Irlandia Usut Kegagalan Pengamanan Data Pribadi di Facebook
4 Oktober 2018
Otoritas perlindungan data Irlandia membuka penyelidikan atas pelanggaran keamanan data, setelah Facebook mengakui peretasan terhadap sekitar 50 juta akun penggunanya.
Iklan
Komisi Perlindungan Data Irlandia DPC menyatakan telah memulai penyelidikan minggu lalu atas pelanggaran data di jaringan media sosial Facebook yang mempengaruhi sekitar 50 juta akun pengguna. Jika terbukti, Facebook bisa menghadapi sanksi denda tinggi sesuai UU Perlindungan Data Uni Eropa yang ketat.
Pengawas data mengatakan akan melihat apakah raksasa media sosial itu telah memenuhi peraturan perlindungan data Eropa yang diberlakukan tahun ini.
Dalam sebuah yang dirilis hari Rabu (3/10), regulator data Irlandia mengatakan sedang memeriksa apakah Facebook menerapkan "langkah-langkah teknis dan organisasional yang tepat untuk memastikan keamanan dan menjaga data-data pribadi."
Tweet: 1047541532440584194
Ujicoba bagi UU Perlindungan Data Eropa
Kasus ini bisa menjadi ujicoba pertama bagi UU Perlindungan Data Uni Eropa yang baru saja diberlakukan bulan Mei lalu. UU ini menuntut kontrol yang ketat bagi perusahaan teknologi komunikasi dalam soal penyimpanan dan perlindungan data pengguna di Eropa.
Anak perusahaan Facebook di Eropa bermarkas di Irlandia, sehingga DPC Irlandia menjadi otoritas yang harus mengawasi kegiatan Facebook di Eropa. Facebook sendiri dalam pernyataan yang dirilis Jumat lalu (28/9) mengakui ada peretasan di jaringannya yang memanfaatkan kelemahan dalam pemrogaman situs web. Kelemahan inilah yang kemungkinan para peretas mendapat akses ke jutaan akun pengguna Facebook.
Menurut DPC Irlandia, dari 50 juta akun yang diretas, kurang dari 10 persen diperkirakan milik pengguna di Eropa.
Sanksi denda sampai 1,4 miliar euro.
Berdasarkan UU Perlindungan Data Uni Eropa yang baru, perusahaan yang melanggar peraturan perlindungan data bisa terkena sanksi denda sampai maksimal 4 persen dari pendapatan globalnya.
Facebook melaporkan hasil pendapatan sekitar 35,2 miliar euro untuk tahun 2017. Berarti sanksi denda maksimal terhadap perusahaan media sosial itu bisa mencapai 1,4 miliar euro.
Namun Komisaris Kehakiman dan Urusan Konsumen Uni Eropa Vera Jourova mengatakan, Facebook kemungkinan besar tidak menghadapi denda maksimal, karena perusahaan itu telah menaati peraturan yang mengharuskan mereka melaporkan adanya peretasan data dalam waktu 72 jam setelah menemukan kasus itu.
Ini "adalah salah satu faktor yang mungkin membuat (perusahaan) mendapat sanksi lebih rendah," kata Jourova hari Selasa (2/10).
7 Trik Mencegah Retasan
Wikileaks baru-baru ini membocorkan data yang diberi nama “Vault 7- Leaks“, bahwa Dinas Rahasia AS-CIA mengerahkan pasukan peretas untuk memata-matai setiap orang. Ini 7 trik untuk mencegah penyadapan semacam itu.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Rain
Jangan Gunakan Internet
Cara paling gampang adalah jangan gunakan internet. Tapi cara ini juga paling sulit dilakukan. Pasalnya setiap orang di dunia modern pasti memiliki perangkat yang selalu terhubung ke internet, baik itu komputer, smartphone, tablet atau peralatan rumah tangga sehari-hari.
Foto: picture-alliance/dpa
Cek Koneksi Internet
Alternativnya, cek semua peralatan yang terkoneksi ke internet. Banyak peralatan di rumah, tanpa sepengetahuan kita terus melakukan pertukaran data dengan pabrik pembuatnya. Atau yang lebih jahat, ada komponen yang sengaja dipasang untuk mengirim data. Cek lewat Shodan.io, perangkat mana yang terhubung dengan internet dan bagaimana cara melindunginya
Foto: picture alliance/dpa/A. Franke
Gunakan Password
Dengan menggunakan password atau teknik sandi lainnya, pengguna internet bisa mengatur arus data yang mereka unduh atau unggah. Biasanya fitur pada perangkat pintar memiliki opsi untuk pengaturan keamanan transfer data. Dengan memasang opsi ini, Anda yang mengatur transfer data, dan bukan perangkat yang kita miliki.
Foto: Fotolia/Pedro Nunes
Pakai Jejaring Aman
Di negara maju memiliki jaringan WiFi di rumah sudah merupakan hal lazim. Disarankan lindungi WLAN dengan password dan sandi yang cukup aman. Jika menggunakan WiFi terbuka atau Hotspot, usahakan menggunakan jejaring yang memasang fitur keamanan.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Schutt
Update Teratur
Bukan hanya keamanan jaringan internet, juga sistem operasi perangkat yang Anda miliki harus aman. Produsen yang peduli, selalu melakukan update software yang mereka pasang di perangkatnya secara teratur. Menurut Vault-7 peretas CIA diketahui menyerang celah keamanan pada sistem operasi Apple yang tidak diupdate.
Foto: Kimihiro Hoshino/AFP/Getty Images
Tutup Kamera dan Mikrofon
Perangkat canggih yang Anda miliki biasanya dipasangi fitur kamera dan mikrofon untuk komunikasi digital. Jika Anda tidak mau kehidupan probadi dimata-matai, tutup kamera dan mikrofon itu dengan lakban. Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg juga melakukan tindakan pengaman ini. Mottonya: perusahaan sehebat dan seaman Facebook saja, merasa was-was dengan serangan peretas sekelas Vault-7
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
Unduh App Aman
App adalah alat bantu utama pada smartphone. Pastikan Anda mengunduh app yang aman yang tidak menghimpun dan mengirim data dari perangkat Anda ke pihak ketiga. Walau cukup banyak aplikasi yang aman, peretas juga lebih pintar, dengan mencoba menyadap informasi saat ditulis, sebelum disandi oleh app aman. as/yf(dari berbagai sumber)