Fatah dan Hamas yang bertikai menyatakan telah mencapai kesepakatan dalam sejumlah aspek rekonsiliasi. Kedua belah pihak bertemu di Kairo dalam upaya penyatuan pemerintahan Gaza dan Tepi Barat Yordan.
Iklan
Partai-partai Palestina menyatakan terobosan dalam sejumlah masalah menyangkut perdamaian dalam pertemuan Kamis (11/10). Hamas bahkan mengatakan mereka sudah mencapai kesepakatan. "Fatah dan Hamas mencapai kesepakatan dini hari ini atas sokongan Mesir," demikian dinyatakan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
Ia tidak memberikan penjelasan lebih terperinci, tetapi Haniyeh mengatakan pejabatnya akan memberikan penjelasan lebih banyak hari ini di Kairo.
Delegasi Fatah dan Hamas memulai pertemuan di Kairo Selasa lalu, 10 Oktober. Tujuan pertemuan adalah membicarakan langkah agar Jalur Gaza bisa kembali berada di bawah kontrol pemerintah Palestina yang berhubungan erat dengan Fatah.
10 tahun lalu, Hamas memaksa pemerintah Palestina keluar dari wilayah Gaza. Langkah Hamas ketika itu menimbulkan bentrokan kedua kelompok Palestina dan menyebabkan perpecahan koalisi. Dalam 10 tahun terakhir Hamas memerintah Jalur Gaza, dan Fatah berkuasa di Tepi Barat Yordan.
Menurut seseorang yang mengetahui masalah negosiasi, terobosan yang tercapai kemarin antara lain me Pemerintah Palestina mengambil alih kontrol atas penyeberangan perbatasan antara Gaza dan Mesir.
Partai Hamas dinilai sebagai kelompok teroris oleh AS dan Uni Eropa. September 2016 disepakati untuk menyerahkan sejumlah kekuasaan di Gaza kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Krisis Listrik Lumpuhkan Jalur Gaza
Israel mengurangi pasokan listrik untuk Jalur Gaza atas desakan Presiden Palestina Mahmud Abbas. Langkah tersebut diambil untuk menggandakan tekanan terhadap Hamas. Tapi PBB mengkhawatirkan bencana kemanusiaan.
Foto: picture-alliance/Zumapress/M. Issa
Tidak Ada Listrik buat Gaza
Perusahaan listrik Israel mulai menghentikan pasokan energi ke Jalur Gaza. Langkah tersebut diambil setelah pemerintah Israel memutuskan untuk memangkas pengiriman listrik sebanyak 40% sesuai desakan Presiden Palestina Mahmud Abbas.
Foto: REUTERS
Tekanan dari Tepi Barat
Perkembangan tersebut dilatari kisruh antara pemerintah Palestina di Tepi Barat Yordan dan Hamas di Jalur Gaza. Pemerintahan Otonomi di Ramallah selama ini membayar tagihan listrik untuk Jalur Gaza. Namun Presiden Mahmud Abbas ingin menggandakan tekanan terhadap kelompok garis keras tersebut dan mengurangi pembayaran tagihan listrik.
Foto: Getty Images/AFP/T. Coex
Nestapa Berganda
Padahal ketersediaan listrik untuk dua juta penduduk Palestina di Jalur Gaza saat ini pun sudah sangat kritis. Setiap rumah hanya mendapat jatah listrik selama tiga hingga empat jam per hari. Dengan pengurangan tersebut jatah listrik harian akan berkurang menjadi cuma dua jam. Sebagian yang mampu membeli generator listrik berbahan bakal diesel.
Foto: REUTERS
Minim produksi, Besar Kebutuhan
Israel selama ini menyuplai listrik berkapasitas 125 megawatt, atau sekitar 30% dari total kebutuhan energi di Jalur Gaza. Untuk memenuhi kebutuhan listrik buat dua juta penduduk Gaza dibutuhkan pasokan listrik sebesar 450 megawatt. Tapi kapasitas yang ada saat ini hanya mencapai 150 megawatt.
Foto: Getty Images/AFP/M. Hams
Manuver Rawan Konflik
Kini pengamat mengkhawatirkan pecahnya konflik baru di Timur Tengah. Pekan lalu Hamas mengatakan sikap Israel dan manuver Mahmud Abbas bertanggungjawab atas "konsekuensi buruk" kelangkaan listrik. Organisasi radikal itu juga menyebut penghentian pasokan listrik sebagai perkembangan yang "berbahaya."
