Misi Uni Emirat Arab ke Mars, Hope bertujuan memberikan gambaran lengkap tentang atmosfer Mars untuk pertama kalinya. Yang lebih menarik, 80% dari tim ilmiah program ini adalah perempuan.
Misi ini menjadikan UEA sebagai badan antariksa kelima di dunia, yang berhasil mencapai planet merah dan menandai misi antarplanet pertama yang dipimpin oleh sebuah negara dari dunia Arab.
Ketua Badan Antariksa UEA yang juga Menteri Negara Kemajuan Ilmu Pengetahuan Emirat, Sarah al-Amiri mengatakan, negara itu "menanti dengan nyaman, dengan cemas mengantisipasi masuknya kami ke dalam perlombaan eksplorasi ruang angkasa sebagai sebuah bangsa."
Misi UAE ke Mars yang menelan biaya sekitar 200 juta dollar AS atau sekitar 2.9 triliun rupiah, meluncurkan Hope Probe dari pusat luar angkasa Jepang Juli 2020 lalu.
Ilmuwan itu mengatakan UEA sekarang dapat mulai mengirim data tentang atmosfer dan iklim di Mars, mempelajari perubahannya dalam data harian dan musiman.
"Ini menjadi satelit cuaca pertama di Mars yang akan memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang dinamika atmosfer dan perubahan iklim di (planet) tetangga yang mirip dengan kita," kata al-Amiri kepada DW.
Perempuan membuka jalan dalam eksplorasi ruang angkasa
Perempuan merupakan mayoritas dari tim misi ini, demikian menurut Al-Amiri. "Tim sains misi ini terdiri dari 80% perempuan. Mereka berada di sana berdasarkan prestasi dan berdasarkan apa yang mereka kontribusikan terhadap desain dan pengembangan misi," katanya kepada DW.
"Saya sendiri tidak pernah mengalami kesulitan sepanjang karier saya, baik itu dalam hal bekerja di pusat antariksa sejak hampir 12 tahun lalu, hingga menjadi menteri di kabinet," tambah pimpinan misi UEA ke panet Mars itu.
Target Utama Misi Ruang Angkasa 2021
Planet Mars jadi target utama misi ruang angkasa 2021. Tiga wahana akan sekaligus meneliti planet merah tetangga Bumi itu untuk mencari jejak kehidupan. Misi lainnya adalah peluncuran teleskop ruang angkasa terbaru.
Foto: picture-alliance/dpa
Amerika Serikat Luncurkan Robot Perseverance
Lembaga antariksa AS, NASA kirimkan wahana riset ilmiah Perseverance yang akan mendarat 18 Februari 2021 di delta sungai purba Jezero Crater. Kawasan ini diperkirakan menyimpan potensi kehidupan mikro organisme dalam lapisan tipis berlumpur di dasar kawah. Unruk pertama kalinya, AS juga kirimkan helikopter kecil untuk mendukung misi riset ilmiah Perseverance.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Cina Siap Daratkan Tianwen-1
Cina mengirim orbiter dan wahana peneliti rover permukaan Mars yang diberi nama Tianwen-1 yang berarti “pertanyaan bagi surga“ dalam bahasa Mandarin. Robot akan mendarat Mei 2021 dan menjelajah permukaan Mars selama tiga bulan untuk melakukan analisis tanah serta atmosfer Mars. Selain itu, akan membuat foto, peta, serta menyelidiki kemungkinan adanya kehidupan di masa lalu di planet merah itu.
Foto: Reuters/China Daily
Wahana AMAL Uni Emirat Arab
Wahana orbiter UEA diberi nama Amal, yang berarti harapan dalam bahasa Arab, diluncurkan dari Jepang. Ini merupakan misi antar planet pertama dari dunia Arab. Dikendalikan dari Dubai, stasiun cuaca luar angkasa itu akan mengorbit setinggi 22.000 hingga 44.000 kilometer di atas Mars. Misinya meneliti atmosfir bagian atas dan perubahan iklim di planet merah itu mulai pertengahan tahun 2021.
Foto: Emirates Mars Mission/MBRSC
Teleskop Ruang Angkasa James Webb
NASA akan luncurkan teleskop ruang angkasa James Webb sekitar Oktober 2021, setelah tertunda berkali-kali. Ini adalah proyek sains terbesar dan termahal dalam sejarah. Para ilmuwan berharap bisa memecahkan misteri tata surya, melihat jejak bintang di kedalaman alam semesta setelah dentuman besar dan mengungkap rahasia struktur dan asal usul jagat raya.
