1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
OlahragaJerman

Gundogan: "Performa Pemain Banyak Terkait dengan Mental"

23 November 2022

Dalam wawancara dengan DW, pemain timnas Jerman Ilkay Gundogan, kapten klub Manchester City di Inggris, berbicara tentang pentingnya mental pemain, peran pelatih, dan tentang masa depannya sendiri.

Gelandang timnas Jerman Ilkay Gundogan
Gelandang timnas Jerman Ilkay GundoganFoto: Matthias Koch/IMAGO

"Banyak hal dalam sepak bola yang terjadi dalam pikiran Anda, jadi menurut saya sangat penting bagi seorang pemain untuk memiliki paduan yang tepat antara kepercayaan diri dan penghargaan," kata gelandang Jerman Ilkay Gündogan, 32 tahun, dalam wawancara dengan DW di sela-sela persiapan Piala Dunia FIFA Qatar 2022.

"Pada 2018, saya belum menjadi bagian dari tim inti Jerman. Ini secara otomatis menyebabkan kekurangan rasa percaya diri. Sekarang, dengan pelatih baru, saya melihat diri saya dalam situasi yang berbeda, dengan tim baru. Dan saya juga menjadi salah satu pemain yang dianggap paling berpengalaman."

Kepercayaan pelatih Jerman Hansi Flick pada Ilkay Gündogan membuat dia menjadi bagian penting dari tim nasional Jerman. Pengalaman bermain Ilkay Gündogan, kapten klub papan atas liga utama Inggris Manchester City, memberinya keunggulan.

Ilkay Gundogan, kapten klup papan atas Inggris, Manchester CityFoto: Darren Staples/Newscom/picture alliance

Siap untuk bermain

Memang, kesadaran itulah yang membedakannya dari begitu banyak pemain lain. Sebagai seorang gelandang, Ilkay Gündogan harus selalu memperhatikan situasi di lapangan dan apa yang perlu dilakukan untuk membuat permainan berkembang. Lalu bagaimana dia dan tim bisa berradaptasi di Piala Dunia FIFAdi Qatar, yang secara iklim dan suasana sangat berbeda dengan di Eropa.

"Saya sangat menyukainya. Anda tidak punya banyak waktu untuk beralih langsung dari sepak bola klub ke sepak bola internasional, tetapi semua orang berada pada level performa yang bagus," kata Ilkay Gündogan. "Bahkan mungkin keuntungan bagi semua orang untuk tidak istirahat dengan beberapa hari libur, kemudian harus mendadak kembali ke lapangan dan memulai persiapan."

Untuk semua negara yang berkompetisi, Piala Dunia di Qatar memang berbeda, dengan banyaknya sorotan tentang masalah politik dan hak asasi manusia. Beberapa pemain Jerman, seperti Leon Goretzka dan Thomas Müller, pada minggu-minggu sebelum turnamen berbicara tentang situasi itu. Tetapi sekarang, semua konsentrasi diarahkan ke lapangan hijau.

"Dari sudut pandang seorang pemain, banyak hal telah dikatakan, dari kami sebagai tim dan juga dari negara lain," kata Ilkay Gündogan. Sebagai seorang atlet yang ingin merayakan sepak bola, Ilkay Gündogan berharap bahwa sepak bola lah yang bisa mendominasi dalam turnamen.

Ilkay Gundogan bercita-cita menjadi pelatih?

Ini mungkin Piala Dunia terakhir bagi Ilkay Gundogan, bahkan mungkin menjadi turnamen internasional terakhirnya. Meskipun tentu ada juga hasrat untuk tampil di Piala Eropa dua tahun depan. Bagaimana dia menggambarkan masa depannya?

Ilkay Gündogan telah melakukan beberapa pelatihan di akademi Manchester City dan mulai mendapatkan lencana pelatihan. Meskipun dia mengakui, menjadi pelatih tidak mengubah cara dia bermain, tetapi mungkin mengubah cara dia memimpin tim di lapangan.

"Saya mungkin memiliki manajer terbaik di dunia dalam karir saya sejauh ini, jadi saya menganggap diri saya sangat beruntung. Saya sangat berterima kasih untuk semua pelatih yang pernah saya miliki dan tentu saja, untuk yang saya miliki saat ini," kata Ilkay Gündogan, menunjuk pada pelatih Mancehster City Pep Guardiola, salah satu pelatih sepak bola terbaik dunia saat ini.

"Saya telah melihat banyak hal berbeda dengan kualitas tertinggi, dan saya telah belajar banyak hal. Jadi saya pikir ada potensi bagi saya, karena menurut saya itu menyenangkan. Saya pikir menyenangkan menjadi pemimpin, memimpin tim, untuk memiliki ide dan kemudian menerapkannya di lapangan dengan para pemain yang dimiliki. Saya melihat diri saya mungkin di sana suatu hari nanti."

Namun sebelum itu, kehidupan Ilkay Gündogan sendiri akan berubah, ketika dia menjadi seorang ayah tahun depan. Inilah yang baginya paling penting.

"Rasanya, sudah banyak hal yang berubah, terutama cara Anda berpikir tentang sesuatu, cara Anda melihat sesuatu. Maksud saya, bayi kita belum lahir, dan kita sudah memikirkan atau khawatir tentang masa depan. Meskipun saya tahu bahwa saya memiliki kehidupan yang sangat istimewa, tetapi pada akhirnya, saya juga manusia normal dengan pikiran normal, dan mungkin waswas tentang masa depan… Saya sudah tidak sabar untuk menjadi seorang ayah ."

Tapi dia tahu, yang penting saat ini adalah penampilan pertama Jerman melawan Jepang pada hari Rabu (23/11) dan pesaing berat yang ada di Grup Jerman: "Spanyol sedang menunggu," kata Ilkay Gundogan.

Wawancara DW dilakukan oleh Thomas Klein dan Jonathan Harding pada 20 November 2022 dan disunting sesuai konteks oleh editor DW Hendra Pasuhuk. (hp/yf)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya