Seorang perawat asal Jerman dipenjara seumur hidup karena terbukti membunuh dua pasien dan dicurigai terlibat dalam kematian 33 pasien lain. Penyidik mengatakan pelaku mengaku membunuh lebih banyak pasien.
Pelaku, Niels H. dalam proses persidangan tahun 2015Foto: picture alliance/dpa/I. Wagner
Iklan
Hingga kini kepolisian masih belum mengetahui berapa jumlah pasien yang tewas di tangan Niels H. Perawat berusia 39 tahun itu pernah divonis penjara seumur hidup karena terbukti membunuh dua pasien. Tapi kini ia mengaku jumlah korbannya jauh lebih banyak.
Saat ini penyidik masih menunggu hasil otopsi 200 pasien. Dari 99 jenazah yang telah diperiksa, sedikitnya 33 meninggal dunia lantaran overdosis. "Kami bisa katakan mimpi buruknya belum berakhir," kata Johann Kuehme, Kepala Kepolisian Oldenburg.
Dikisahkan Niels H. selalu tampil cemerlang saat menjadi perawat di klinik Delmenhorst. Bekas rekan kerjanya berkisah betapa ia selalu sigap dan berulangkali menyelamatkan nyawa pasien lewat proses reanimasi.
Saat itu tidak ada yang tahu bahwa Niels H. sendiri yang membuat kondisi pasien memburuk untuk bisa menyelamatkan nyawa yang bersangkutan di detik-detik terakhir. Hal tersebut ia lakukan demi membangun reputasi mentereng sebagai perawat.
7 Perempuan Pembunuh Berantai
Jack The Ripper mungkin pembunuh berantai yang paling dikenal dunia. Namun tidak banyak yang mengenal perempuan pembunuh berantai. Kejahatan mereka sama mengerikannya dan jadi ilham bagi penulis buku dan pembuat film.
Foto: picture-alliance/United Archives/TopFoto
Erzsébet Báthory (1560-1614)
Kisah Erzsébet Báthory terdengar seperti cerita film horor. Perempuan dari kalangan bangsawan Hongaria ini kabarnya membunuh 80-600 perempuan muda, dan mandi dengan darah mereka. Katanya, dengan cara itu ia awet muda. Ada juga yang berpendapat, Báthory adalah korban fitnah dan intrik politik jaman itu. Kisahnya jadi legenda "Countess Dracula", karena ia kerap dibandingkan dengan drakula.
Belle Gunness (1859-1908)
Belle Gunness dikenal dengan sebutan Black Widow. Ia dituduh membunuh 40 pria. Beberapa adalah suaminya. Setelah kematian mereka, Gunnes kantongi uang warisan. Mereka diduga mati akibat diracun, namun tidak ada tuduhan yang bisa dibuktikan. Ia mencari suami dengan pasang iklan. Ia juga pekerjakan PSK di peternakannya, yang kemudian juga tidak diketahui lagi keberadaan mereka.
Foto: picture-alliance/United Archives/TopFoto
Leonarda Cianciulli (1894-1970)
Walaupun "hanya" terbukti melakukan tiga pembunuhan, namun Leonarda Cianciulli bisa dianggap yang paling sadis. Selain dipakai untuk membuat sabun, mayat korbannya ia olah menjadi kue. Antara tahun 1939 dan 1940 ia membunuh tiga perempuan di Correggio, Italia.untuk kejahatanannya, Leonarda diganjar 30 tahun penjara.
Juana Barraza (lahir 1957)
Juana Barraza terkenal sebagai pegulat profesional di Meksiko dan juga sebagai pembunuh berantai. Ia terbukti membunuh serta merampok 11 perempuan berusia lanjut. Ia diduga membunuh 49 orang. Untuk kejahatannya, ia dijatuhi hukuman penjara 759 tahun. Ibunya pecandu alkohol, dan berkali-kali "menukar" putrinya dengan tiga gelas bir. Pria pemberi bir memperkosa Juana berkali-kali.
Foto: Getty Images/AFP/D. Deolarte
Aileen Wuornos (1956-2002)
Aileen Wuornos dari AS membunuh tujuh pria. Ia dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi tahun 2002. Kisah hidupnya diangkat dalam sejumlah film, acara TV dan buku. Film yang paling terkenal adalah "Monster". Charlize Theron yang memerankan Wuornos mendapat piala Oscar dan Golden Globe 2004 sebagai aktris perempuan terbaik.
Foto: Getty Images/Florida DOC
Jane Toppan (1857-1938)
Ia mengaku membunuh 31 orang. Ia katakan, ambisinya adalah "membunuh orang lebih banyak lagi - orang yang kesulitan - lebih banyak dari orang lain yang pernah membunuh." Ketika bekerja sebagai perawat, ia ubah resep obat yang diberikan kepada pasien. Ketika diinterogasi setelah ditangkap ia katakan, mendapat kepuasan seks jika pasien sekarat, keluar dari keadaan sekarat dan kemudian sekarat lagi.
