Peringatan 100 Tahun Kelahiran Pejuang HAM Nelson Mandela
17 Juli 2018
18 Juli 2018 genap 100 tahun hari lahir pejuang anti apartheid Afrika Selatan, Nelson Mandela, yang meninggal tahun 2013. Kisah hidupnya sekarang bisa diikuti lewat aplikasi ponsel pintar.
Iklan
Di desa kecil Mvezo masih berdiri rumah tempat Nelson Mandela dilahirkan. Dia tinggal di sini sampai usia 2 tahun, ketika ayahnya kehilangan posisi sebagai kepala desa dalam perselisihan dengan seorang hakim. Kemudian keluarganya pindah ke Qunu, di mana Mandela hidup sampai usia 9 tahun, sampai ayahnya meninggal.
Dia dan ibunya kemudian pindah ke Mqhekezweni. Di sini dia diadopsi oleh keluarga seorang pemimpin lokal Jongintaba Dalindyebo dan dipersiapkan untuk menjadi pemimpin. Dalam otobiografinya "Long Walk to Freedom" Mandela, yang oleh kaumnya dipanggil Madiba, menulis bahwa minatnya dalam politik pertama kali menyala ketika mendengarkan para tetua suku mengadakan pertemuan masyarakat di Mqhekezweni.
Setelah 27 tahun di penjara, Mandela kembali lagi ke Qunu dan membangun tempat untuk keluarganya. Setelah dia pensiun dari jabatan publik, dia kembali lagi ke sini juga. Di sini berdiri Museum Nelson Mandela, yang diresmikan 11 Februari 2000, pada peringatan 10 tahun pembebasannya dari penjara.
Sekitar 200 kilometer ke selatan terletak Museum Steve Biko di King William's Town. Biko adalah ikon gerakan anti apartheid, seorang nasionalis Afrika dan pemimpin gerakan akar rumput Black Consciousness Movement (Gerakan Kesadaran Kulit Hitam). Dia meninggal tahun 1977 setelah ditangkap dan dipukuli. Dia memiliki pengaruh besar pada Mandela.
Pemimpin anti-apartheid di Soweto
Dibangun tahun 1930 oleh pemerintah kulit putih untuk merelokasi penduduk kulit hitam menjauh dari Johannesburg, Soweto berkembang menjadi kota kulit hitam terbesar di Afrika Selatan. Kemiskinan merajalela di kota yang kumuh itu. Aksi protes terhadap politik apartheid selalu marak diiringi dengan bentrokan dan kerusuhan.
Mandela tinggal di Soweto dari 1946 hingga 1962 dan bekerja dengan aktivis African National Congres (ANC) Walter Sisulu, yang banyak mempengaruhi kegiatan politiknya. Rumah Mandela di Soweto sekarang juga sudah menjadi museum.
Situs yang paling lengkap dan paling memilukan tentang politik apartheid adalah di Apartheid Museum. Pintu masuknya dibagi menjadi bagian "blankes / kulit putih" dan "nie-blankes / non-kulit putih".
Museum ini merinci sejarah para pemukim kulit putih di Afrika Selatan, permulaan perjuangan anti apartheid dan perjuangan sehari-hari warga kulit hitam. Di sini diceritakan bagaimana Nelson Mandela mengubah ANC menjadi sebuah gerakan politik massa.
Perjalanan Madiba sebagai aplikasi
Perjalanan feri selama 45 menit dari Cape Town membawa kita ke Robben Island, tempat Mandela menghabiskan 18 tahun dari 27 tahun di penjara, dimulai tahun 1964, bersama para pahlawan gerakan lainnya Walter Sisulu dan Govan Mbeki.
Terlepas dari penghinaan dan penindasan yang dialaminya selama bertahun-tahun di sini, Mandela juga mengasah keterampilannya sebagai seorang pemimpin dan negosiator handal. Inilah modal penting baginya ketika merintis menuju kepresidenan pada tahun 1994 setelah dia dibebaskan.
