Percobaan Pembunuhan Hitler 20 Juli 1944
20 Juli 2007Keraguan baru hilang ketika satu hari sesudahnya 21 Juli 1944 Hitler menyatakan dirinya selamat dari serangan bom yang disembunyikan dalam sebuah tas kantor
„Sebuah kelompok kecil tentara yang berambisi, tidak berprinsip sekaligus tidak berakal, kriminal, bodoh berkomplot untuk menyingkirkan saya dan segenap pimpinan angkatan bersenjata Jerman.“
Hitler mengumumkan para pengkhianat itu akan diburu tanpa ampun. Pada saat itu Kolonel Claus Schenk Graf von Stauffenberg dan tiga orang kepercayaannya sudah mati. Tidak banyak yang berani melakukan tindakan perlawanan aktif terhadap Hitler. Di antaranya serdadu Ewald-Heinrich von Kleist, yang ayahnya pernah terlibat dalam rencana penyerangan dan dihukum gantung oleh NAZI. Putra Kleist secara kebetulan selamat walaupun pada saat-saat dramatis berada di sisi Graf Stauffenberg dan aktif dalam rencana serangan tersebut. Sebagai salah satu saksi mata yang masih hidup tahun 1994 dalam sebuah wawancara televisi dalam rangka 50 tahun peringatan insiden tersebut ia menyebutkan motif penyerangan itu
Kleist: „Sungguh hal yang menyiksa saya bahwa kejahatan dilakukan atas nama Jerman. Saya telah berjanji kepada diri saya bukan hal yang tidak mungkin, tidak menunjukkan dunia bahwa juga terdapat hal lainnya di Jerman. Dan alasan lain yang sangat penting bagi saya: Saya yakin, jika orang berusaha maka akan terdapat peluang besar, dimana nantinya akan banyak orang yang masih dapat hidup. Itulah point yang sangat penting. Dan bahwa Jerman tidak akan terlalu hancur.“
Dalam propaganda resmi, serangan 20 Juli 1944 dianggap kurang memiliki arti. Tapi pada kenyataannya Hitler dan pengikutnya yang fanatik, menjadi cemas akan moral perang pasukan dan kwalitas korps tentara. Dalam beberapa minggu dan bulan berikutnya sekitar 1000 pria dan wanita ditangkap dengan tuduhan terlibat dalam rencana menggulingkan rejim NAZI. Sekitar 200 orang dikenai dakwaan sebagai pengkhianat oleh mahkamah pengadilan rakyat. Selain anggota militer yang melakukan serangan 20 Juli, diantara mereka yang dihukum mati juga banyak tokoh politik partai terlarang, serta pihak gereja dan serikat buruh yang melakukan perlawanan.
Motif serangan terhadap Adolf Hitler 60 tahun lalu selanjutnya masih menjadi tema diskusi yang kontroversial, misalnya tentang perkembangan Jerman jika serangan itu sampai berhasil. Tapi terdapat pula kritik atas tuduhan bahwa para terdakwa kurang memiliki pengertian demokrasi, jadi tujuan murninya bukan membebaskan Jerman dari tirani. Detlef Graf yang ayahnya juga dihukum mati oleh NAZI menilai, pembelaan prinsip negara hukum adalah hal terpenting, yang ingin dibela pelaku serangan 20 Juli 1944
„Jika negara hukum sampai hancur, itu hal paling berbahaya karena semuanya akan meliputi seluruh bidang kehidupan, di segala lapisan masyarakat. Dan saya pikir, apa yang terjadi tanggal 20 Juli dan yang dapat digambarkan melalui tanggal 20 Juli adalah tentang arti negara hukum.“