1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Penjualan Daging Anjing di Balik Kian Marak

12 Juli 2017

Perdagangan daging anjing di Bali makin marak Banyak turis yang tertipu membeli sate anjing dari pedagangan asongan. Kini banyak turis yang ancam tak akan kunjungi lagi pulau Dewata.

Bildergalerie China Hundefleisch
gambar IlustrasiFoto: Reuters/K. Kyung-Hoon

Banyak turis asing di Bali "tertipu" makan daging anjing yang dijajakan pedagang asongan dalam bentuk sate. Perdagangan masakan daging anjing di pulau Dewata itu dalam beberapa tahun belakangan, juga makin terbuka. Walau praktek "penjagalan" anjingnya dilakukan sembunyi dari mata publik dan aparat pemerintah.

Animal Australia melaporkan, untuk kebutuhan konsumsi, setiap tahunnya lebih 100.000 ekor anjing disembelih dengan cara brutal di Bali. NGO ini juga melansir rekaman video, yang menunjukkan penangkapan dan penjagalan anjing. Kantor beritra  Reuters yang mempublikasi ulang menyatakan tidak bisa melakukan verifikasi keasliannya.

Penjualan Daging Anjing di Bali Marak, Turis Ancam Hengkang

01:28

This browser does not support the video element.

Hanya saja dari gambar di Video, dimana terlihat tulisan daging RW, sebutan populer untuk daging anjing, dan plakat yang menunjukkan nomor telefon dan nama Made, diyakini laporan ini benar. Beberapa turis asal Australia yang diwawancara mengatakan, cemas dengan tren tersebut. Bahkan banyak yang mengancam tidak akan datang lagi ke Bali, jika praktik penjualan daging ajing tidak dliarang secara resmi oleh pemerintah lokal.

Gubernur bantah berita di medsos

Menanggapi topik yang terus bergulir di medsos ini, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika membantah berita yang beredar. Ia meminta wartawan menyaring berita. Disebutkan tidak ada pembunuhan anjing dengan sianida dan kemudian dagingnya dijual. Yang dilakukan adalah vaksinasi massal anjing.

Namun Linda Buller, pendiri NGO pelindung anjing di Bali, BARC mengkonfirmasi adanya tren makan daging anjing di Bali yang marak sejak satu dekade terakhir. Buller menegaskan, perdagangan daging ajing dilakukan secara ilegal. "Warga Hindu Bali tidak punya tradisi makan daging anjing. Kebiasaan ini dibawa etnsi lain dari luar Bali. Jadi tak sulit memberantas tren ini", ujar pegiat pelindung anjing ini.

Para pelindung hewan menyebut, akan menggelar diskusi dengan pemerintah Bali bulan Juli ini. Aktivis mengimbau pemda Bali mengeluarkan pelarangan resmi konsumsi daging anjing, agar kritik internasional juga bisa dibungkam.

as/rzn(reuters)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait