Kendati secara umum berkurang, perdagangan senjata di dunia meningkat berkat Eropa dan Amerika Serikat. Perubahan terbesar dicatat Korea Selatan yang memborong senjata di dalam negeri menyusul ancaman dari jiran di utara
Iklan
Menurut hasil penelitian teranyar Stockholm International Peace Research Institute, SIPRI, penjualan senjata oleh 100 perusahaan terbesar mencapai nilai 370 milyar Dollar AS tahun 2015. Meski terkesan besar, angka tersebut menurun sebanyak 0.6 persen dibanding tahun sebelumnya. Berikut kutipan wawancara dengan Dr Aude Fleurant, Direktur Anggaran Belanja Militer dan Pertahanan di SIPRI.
Apakah dunia bergerak ke arah yang lebih damai, meski dalam tempo lambat?
Kesimpulan kami berbeda. Angka penjualan 100 produsen senjata terbesar tahun 2015 meningkat sebesar 37% dibandingkan tahun 2002. Kenaikannya sangat signifikan, meski dalam waktu empat atau lima tahun terakhir angkaanya cenderung berkurang.
Apa hasil temuan anda?
Kemunduran terbesar dialami produsen dari Amerika Serikat. Angka penjualan yangn mereka bukukan berkurang sebanyak 2.9 persen. Hal tersebut berdampak pada statistik umum 100 produsen terbesar. Karena 39 perusahaan AS mencatat 56% pemasukan dari Top 100 .
Sebaliknya perusahaan dari negara berkembang mencatat pertumbuhan pesat, terutama Korea Selatan. Di sana angka penjualan senjata meningkat sebanyak 30%.
Apa yang menyebabkan kenaikan angka penjualan produsen senjata di Korea Selatan?
Persepsi umum mengenai ancaman keamanan di Korea Selatan adalah motif terbesar untuk program pengadaan alutsista secara besar-besaran. Langkah itu juga bertujuan menstabilkan industri pertahanan yang dibangun dengan dana bantuan Amerika Serikat dan Eropa sejak 1970-an. Sebab itu pemerintah Korea Selatan membeli senjata di dalam negeri. Alasan kedua adalah keberhasilan Korea Selatan di pasar senjata internasional.
Cina giat membangun kekuatan militernya sejak beberapa dasawarsa terakhir. Kenapa negara itu tidak tercantum dalam laporan terbaru SIPRI?
Kami memonitor perkembangan di Cina sudah sejak beberapa tahun. Kesulitan terbesar yang kami hadapi adalah minimnya transparansi dalam laporan keuangan konglomerasi senjata Cina. Mereka tidak cuma menjual produk untuk militer, tetapi juga buat keperluan sipil. Tapi perusahaan-perusahaan itu tidak membeda-bedakan angka penjualannya antara sipil dan militer. Kami tidak tahu kepada siapa mereka menjual dan harga produk yang mereka tawarkan untuk pemerintah sendiri. Kesulitan metodologis sedemikian besar sehingga angka yang kami temukan tidak bisa dibandingkan dengan angka lainya. Kami meyakini sejumlah perusahaan Cina masuk dalam daftar 100 besar, bahkan mungkin dalam 25 besar. Tapi temuan kami tidak bisa dijadikan landasan untuk memasukkan Cina dalam daftar 100 besar.
Wawancara oleh Matthias von Hein
*Dr Aude Fleurant bekerja sebagai Direktur Program Belanja Senjata dan Militer di Sipri sejak 2014. Bidang penelitiannya fokus pada transformasi pasar persenjataan.
Eksportir Senjata Terbesar di Dunia 2016
Perdagangan senjata global antara tahun 2011-15 meningkat 14 persen dibanding tahun 2006-10. AS masih menjadi negara pemasok senjata terbesar. Berikut daftar yang disusun Stockholm International Peace Research Institute:
Foto: Fotolia/Haramis Kalfar
1. Amerika Serikat
Ekspor senjata AS meningkat 27 persen antara 2005-2010 dan 2011-2015. Dari 96 negara yang menjadi konsumen senjata AS, penerima terbesar adalah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.. Sementara 41 persen dijual ke Timur Tengah. Asia dan Oseania menerima 40 persen dari penjualan senjata AS. Sampai akhir 2015, AS meneken berbagai kontrak besar, termasuk penjualan 611 pesawat F-35 generasi baru.
Foto: Reuters
2. Rusia
Sebanyak 50 negara melengkapi alutistanya dengan produk buatan Rusia. Negeri beruang merah itu saat ini menguasai 25 persen perdagangan senjata di dunia. India, Cina dan Vietnam adalah pembeli terbesar. Pesawat tempur, tank, kapal selam nuklir dan senapan serbu adalah jenis senjata yang paling banyak menemui pembeli.
Foto: picture-alliance/Bildagentur-online/Belcher
3. Cina
Antara 2011-15 Cina menyuplai senjata kepada 37 negara. Pakistan (35%), Bangladesh (20%) dan Myanmar (16%) adalah pelanggan terbesar. Antara 2006-10 dan 2011-15, ekspor senjata Cina meningkatkan sebesar 88 persen. Negeri tirai bambu itu tahun ini menguasai 5,9 persen pangsa pasar perdagangan senjata global.
Foto: AP
4. Perancis
Walaupun ekspor senjata Perancis berkurang sebanyak 9,8 % sejak 2010, posisi negeri di jantung Eropa itu naik setingkat menggeser Jerman. Kenaikan ini didongkrak oleh beberapa kontrak besar yang diterima Perancis, termasuk kontrak penjualan masing-masing 24 pesawat tempur Rafale kepada Mesir dan Qatar.
Foto: Reuters/ECPAD
5. Jerman
Ekspor senjata Jerman mengalami penurunan sebesar 51% sejak 2005. Antara tahun 2011-15, Jerman menjual senjata ke 57 negara, dengan Eropa sebanyak 29%, Asia, Amerika dan Oseania sebesar 23% serta sisanya sebanyak 23 % ke Timur Tengah. Amerika Serikat, Israel dan Yunani adalah konsumen terbesar senjata Jerman. Kebanyakan membeli tank, senjata laras panjang dan kapal selam.
Foto: Ralph Orlowski/Getty Images
6. Inggris
Tanpa Arab Saudi, India dan Indonesia industri senjata Inggris akan gulung tikar. Negeri para emir itu menyerap 46% produksi senjata Inggris, diikuti oleh India dengan 11 % dan Indonesia 8,7 %. Pesawat tempur Eurofighter Typhoon, helikopter pengangkut Lynx, kapal selam kelas Astute, senjata laras panjang SA80 dan berbagai sistem persenjataan untuk jet tempur modern adalah dagangan terbesar Inggris
Foto: Reuters
7. Spanyol
Selain pesawat angkut militer Airbus A400M Atlas yang diproduksi bersama negara-negara Eropa lainnya, Penjualan terbesar industri alutista Spanyol adalah pesawat angkut CASA dan pengangkut personel lapis baja Pegaso BMR. Militer Mesir dan Arab Saudi memiliki sekitar 460 kendaraan beroda enam itu. Australia sejauh ini adalah pembeli terbesar dengan 29%, diikuti Arab Saudi 12% dan Turki 8,7%