1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Peretas Lumpuhkan Jejaring Parlemen Jerman

11 Juni 2015

Serangan siber praktis lumpuhkan sistem komputer parlemen Jerman-Bundestag. Troyan masih aktif mencuri data rahasia dan penting. Diduga seluruh 20.000 komputer dalam jaringan harus diganti.

Symbolbild Computer Hacker
Foto: Reuters/Dado Ruvic

Pemerintah Jerman alami pukulan telak berikutnya dalam kasus pencurian data lewat jalur maya. Serangan peretas siber yang sudah terlacak sejak bulan Mei lalu, praktis sudah melumpuhkan seluruh sistem komputer parlemen Jerman-Bundestag.

Pakar dari dinas keamanan teknik informatika federal - BSI melaporkan, serangan troyan itu menimbulkan kerugian yang lebih besar dari perkiraan semula. "Jejaring komputer di parlemen Jerman sudah tidak bisa dilindungi dan dipertahankan lagi, artinya seluruh jaringan komputer harus diganti", ujar pakar BSI itu kepada media.

Media juga melaporkan troyan masih aktif dan dari sistem jaringan komputer Bundestag masih mengalir keluar data-data penting secara tidak terkendali. Sekitar 20.000 unit komputer terhubung dalam sistem jejaring parlemen Jerman Bundestag. Penggantian seluruh komputer akan menelan biaya jutaan Euro dan waktu beberapa bulan.

Peretas berkualitas dinas rahasia

Sejumlah pakar keamanan internet melaporkan serangan siber terhadap jaringan komputer parlemen Jerman itu memiliki kualitas setara serangan dinas rahasia negara besar. Edisi online harian berita Der Spiegel melaporkan, berdasar investigasi internal, ada indikasi bahwa serangan berasal dari dinas rahasia Rusia.

Senada dengan itu jurubicara politik jaringan internet dari Partai Hijau, Konstantin von Notz dalam wawancara dengan radio RBB di Berlin menyebut: "Ini serangan berkualitas tinggi. Troyan menyusup jauh ke dalam jaringan dan menimbulkan kerugian besar." Dalam waktu bersamaan von Notz mengritik politik informasi internal dari administrasi parlemen. Ia juga memperingatkan jangan terlalu cepat menuduh satu pihak sebagai pelakunya.

Pemerintah Jerman sejauh ini berhati-hati menanggapi dugaan bahwa serangan siber ini berasal dari Moskow. Tapi pejabat tinggi di pemerintahan dan di parlemen mengatakan kepada kantor berita Reuters, bahwa laporan pakar internet sejumlah media itu sebagai "masuk akal dan bisa diterima".

Dinas pelindung teknik informatik federal - BSI disebutkan akan melaporkan hasil pengusutannya hari Kamis (11/6) kepada anggota komisi parlemen Jerman. Pemerintah Jerman berulang kali menjadi pecundang akibat aksi peretas siber. Terakhir bulan Januari lalu situs web resmi pemerintah termasuk situs Kanselir Angela Merkel diretas oleh kelompok hacker yang diduga berasal dari Ukraina.

as/vlz(rtr,dpa,afp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait