Perempuan Purba Indonesia Perbarui Teori Penyebaran Manusia
6 Oktober 2021
Teori penyebaran manusia purba dan teori tentang ras dapat berubah, setelah hasil analisis terbaru dari DNA perempuan purba Indonesia yang diberi nama Besse.
Iklan
Bukti genetik dari tubuh perempuan muda yang meninggal 7,000 tahun lalu, menghadirkan petunjuk pertama mengenai percampuran ras antara manusia purba di Indonesia dan manusia purba Siberia, jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya.
Teori mengenai migrasi manusia purba di Asia dapat berubah, berdasar hasil penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature pada Agustus lalu, setelah menguji sampel DNA, atau sidik jari genetik dari perempuan yang dikuburkan dengan upacara pemakaman di sebuah gua di Indonesia.
"Ada kemungkinan wilayah Wallace menjadi tempat pertemuan dari 2 jenis manusia purba, yakni manusia Denisova dan nenek moyang homo Sapiens,” Jelas Basran Burhan, arkeolog Griffith University, Australia.
Burhan, salah satu ilmiwan yang juga berpartisipasi dalam penelitian tersebut, merujuk pada wilayah Indonesia, yaitu Sulawesi Selatan, tempat ditemukannya sebuah jasad manusia purba dengan batu di tangan dan di bagian panggulnya, yang ditemukan di kompleks gua Leang Pannige.
Manusia Denisova merupakan ras manusia purba yang dinamai menggunakan nama gua di Siberia, tempat jasad mereka pertama kali diidentifikasi pada tahun 2010. Hingga kini belum banyak yang bisa dipahami terkait ras manusia purba yang musnah secara misterius itu oleh para ilmuwan, termasuk detail penampakannya.
Temuan Besar dalam Misteri Evolusi Manusia
Fosil manusia purba yang ditemukan di Israel menjadi bagian terbaru dalam perkembangan evolusi manusia. Studi pada fosil yang terkenal, menjelaskan silsilah nenek moyang manusia dan migrasinya yang luas.
Foto: Avi Levin/AP/picture alliance
Cabang baru pada pohon silsilah keluarga
Fosil spesies manusia yang belum pernah diketahui ini, ditemukan saat penggalian pada lubang goa di Israel. Mereka hidup berdampingan dengan nenek moyang kita sekitar 100 ribu tahun lalu. Temuannya berupa fosil bagian tengkorak dan rahang manusia purba yang hidup 140 ribu sampai 120 ribu tahun lalu.
Foto: Ammar Awad/REUTERS
Spesies manusia purba terbaru
Dinamai Homo Nasher Ramla, peneliti meyakini fosil ini merupakan spesies manusia purba terakhir yang selamat, dan kemungkinan berkerabat dekat dengan manusia purba Neandertal di Eropa. Ilmuwan juga meyakini spesies manusia purba ini telah berkelana hingga ke India dan Cina, karena fosil yang ditemukan di Asia Timur, punya kemiripan fitur dengan fosil terbaru ini.
Foto: Yossi Zaidner/AP Pictures/picture alliance
Citra Neandertal yang ketinggalan zaman
Budaya pop mencitrakan Neandertal secara keliru, sebagai makhluk bungkuk buas yang membawa pentungan kayu. Ini berdasarkan kajian lama sebuah fosil temuan 1908, yang rangka tulang belakangnya alami deformasi dan lutut bengkok. Definisi Neandertal di kamus Oxford adalah: “makhluk primitif, tidak beradab, atau terbelakang,” atau manusia “konservatif secara politik atau sosial” atau “Lelaki Sauvinis”
Foto: Federico Gambarini/dpa/picture alliance
Lagu The Beatles jadi nama manusia purba
Lagu “Lucy In the Sky With Diamonds” diputar berulang kali saat pesta perayaan penemuan fosil perempuan. Karena itulah, fosil Australopithecus afarensis ditasbihkan sesuai judul lagu The Beatles tsb. Lucy, fosil kenamaan berusia 3,2 juta tahun, ditemukan 1974 oleh paleontolog Donald C. Johanson di Hadar, Etiopia, dan menjadi salah satu fosil spesies manusia purba tertua yang ditemukan.
