnam. (Sumber: AFP, dpa, AP; Ed.: ml/rap)
Foto: imago/Westend61
6 foto1 | 6
Apa dampak brain drain pekerja medis di Filipina?
Filipina adalah pemasok tenaga perawat terbesar di dunia, dengan sekitar 620.000 pekerja layanan kesehatan berlisensi yang aktif dalam angkatan kerja, sekitar 51% di antaranya bekerja di luar negeri, menurut Kementerian Kesehatan Filipina.
Namun, meski jumlah petugas layanan kesehatan di Filipina cukup besar, negara ini masih berjuang dengan kekurangan staf. Pada tahun 2022 diperkirakan ada sekitar 106.000 posisi perawat yang tidak terisi di fasilitas Kesehatan dan rumah sakit pemerintah dan swasta, menurut angka dari Kementerian Kesehatan.
Jerman hanyalah salah satu dari banyak negara yang mencari pekerja medis berkualitas dari luar negeri untuk mengimbangi kekurangan tenaga kerja. Sementara layanan Kesehatan Nasional di Inggris mempekerjakan sekitar 40.000 perawat Filipina.
Ribuan perawat Filipina lainnya bermigrasi ke Amerika Serikat, Australia, Kanada, dan negara-negara lain di mana pekerja layanan kesehatan mendapatkan upah dan kondisi kerja yang lebih baik dibandingkan di Filipina.
Berkarier Sebagai Perawat di Jerman
Merasa terpanggil untuk jadi perawat, Fransisca Wara Antini akhirnya menempuh pendidikan keperawatan di Jerman, walaupun sebenarnya ia tidak datang ke Jerman untuk menjadi perawat. Simak ceritanya di rubrik #NegeriOrang.
Foto: DW
Berkarier Sebagai Perawat
Inilah Fransisca Wara Antini. Perempuan kelahiran Yogyakarta ini sudah tinggal di Jerman selama 29 tahun. Ia berkarya sebagai perawat di St. Franziskus-Hospital, di kawasan Ehrenfeld di kota Köln.
Foto: DW
Bekerja di Rumah Sakit
Rumah sakit St. Franziskus-Hospital adalah tempat Fransisca Wara Antini menimba pendidikan sebagai perawat, dan kemudian berkarier.
Foto: DW/M. Linardy
Bekerja di Kawasan Ramai di Köln
Ehrenfeld adalah nama kawasan di kota Köln, di mana Fransisca bekerja. Di sekitarnya terdapat apartemen tempat tinggal, toko, restoran kecil, dan restoran kebap. Ehrenfeld tidak jauh dari pusat kota Köln, dan penduduknya padat.
Foto: DW/M. Linardy
Bangunan Baru Rumah Sakit
Fransisca menceritakan, bagian ini baru didirikan beberapa tahun lalu. Sebelumnya, rumah sakit yang terletak di tengah kawasan yang ramai ini, berukuran jauh lebih kecil.
Foto: DW/M. Linardy
Suasana Tenang di Tengah Kota
Walaupun terletak di tengah kawasan ramai, jika memasuki gedung dari depan, orang bisa segera merasakan suasana tenang.
Foto: DW/M. Linardy
Menangani Perawatan Pasien
Untuk memudahkan pekerjaan, pasien dibagi dalam tiga kelompok, sesuai nomor ruangan tempat pasien tidur. Fransisca bekerja di stasiun C2 di St. Franziskus-Hospital.
Foto: DW
Memberikan Obat Sesuai
Membagikan obat sesuai yang ditetapkan dokter yang memeriksa pasien, adalah bagian tugas para perawat yang bekerja di tiap stasiun. Selain itu, jika masuk tugas pagi, perawat seperti Fransisca juga harus memandikan pasien. Pasien yang tidak mampu bergerak sendiri, harus dipindah posisinya, agar kulitnya tidak luka akibat tergeletak terlalu lama.
Foto: DW
Juga Mencakup Urusan Administrasi
Bekerja sebagai perawat bukan hanya mengurus pasien, tetapi juga mengurus data tentang pasien. Setiap perawat harus mengecek apa yang telah tercatat tentang pasien ketika mulai bertugas, kemudian melengkapi data pasien sesuai apa yang terjadi saat ia bertugas.
Foto: DW
Kapel Di Bangunan Rumah Sakit
Di dalam bangunan rumah sakit St. Franziskus, juga terdapat sebuah kapel atau gereja kecil, yang kira-kira bisa memuat 150 orang.
Foto: DW/M. Linardy
Menyampaikan Syukur
Setelah bekerja seharian, Fransisca biasanya singgah di kapel di bangunan rumah sakit untuk berdoa singkat. Setelah itu pulang dan melakukan aktivitas lain. Berintegrasi dengan masyarakat Jerman sangat penting, katanya. Ia juga memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada rekan-rekannya, misalnya lewat acara makan bersama. Penulis: Marjory Linardy (ap)
Foto: DW
10 foto1 | 10
Eleanor Nolasco, Presiden Filipino Nurses United, mengatakan perawat yang bekerja di rumah sakit dan lembaga nasional di Filipina hanya mendapat gaji 36.000 peso atau sekitar Rp10 juta. Sementara gaji yang ditawarkan di luar negeri jauh lebih besar.
Gaji di sektor swasta di Filipina bahkan lebih rendah lagi, kata Nolasco, karena banyak perawat menerima upah minimum sekitar 15.000 peso atau sekitar Rp4,2 juta.
Perawat juga mengeluh karena beban kerja yang terlalu banyak, harus bekerja lebih lama, serta cenderung menangani pasien dalam jumlah yang tidak aman, kata Presiden Aliansi Pekerja Kesehatan Robert Mendoza kepada DW
Kedua aliansi pekerja tersebut mengatakan rendahnya upah serta kurangnya keamanan kerja dan kemajuan karir masih menjadi alasan utama mengapa angkatan kerja yang mengalami demoralisasi memilih untuk meninggalkan negaranya.