1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perdebatan Panas Menjelang KTT Uni Eropa

22 Juni 2007

Sorotan media cetak terarah ke Brussel, dimana menjelang berlangsungnya pertemuan puncak Uni Eropa perdebatan tentang konstitusi Eropa kembali memanas.

Terus berlanjutkah reformasi Uni Eropa?
Terus berlanjutkah reformasi Uni Eropa?Foto: LU/Toms Grīnbergs

Pertemuan Puncak dapat mengubah wajah Eropa, demikian komentar harian Italia La Repubblica

“Bagaimana pun juga hasilnya, dan masih belum bisa dikatakan apakah akan berakhir dengan baik, yang jelas di bawah kepemimpinan Angela Merkel dalam Dewan Eropa, akan mengubah wajah Eropa. Jika tercapai kesepakatan antara 27 kepala negara dan pemerintahan anggota Uni Eropa tentang usulan Jerman, maka berarti Uni Eropa akan mengubur impian konstitusi Eropanya. Tapi Uni Eropa juga akan melakukan langkah penting ke depan. Sebaliknya jika sampai kesepakatan gagal, jika London atau Warsawa menjatuhkan veto, karena mereka mendesak penghapusan perjanjian-perjanjian seperti itu, refomasi tidak lagi berguna. Eropa harus menyadari bahwa krisis yang dihadapinya selama beberapa tahun ini tidak terelakkan lagi.”

Bagi harian Austria Standard perdebatan tentang konstitusi Eropa dipandang sebagai langkah mundur.

“Kekejangan itu dibuat sendiri oleh para kepala negara dan pemerintahan Uni Eropa. Setelah reformasi perjanjian yang penting berulang kali gagal, mereka berusaha mencari kata-kata yang sesuai tanpa sebelumnya berhasil mengembangkan keputusan politis, agar dalam waktu beberapa tahun secara cepat dan substansial dapat tercipta perluasan Uni Eropa yang baik, secara organisatoris maupun institusional. Suatu kesalahan besar. Sekarang hal itu harus kembali diperbaiki, mungkin hanya ditambal. Pandangan bahwa terobosan besar bisa tercapai dan konsolidasi dari perjanjian Uni Eropa yang beragam dapat membentuk suatu perjanjian yang mudah dimengerti, hanya impian. Eropa kembali ke praktek yang sudah berlangsung puluhan tahun dengan metode langkah-langkah kecil. Tidak lebih dari itu. Bayarannya: Eropa tetap lemah. Cina, India, Amerika Serikat, Rusia dapat bergembira karenanya.

Sikap penolakan keras Polandia tentang peraturan pembagian suara dalam rancangan konstitusi dikomentari harian Perancis Le Figaro

“Kaczynski memainkan kartu yang memusuhi Jerman demi kepentingan pemilihan umumnya. Sejak mereka memasuki jabatan pemerintahan, hubungan Jerman-Polandia terus memburuk. Setelah kontroversi masalah pipa gas Jerman Rusia di Lepas Laut Timur, pemimpin Polandia menjadikan mayoritas ganda dalam sistim pemungutan suara sebagai manuver baru, dengan tuduhan Jerman ingin memaksakan kekuasaannya. Jika pertemuan puncak di Brussel gagal Kaczynski akan menyalahkan Berlin.”