Foto: Jenny Vaughan/AFP/Getty Images
Flo alias Hobbit
Hobbit atau manusia kerdil alias Flo, diberi nama dari kependekan pulau Flores di Indonesia, tempat ditemukannya fosil perempuan spesies Homo floriensis. Diperkirakan berusia 18 ribu tahun, manusia purba ini tingginya hanya 1,1 meter. Dijuluki hobit, karena mirip dengan gambaran manusia kerdil di film “Lord of The Rings” yang sedang naik daun pada saat penemuannya tahun 2004.
Foto: AP/STR/picture alliance
Rekonstruksi via DNA
Tahun 2008, arkeolog Michael Shunkov menemukan hominin tak dikenal di gua dalam di gunung Altai, di perbatasan Rusia-Kazakhstan. Pakar genetika melacak mitokondria DNA mereka dengan membandingkannya pada manusia purba yang tidak dikenal. Dinamakan berdasarkan nama guanya, Denivosans diyakini bermigrasi keluar Afrika secara terpisah dengan nenek moyang Neandertal dan Homo sapien.
Foto: Maayan Harel/AP/picture alliance
Kerabat baru Homo sapiens?
Lebih dari 1,500 fossil tulang dari 15 orang, mulai dari balita hingga lansia spesies Homo Naledi ditemukan oleh penjelajah gua, di dalam ceruk yang sulit dimasuki di gua Rising Star di daerah terpencil Afrika Selatan pada 2015 silam. Para peneliti masih bersilang pendapat menyangkut, apakah ini manusia purba atau spesies awal Homo erectus?
Tahun 2021, Arkeolog Indonesia dan Australia menemukan lukisan gua tertua di dunia di Sulawesi.. Lukisan babi prasejarah di Indonesia, dibuat menggunakan oker, mineral anorganik yang tidak bisa dilacak umurnya lewat deteksi karbon. Peneliti kemudian melacak umur stalaktit dan stalagmit di sekitar lukisan, dan menyimpulkan lukisan tertua itu dibuat sekitar 45.500 tahun silam. (mh/as)
Foto: Maxime Aubert/Griffith University/AFP
8 foto1 | 8
Spesimen DNA terawetkan
DNA dari Besse, nama yang disematkan peneliti untuk perempuan muda purba Indonesia ini berasal dari istilah untuk bayi perempuan yang baru lahir dalam bahasa daerah Bugis, merupakan salah satu dari sedikit spesimen yang terawetkan dengan baik di daerah tropis.
Iklan
Diketahui bahwa dia merupakan keturunan dari kelompok Austronesia yang umum di Asia Tenggara dan Oseania, namun ada sedikit inklusi genetika dari ras Denisova, papar para ilmuwan.
"Analisa genetika menunjukkan, kelompok manusia pra-Neolitikum ini…merepresentasikan garis keturunan manusia yang berbeda yang tidak diketahui sebelumnya,” tulis para peneliti dalam jurnal ilmiah tersebut.
Para ilmuwan sampai saat ini memperkirakan rasa manusia purba Asia Utara seperti Denisova datang ke Asia Tenggara sekitar 3,500 tahun lalu. Namun temuan DNA Besse dari Sulawesi mengubah teori mengenai pola persebaran manusia purba.
Temuan ini juga bisa menambah pandangan baru terkait asal usul orang Papua dan orang asli Australia yang memiliki DNA Denisova.
"Teori migrasi mungkin akan berubah, diikuti teori mengenai ras yang juga akan berubah,” jelas Iwan Sumantri, dosen Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan yang juga tergabung dalam proyek ilmiah tersebut.
Jasad Besse memberikan bukti pertama dari Denisova di antara manusia Austronesia, yang merupakan kelompok etnis tertua di Indonesia, tambahnya.
"Sekarang kita harus mencoba membayangkan, bagaimana cara mereka menyebarkan dan mendistribusikan gen mereka, hingga bisa mencapai Indonesia,” pungkas Sumantri.