Perempuan Jerman Coba Beli Mobil Pakai Uang Cetakan Sendiri
Wesley Rahn
17 Juli 2019
Bermodalkan printer dan kertas biasa, perempuan ini mencetak uang kertas Euro dan ingin menggunakannya untuk membeli mobil. Tapi penjual mobil segera menyadari ada yang tidak beres dengan uang yang diterimanya.
Iklan
Seorang perempuan Jerman sudah siap untuk membeli sebuah mobil dari sebuah dealer di Kaiserslautern, sebuah kota yang terletak di barat daya Jerman. Namun, ia malah ditangkap polisi karena sang penjual segera menyadari bahwa uang senilai 15.000 Euro yang ia gunakan untuk membayar adalah uang palsu.
Polisi lokal mengatakan bahwa uang lembaran nominal 50 dan 100 Euro milik perempuan itu dicetak menggunakan printer dan juga kertas biasa.
Polisi menemukan sebuah printer dengan uang palsu cetakan yang masih baru yang jumlahnya bernilai 13.000 Euro setelah menggeledah rumah sang perempuan berumur 20 tahun yang terletak di kota Pirmasens.
Kepolisian Kriminal Federal Jerman (Bundeskriminal Amt) mengatakan, "aksi pemalsuan uang dengan tujuan mengedarkan uang tersebut di masyarakat" akan dikenakan hukuman paling ringan satu tahun penjara. Namun sampai saat ini jaksa penuntut umum belum menjatuhkan tuntutan pidana terhadap sang pelaku.
Umumnya, pemalsu uang handal menggunakan peralatan-peralatan canggih untuk memalsukan uang, namun Kepolisian Kriminal Federal Jerman mengatakan bahwa pemalsu amatir bisa membeli peralatan pemalsu uang secara online dengan mudah. Bahkan mereka tidak memerlukan pengetahuan khusus untuk memalsukan uang. Uang kertas nominal 50 Euro merupakan uang yang paling sering dipalsukan.
Berdasarkan laporan terbaru Kepolisian Kriminal Federal Jerman, ada 54.000 kasus pemalsuan uang yang terjadi pada tahun 2018. Hal tersebut menyebabkan 99.900 uang kertas dengan nilai total melebihi 17 juta Euro ditarik dari peredaran di masyarakat. (vv/vlz)
Fakta Ajaib Beberapa Mata Uang
Sejumlah mata uang punya fakta ajaib yang absurd. Ada yang nominalnya fantastis, ukurannya sangat kecil atau tidak kasat mata.
Foto: picture-alliance/imageBroker/S. Klein
Paling Banyak Nolnya
Uang kertas Zimbabwe dari 2009 ini nominalnya 100 trilyun Dollar, artinya ada 14 nol di belakang angka satu. Nominal absurd ini menunjukkan inflasi yang luar biasa tingginya di negara Afrika itu. Nilai uang merosot drastis. Sebagai ilustrasi, harga sepotong roti di Zimbabwe pada saat itu sekitar 300 milyar Dollar.
Foto: Gemeinfrei
Berharga Paling Tinggi
Beda dengan uang kertas dengan nominal 10.000 Dollar Singapura yang dikeluarkan tahun 1973. Bertahun-tahun warga terbiasa berbelanja dengan uang nominal besar ini. Singapura menariknya dari peredaran tahun 2004 untuk meredam kasus pencucian uang.
Foto: Bank of Sinapore
Uang Kertas Paling Kecil
Uang Kertas Rumania dengan nominal 10 Bani menjadi alat pembayaran sah dengan ukuran paling kecil sedunia. Besarnya hanya 27,5 X 38 milimeter atau hanya seukuran perangko. Uang yang diedarkan tahun 1917 saat perang dunia pertama ini, dibuat sedemikian kecil karena bahan mentahnya sulit diperoleh akibat perang. (foto: simbol mata uang Rumania)
Foto: picture-alliance/dpa/J. Kalaene
Dibatasi Hanya Sampai 100
Cina membatasi nominal mata uang terbesarnya hanya pada angka 100 Yuan. Keuntungannya, pencucian uang jadi sulit. Kerugiannya, untuk membeli produk berharga mahal, orang harus membawa uang berkoper-koper. Karena warga Cina terbiasa membeli barang secara kontan, orang yang membawa uang sekoper penuh juga sudah jadi pemandangan biasa.
Foto: Getty Images/AFP/F. Dufour
Berteknologi paling Tinggi
Mata uang Euro terbaru dengan nominal 50 dipromosikan menjadi yang berteknologi paling tinggi. Sulit dipalsukan, tidak mengandung lemak hewan, tahan suhu mesin cuci hingga 90 derajat dan tidak luntur oleh bahan kimia agresif. Mata uang Euro bernominal 50 ke bawah paling banyak dipakai konsumen. Sementara nominal besar 200 hingga 500 Euro lebih banyak disimpan di bank.
Foto: picture alliance/augenklick/M. Hartmann
Mata Uang Virtual Bitcoin
Bitcoins adalah uang virtual yang digunakan dalam transaksi internet. Pertama diluncurkan 2008 oleh Satoshi Nakamoto, citra Bitcoin cukup lama terpuruk, karena banyak digunakan di Darknet untuk membeli barang haram. Sekarang citranya membaik, dan digunakan dengan mengacu pada kurs mata uang resmi. Transaksi mata uang ini menggunakan teknik kriptografi.