1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perayaan Hari Buruh di Indonesia

Zaki Amrullah1 Mei 2008

Peringatan Hari Buruh Sedunia, Mayday di Indonesia 1 Mei dirayakan kaum buruh dengan menggelar aksi unjuk rasa serempak di sejumlah kota besar di Indonesia.

Demonstrasi Hari Buruh 1 Mei di JakartaFoto: AP

Selain melibatkan sejumlah serikat buruh, demonstrasi untuk menuntut perbaikan upah ini juga diikuti oleh serikat petani, mahasiswa, dan pegiat HAM.

Ribuan anggota sejumlah Serikat buruh dari kota kota sekitar Jakarta telah memenuhi jalan jalan ibukota sejak pagi hari untuk merayakan Mayday. Di Jakarta, peringatan hari buruh internasional dipusatkan di sejumlah titik seperti depan gedung Parlemen, Bunderan HI, lapangan banteng dan dipungkasi di depan Istana negara. Secara umum, tuntutan buruh kali ini, sama seperti tahun tahun sebelumnya, yaitu penghapusan sistem kerja outsourcing atau sub kontrak, serta perbaikan upah kerja. Seperti yang diteriakan mereka didepan Istana Negara.

“Kita bangsa merdeka katanya, tapi dari segi ekonomi kita dijajah, SBY JK menjadikan kita budak karena mereka mengusulkan UU outsourcing kepada DPR dan DPR menyetujuinya. Kita ingin makmur sebagaiman jaminan dalam Undang Undang Dasar, bahwa setiap warga negara berhak punya pengasilan, itu yang kita tuntut”

Meski dirayakan ditengah hari libur nasional, namun kemeriaan Mayday kali ini tak berkurang. Spanduk, bendera dan poster poster yang berisi tuntutan kenaikan upah buruh bertebaran di jalan jalan. Selain meneriakkan yel-yel, sejumlah kelompok juga menggelar atraksi seni untuk mendesakan tuntutan. Polisi menutup jalan jalan utama yang akan dilalui pengunjuk rasa, serta membuat pagar betis didepan istana negara, tempat konsentrasi massa terbesar.

Peringatan Mayday kali ini, digelar ditengah melambungnya harga harga barang dan sulitnya mencari lapangan kerja. Tak heran banyak kelompok memanfaatkan Mayday juga untuk mengkritik kegagalan pemerintah melindungi buruh dan mengentaskan kemiskinan seperti kata salah Seorang Pengunjuk Rasa dari Aliansi Buruh Menggugat, ABM.

“Kalau dari segi kebijakan, Tidak ada satupun proteksi kebijakan yang berpihak ke rakyat. Tidak ada satupun berpihak kepada buruh. Hari ini yang terancam tidak cuma buruh pabrik, tapi semuanya terancam, mulai dari mahasiswa, masyarakat, anak muda semuanya terancam. Tingkat stres semakin tinggi, pengangguran , kemiikinan semakin banyak dampak dari ketidakpastian kerja serta tidak adanya perlindungan”

Selain di Jakarta, unjuk rasa untuk memperingati hari buruh internasional juga digelar di sejumlah kota seperti Surabaya, Bali, Medan dan Makassar.