Foto: Reuters/I. A. Mustafa
Hukuman Tanpa Tujuan?
"Kebijakan ini menghukum semua orang, tidak cuma Hamas. Untuk apa? kami tidak mengerti," kata Samir Zaqout dari Organisasi HAM Al-Mezan kepada Al-Jazeera. PBB juga mengkhawatirkan munculnya krisis kesehatan. Saat ini pun 13 rumah sakit dan 54 klinik di Jalur Gaza yang harus bergantung pada generator listrik mengalami kekurangan dana untuk membeli bahan bakar.
Foto: Getty Images/AFP/M. Hams
Dalam Pelukan Kemiskinan
Setidaknya 65 persen penduduk Jalur Gaza hidup di bawah garis kemiskinan, 72% mengalami kelangkaan pangan dan 80% hidup dari bantuan internasional, menurut laporan EU-Mediterranean Human Rights Monitor. Tahun 2016 lalu tingkat pengangguran di Jalur Gaza meningkat tajam menjadi 43%, yang tertinggi sejak satu dekade terakhir.
Foto: picture-alliance/Zumapress/M. Issa
7 foto1 | 7
Mesir sudah beberapa kali mendukung sejumlah upaya untuk mendamaikan kedua belah pihak, demi terbentuknya pemerintah persatuan Palestina. Beberapa masalah yang jadi kendala selama ini adalah masalah pengawasan atas senjata yang dimiliki sayap bersenjata Hamas, dan nasib ribuan staf layanan masyarakat Hamas.
Tahun 2014, Hamas dan Fatah sudah setuju mengadakan pemerintahan rekonsiliasi. Tapi Hamas tetap menguasai Jalur Gaza.
ml/vlz (ap, dpa, rtr)
Perkemahan Remaja ala Hamas
Meski dirundung krisis keuangan, Hamas tetap membuka perkemahan selama liburan musim panas buat kaum remaja di Jalur Gaza. Ribuan pemuda dilatih dengan gaya militer untuk kelak menjadi gerilayawan baru.
Foto: Reuters/I. Abu Mustafa
Bukan ‘summer camp’ biasa
Sementara perkemahan musim panas di belahan bumi lain dilakukan dengan latihan memanjat tebing, berenang dan kegiatan olah raga alam, pemuda Palestina yang tinggal di bawah kekuasaan Hamas memiliki pengalaman yang sangat berbeda.
Foto: Reuters/I. Abu Mustafa
Ikut pelatihan gaya militer
Hamas, organisasi fundamentalis Sunni di Palestina yang dituding sebagai organisasi teroris asing oleh AS, menjadi tuan rumah kamp pemuda tahunan yang berfokus pada pelatihan bergaya militer. Kamp-kamp ini biasanya diadakan di Rafah, dekat Jalur Gaza.
Foto: Reuters/I. Abu Mustafa
Pesertanya tidak sedikit
Diikuti 15.000 sampai 25.000 siswa. Latihan militer mereka cukup berat. Mereka merangkak di bawah rintangan dengan gaya militer di sebuah kamp musim panas Hamas di Rafah di Jalur Gaza selatan.
Foto: Reuters/I. Abu Mustafa
Mendekati bahaya
Para remaja Palestina mengayunkankan badan di atas api selama latihan gaya militer di sebuah kamp musim panas Hamas di Rafah di Jalur Gaza selatan.
Foto: Reuters/I. Abu Mustafa
Sebagai kampanye
Anak-anak sering digunakan oleh Hamas dalam kampanye mereka melawan Israel - menurut Al-Monitor, piagam resmi Hamas menekankan perlunya mendidik generasi masa depan. Mereka dididik untuk ambil bagian dalam misi militer yang akan datang untuk pembebasan Palestina.
Foto: Reuters/I. Abu Mustafa
Melatih sekaligus mengecam penggunaan anak
Meskipun Hamas menjadi tuan rumah kamp pelatihan ini, mereka juga telah mengecam serangan dengan menggunakan anak-anak. Hamas mengeluarkan pernyataan yang mendesak para pemimpin untuk "mengingat bahwa hidup anak-anak berharga dan tidak boleh dikorbankan."
Foto: Reuters/I. Abu Mustafa
Bertahan dan menyelamatkan diri
Selain melatih berbagai ketrampilan fisik, mereka juga diajari bagaimana melakukan pertolongan pertama dan aksi penyelematan. Ed: ap/rzn(reuters/businessinsider/telgraph)