Foto: picture-alliance/dpa/NASA
Indonesia Ikut Mencari E.T
Apakah ada kehidupan lain di luar bumi? Untuk pertama kalinya Indonesia ikut serta dalam riset mencari exoplanet alias planet mirip Bumi di kedalaman jagad raya dengan Observatorium Nasional gunung Timau di Kupang yang akan selesai dibangun 2021. LAPAN mengklaim, ini observatorium terbesar di Asia Tenggara. Data dari NASA menyebutkan, sejauh ini sudah ditemukan 3000 planet mirip Bumi.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Program Artemis-1 Teliti Asal-Usul Bulan
Program Artemis-1 NASA akan meluncurkan roket dan kapsul Orion milik perusahaan Space-X November 2021, kali ini tanpa awak. Mulai 2023 sebanyak 18 astronot akan bergantian pulang pergi ke bulan, sebagai ujicoba persiapan pendaratan di bulan tahun 2024. Target misi: memahami karakter dan asal usul bulan, serta meneliti kemungkinan cadangan air di kutub selatan bulan. (as/vlz)
Foto: flickr/NASA Orion Spacecraft
6 foto1 | 6
Misi di Mars adalah bagian dari upaya UEA yang lebih luas untuk meningkatkan kemampuan ilmiah dan teknologinya serta mengurangi ketergantungan ekonomi pada minyak.
"Program ini telah mempercepat laju pengembangan kemampuan untuk para ilmuwan dan juga insinyur," kata Al-Amiri, seraya menambahkan bahwa UEA berharap eksplorasi ruang angkasa pada akhirnya akan memungkinkannya untuk juga merancang dan mengembangkan sistem yang kompleks di industri lain.
Iklan
Ambisi UAE Bangun Hunian di Mars
Wakil Presiden UEA, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum memperingatkan bahwa upaya untuk mengunci wahana di orbit di sekitar Mars memiliki kemungkinan 50% gagal.
"Tetapi bahkan jika kami tidak dapat memasuki orbit, kami telah membuat sejarah. Ini adalah titik terjauh di alam semesta yang dapat dijangkau oleh orang-orang Arab sepanjang sejarah mereka. Tujuan kami adalah memberikan harapan kepada semua orang Arab bahwa kami mampu bersaing dengan seluruh dunia, "katanya.
UEA tahun ini merayakan 50 tahun merdeka dari Inggris. Badan antariksa negara ini mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk merintis misi penghunian di Mars tahun 2117.
Yang pertama mencapai Mars adalah Hope, misi yang dijalankan oleh UEA, pada hari Selasa (09/02), kemudian wahana milik Cina, Tianwen-1, yang tiba dua hari kemudian, dan terakhir Perseverance, wahana milik badan antariksa Amerika Serikat, NASA.
ap/as (AFP, Reuters)
365 Hari Planet Mars
Selama setahun sekelompok ilmuwan mensimulasikan kehidupan di Mars. Mereka harus hidup di dalam ruang sempit dan akses terbatas ke dunia luar. Kini misi unik tersebut berakhir dan NASA mulai menyiapkan misi lanjutan
Foto: picture-alliance/dpa
Misi Mars di Bumi
"Selamat datang kembali di Bumi." Kalimat tersebut mengakhiri simulasi misi manusia di planet Mars selama 365 hari yang dilakoni oleh sejumlah ilmuwan. Untuk itu mereka tinggal dan bekerja di gunung Mauna Loa setinggi 2500 meter di Hawaii, Amerika Serikat.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Johnston/TU Ilmenau
Penjara di Planet Asing
Proyek "Hawaii Space Exploration Analog and Simulation" digulirkan oleh NASA dan Universitas Hawaii untuk mensimulasikan misi manusia di planet Mars. Selama setahun sekelompok ilmuwan harus bekerja dan hidup di dalam ruang sempit, tanpa akses ke dunia luar kecuali untuk mengumpulkan sampel dan meneliti lingkungan di sekitarnya.
Foto: picture-alliance/dpa/HI-SEAS
Terbatas dan Terpencil
Selama eksperimen, semua partisipan harus bisa hidup dengan perlengkapan dan suplai makanan terbatas. Bahkan komunikasi rutin antara kru dan dunia luar sengaja diperlambat untuk mensimulasikan jeda 20 menit komunikasi antara Bumi dan Mars.
Foto: Sian Proctor
Tantangan Psikologis
HI-SEAS terutama fokus pada elemen sosial sebuah misi manusia. Setiap partisipan harus menghadapi rasa stress lantaran hidup terisolasi dan menyelesaikan konflik antara satu sama lain tanpa membahayakan misi. Misi manusia di planet Mars diperkirakan berlangsung paling cepat satu tahun dan bisa mencapai dua tahun.
Foto: picture-alliance/AP Photo/N. Scheibelhut
Proyek Baru
Minggu (28/8) misi HI-SEAS resmi berakhir. Kini NASA mencari peminat baru untuk melakoni dua misi serupa selama delapan bulan tahun 2017 dan 2018. Partisipan harus memenuhi syarat untuk masuk program penjaringan astronot NASA dan tidak merokok.
Foto: picture-alliance/dpa/NASA HI-SEAS
Manusia di Planet Merah
Badan Antariksa AS, NASA, berambisi meluncurkan misi manusia ke planet Mars pada tahun 2035. Misi tersebut diyakini akan berdurasi singkat dengan melibatkan empat orang astronot dan sebuah wahana kecil. Selain penelitian, tugas utama misi pertama manusia ke Mars adalah menyiapkan infrastruktur misi manusia selanjutnya.