Amelia Dyer (1837-1896)
Amelia Dyer membunuh bayi selama lebih dari 20 tahun. Ia diadili dan dihukum gantung karena sebuah kasus, tapi diduga keras ia membunuh lebih dari 400 bayi. Ia membuka rumah penitipan bagi bayi dan anak kecil. Ia berjanji memberikan makanan dan pakaian sesuai kebutuhan. Jika dititipkan anak, ia membunuh anak itu dan mengantongi uang biaya penitipan yang dibayar bagi anak itu.
7 foto1 | 7
Tanggungjawab Manajemen Rumah Sakit Sebagian pasien berhasil diselamatkan. Tapi setidaknya dalam 30 kasus, Niels H. gagal menghidupkan kembali pasien yang sekarat lantaran overdosis. "Manusia cuma boneka buat Anda," tukas ketua majelis hakim kepada sang pelaku dalam persidangan tahun 2015.
Bahwa pihak rumah sakit tidak menyadari tingginya tingkat kematian pasien di bawah pengawasan pelaku kini turut dipertanyakan kepolisian. "Tahun 2003/2004 kasus kematian tiba-tiba melonjak menjadi sepuluh persen," kata seorang dokter kepala di klinik Demenhorst.
"Besar kemungkinan bahwa pembunuhan di Delmenhorst bisa dicegah," tutur Kepala Polisi, Kuehme. Kini Kejaksaan melancarkan penyelidikan terhadap delapan pegawai manajemen rumah sakit dengan tuduhan pembunuhan lewat pembiaran.
rzn/vlz (afp, sueddeutsche, spiegel)
Menguak Sosok Jack the Ripper
Seorang pakar biologi molekuler berhasil menguak sosok di balik pembunuh berantai Jack the Ripper. Temuan tersebut mengakhiri misteri kriminal yang telah berlangsung lebih dari satu abad.
Foto: Bernd Uhlig
Korban Perempuan
Selama hidupnya, Jack the Ripper telah membunuh lima perempuan yang semua berprofesi sebagai penjaja seks. Tiga di antaranya, Annie Chapman, Mary Ann Nicholls und Elizabeth Stride (ki/ka.) ditemukan dengan leher terkoyak dan organ tubuh terburai.
Foto: picture-alliance/dpa
Balada Jack the Ripper
Salah satu tersangka utama adalah Aaron Kominski. Warga Yahudi Polandia itu bermigrasi ke London pada 1880 dan bekerja sebagai tukang cukur di kawasan Whitechapel, di mana pembunuhan terjadi. Lebih dari seabad kemudian seorang pakar Biologi Molekuler berhasil membuktikan keterlibatan Kominski berkat analisa DNA dari sepotong kain yang ditinggalkannya di tempat kejadian perkara.
Foto: Imago/United Archives International
Sepotong kain milik Catherine Eddowes
Catherine Eddowes adalah satu-satunya korban yang dibunuh di pusat kota London. Mukanya dirusak, perutnya dirobek dan ginjalnya menghilang. Pada jenazahnya ditemukan sepotong kain yang kemudian disimpan secara pribadi selama lebih dari seabad. Pada kain itulah ilmuwan menemukan bercak darah dan sperma yang dibuktikan adalah milik korban dan Aaron Kosminski.
Foto: picture alliance/Mary Evans Picture Library
Santapan Media
Jack the Ripper bukan pembunuh berantai pertama. Tapi ia adalah yang pertama yang menjadi santapan media. Tidak cuma di Inggris, tapi juga di seluruh dunia. Nama Jack the Ripper sendiri berasal dari selembar surat yang dikirimkan kepada Central News Agency. Di dalamnya sang penulis mengaku sebagai pembunuh yang dicari oleh kepolisian.
Foto: Imago/United Archives
Kegilaan Tak Berbatas
Kesadisan Jack the Ripper melegenda antara lain berkat sekotak paket yang dikirimkan kepada seorang pengusaha lokal, dua pekan setelah kematian Catherine Eddowes. Di dalamnya terdapat ginjal yang tinggal separuh dan sepotong surat. Di dalamnya sang penulis mengisahkan bagaimana ia "menggoreng dan memakan" ginjal tersebut. Ia juga menulis betapa "lezatnya" santapannya itu.
Foto: Imago
Inspirasi Seni
Kisah Jack the Ripper dan kegilaan yang menyertainya sejak lama menjadi inspirasi bagi seniman dan penulis. Tercatat 13 film pernah dibuat berdasarkan kisah Aaron Kominski. Tak terhitung pementasan teater yang juga mengusung kisah biadab sang pembunuh berantai.