Apa perbedaannya menjadi pendeta di Jerman dan di Indonesia? Apa saja aktivitasnya dalam hal dialog dengan Islam? DW bercakap-cakap dengan Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut yang memimpin gereja Jemaat Kristus Indonesia di Frankfurt
Iklan
Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut meninggalkan Indonesia sekitar 20 tahun lalu dan melayani di gereja Jemaat Kristus Indonesia, sebuah jemaat Indonesia yang terintegrasi di dalam tubuh Gereja Protestan Jerman.
Perempuan Indonesia Memimpin Sebuah Gereja Jerman
Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut meninggalkan Indonesia 20 tahun lalu dan melayani di gereja Jemaat Kristus Indonesia, sebuah jemaat Indonesia yang terintegrasi di dalam tubuh Gereja Protestan Jerman.
Foto: DW/M.Linardy
Beribadah di Alte Nikolaikirche
Nama lengkapnya Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main. Jemaat ini mengadakan kebaktian hari Minggu dan berbagai aktivitas di bangunan gereja yang didirikan di abad ke-15, di pusat kota Frankfurt am Main, yang bernama Alte Nikolaikirche. Dalam foto gereja tampak di sebelah kanan, dengan puncak menara berwarna hijau.
Foto: DW/M.Linardy
Memimpin Ibadah bagi Warga Indonesia dan Jerman
Pendeta Junita R. Lasut mengatakan, tugas-tugasnya sebagai pendeta tidak berbeda di Jerman dan di Indonesia. Hanya latar belakang jemaatnya saja yang berbeda. Di Indonesia sebagaian jemaat yang ia hadapi berlatar belakang petani. Di Jerman, tepatnya di kota Frankfurt tidak demikian halnya.
Foto: Privat/G. Rondonuwu
Dari Dua Kebudayaan
Pendeta Junita Lasut mengatakan, anggota jemaat gerejanya sebagian orang Indonesia, yang berimigrasi ke Jerman di tahun 70-an. Anak-anak mereka, yang lahir atau besar di Jerman juga bergereja di JKI. Kadang mereka menikah dengan orang Jerman. Dan pemberkatan nikah mereka menjadi bagian tugasnya sebagai pendeta.
Foto: Privat/G. Rondonuwu
Setia sebagai "Orang Indonesia"
Banyak dari mereka yang termasuk generasi ke dua di Jerman tetap datang ke gereja JKI, yang menjadi gereja orang tua mereka. Mereka kemudian juga membawa anak-anak mereka untuk dibaptis di jemaat ini.
Foto: Privat/G. Rondonuwu
Sebagai Jembatan Budaya
Salah satu aktivitas Jemaat Kristus Indonesia dan Pendeta Junita Lasut adalah menjembatani kebudayaan Jerman dan Indonesia. Ini antara lain dilakukan lewat berbagai aktivitas pertunjukan budaya.
Foto: Privat/G. Rondonuwu
Pagelaran Seni
Salah satu pagelaran besar yang pernah diadakan dengan keterlibatan JKI adalah pementasan sendra tari Candrakirana. Pertunjukan ini diadakan 28 April 2019. Inisiatif penyelenggaraan pertunjukan ini berasal dari muda-mudi anggota jemaat JKI, demikian ungkap Pendeta Junita Lasut.
Foto: DW/G. Anggasta
Ibadah Minggu
Jemaan Kristus Indonesia (JKI) beribadah di sini tiap hari Minggu pukul 15 petang. Di pagi hari di gereja ini juga ada kebaktian, yaitu kebaktian jemaat Jerman St. Paulsgemeinde, yang berafiliasi dengan JKI. (Ed.: ap)