Pergantian pimpinan SPD ; Konferensi G-7 di Florida
9 Februari 2004Iklan
Sari Pers DW kali ini kami awali dengan tema politik dalam negeri Jerman. Pergantian kepemimpinan di Partai Sosialis Demokrat SPD . Jumat lalu Kanselir Jerman Gerhard Schröder yang juga ketua SPD , memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai ketua partainya, dan menyerahkan jabatan ketua kepada Franz Müntefering yang selama ini menjabat sebagai ketua fraksi SPD. Pergantian kepemimpinan SPD oleh harian Freie Presse di Chemnitz dikomentari sebagai berikut: Meski Gerhard Schröder telah mengundurkan diri sebagai ketua SPD , Berlin masih tetap diliputi suasana tidak pasti. Sudah terdengar suara-suara pertama di kalangan partainya sendiri yang meragukan pencalonan kembali Schröder untuk tahun 2006. Suara-suara itu akan cepat bertambah, jika tidak ada pertumbuhan ekonomi yang sangat diharapkan. Sementara harian Süddeutsche Zeitung menulis: Franz Müntefering, 64 tahun, yang akan diangkat sebagai ketua baru SPD akan menjadi ketua untuk masa peralihan. Berapa lama masa peralihan ini akan berlangsung, tergantung pada nasib selanjutnya Gerhard Schröder. Schröder bukan kanselirnya Müntefering, melainkan Müntefering adalah ketua partainya Schröder. Jadi kedua tokoh tsb sangat erat tergantung satu sama lain. Meski banyak kelemahannya Schröder mempersonifikasi kemampuan memerintah dari partai SPD. Sementara Müntefering sebagai ketua partai , harus dapat memimpin partai pemerintah dengan tegas. Berikut beberapa komentar harian non-Jerman mengenai pengunduran diri Schröder sebagai ketua Partai SPD. Harian Spanyol ABC yang terbit di Madrid menulis, Schröder adalah korban politik populisme-nya: Kanselir Jerman Gerhard Schröder mengundurkan diri sebagai ketua partai. Sebagai tokoh populis untuk sementara mungkin dapat memperoleh hikmahnya. Namun untuk jangka panjang seorang populis selalu akan mengalami jalan buntu. Bila di balik kata-katanya tidak ada tindakan yang serius dan penuh tanggung jawab, maka pemerintahan seperti itu, cepat atau lambat akan terbongkar kedoknya. Adalah strategi yang sangat berbahaya untuk menjalani pemerintahan mengikuti suasana di dalam masyarakat. Pada suatu saat akan timbul noda-noda gelapnya yang tersembunyi di balik topeng populisme. Harian Belanda De Telegraaf menyamakan Schröder dengan jendral tanpa pasukan. Komentar harian ini: Dengan penyerahan kepemimpinan partai ke pada tentara setianya Franz Müntefering, kanselir Jerman mengambil risiko yang sangat besar. Schröder menyerahkan separoh kekuasaannya , dan kini Müntefering diejek sebagai kanselir bayangan. Schröder hanya dapat bertahan sampai habis masa jabatannya pada tahun 2006, apa bila ekonomi dapat dihidupkan kembali. Untuk sementara Schröder hanyalah bagaikan seorang jendral tanpa pasukan yang kehilangan kredibilitas. Harian Algemeen Dagblad berkomentar: Setelah pengunduran diri kanselir Schröder sebagai ketua partai , kini jelas kearah mana SPD akan bergerak , yakni ke kiri. Jelas, kanselir kehilangan kekuasaan. Namun apakah kekuasaannya telah berakhir, seperti yang diramalkan oleh pihak oposisi, kini tergantung pada kemampuan Müntefering, sejauh mana ia dapat menenangkan kader partai yang sedang menggerutu. Namun kemungkinannya kecil. Tema lain dari Sari Pers DW: Konferensi G-7 , di Florida, AS. Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari 7 negara industri terkemuka yakni Jepang, Jerman, Prancis, Inggris, Italia dan Kanada , akhir pekan lalu mengadakan konferensi di Boca Raton, di negara bagian AS , Florida . Harian Prancis Le Echo berkomentar: Apakah konsensus internasional telah pulih kembali? Itu belum pasti. Tentu saja negara-negara Eropa punya alasan untuk merasa lega. Karena negara-negera Eropa sejak lama menerapkan kebijakan bersama, AS kini mengaku, beban defisit AS dewasa ini, tidak bisa hanya dipikul oleh mata uang Euro saja, mengingat lemahnya tingkat pertumbuhan di benua lama. Namun meski menteri keuangan AS John Snow membantah akan tetap mempertahankan nilai tukar Dollar yang fleksibel, pernyataannya itu tidak menyakinkan para pelaku pasar. Sebaliknya harian Austria Die Presse meramalkan nilai tukar Euro akan terus meningkat: Dalam jangka waktu sedang tidak akan ada perubahan . Dollar tetap lemah dan Euro tetap kuat. Sebab , ketujuh negara industri, berdasarkan masing-masing kepentingannya, masih jauh dari tindakan bersama untuk menstabilkan nilai tukar. Selama belum ada kebijakan bersama , maka "gerak-gerik tak teratur" para pelaku pasar valuta akan menguatkan turun-naiknya nilai tukar.
Iklan