Afrika Selatan sekarang telah berkembang jauh. Negara demokrasi ini memang masih memiliki tantangan bagi mada depan, termasuk meningkatkan kondisi kehidupan warga dan memberi pendidikan yang layak bagi mayoritas kulit hitamnya.
Sebuah aplikasi ponsel pintar, Madiba's Journey, diperkenalkan oleh Lembaga Pariwisata Afrika Selatan dan Nelson Mandela Foundation. Alikasi ini mengisahkan perjalanan hidup Nelson Mandela, yang telah mendedikasikan hidupnya bagi perjuangan kemerdekaan kaum tertindas.
Nelson Mandela
Ia mengabdikan hidupnya untuk menentang apartheid. Nelson Mandela menjadi presiden kulit hitam Afrika Selatan pertama.
Foto: AP
Selamat Jalan Mandela!
Selalu tersenyum, begitulah dunia mengenal dan mengenang Nelson Mandela. Pejuang anti Apartheid ini wafat dalam usia 95 dahun di Johannesburg. Nelson Mandela dilahirkan pada 18 Juli 1918 di Mvezo, dengan nama "Rolihlahla". Mandela merupakan yang pertama dalam keluarganya yang belajar menulis dan membaca.
Foto: Reuters
Masa Muda
Nelson Mandela dalam foto yang diambil tahun 1937 ketika ia menjalani pendidikan di sekolah misionaris di Healdtown. Mandela lahir pada tanggal 18 Juli 1918 di Eastern Cape. Nama Inggris Nelson ia dapatkan di sekolah. Mandela pernah menikah sebanyak tiga kali. Dari dua pernikahannya ia dikaruniai enam anak.
Foto: DW
Apartheid
Papan pengumuman seperti tampak dalam foto merupakan pemandangan yang biasa ketika Mandela tumbuh dewasa. Pemisahan rasial diterapkan di semua bidang kehidupan: tempat berbeda bagi orang kulit hitam dan putih di kereta api atau bis, pintu masuk terpisah di rumah sakit, balai kota dan bank. Demikian pula, wilayah tempat tinggal dipisah.
Foto: AP
Aktivis Muda
Ketika ia dipaksa untuk menikah, Mandela melarikan diri ke Johannesburg dan kemudian kuliah hukum. Setelah lulus, ia mendirikan firma hukum kulit hitam pertama di negara itu. Ketika menjadi mahasiswa ia telah aktif dalam politik membela hak kaum hitam. Pada tahun 1942 ia bergabung dengan gerakan pembebasan, Kongres Nasional Afrika (ANC), dan kemudian mendirikan organisasi pemuda ANC.
Foto: AP
ANC Dilarang
Pada tahun 1956, Mandela (ketiga dari kiri) bersama dengan 155 aktivis lainnya dituduh melakukan penghianatan kepada negara, karena aktivitasnya dalam memimpin kampanye anti apartheid. Sidang pengadilan terhadapnya, yang berlangsung selama empat setengah tahun, akhirnya memvonis Mandela bebas. Pada tahun 1960 pemerintah melarang ANC dan kelompok anti apartheid lainnya.
Foto: AP
Vonis Seumur Hidup
1964: Massa berkumpul di depan gedung pengadilan, tempat berlangsungnya proses hukum terhadap Nelson Mandala dan aktivis anti Apartheid lainnya. Dalam peristiwa yang disebut proses Rivonia itu Nelson Mandela divonis bersalah dengan dakwaan makar dan mendapat hukuman penjara sumur hidup
Foto: Bailey's Archives
Penjara
Dalam sel sempit penjara di Pulau Robben inilah Mandela mendekam selama 18 tahun. Setelah pelarangan ANC di tahun 1960, Mandela mendirikan organisasi sayap militan ANC "Spear of The Nation“. Pada bulan Agustus 1962 ia ditangkap dan kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dengan tuduhan sabotase dan perencanaan perjuangan bersenjata.
Foto: cc-by-sa- Paul Mannix
Perjuangan terus berlangsung
Selama Nelson Mandela dipenjara, aktivis-aktivis lain mengobarkan perang terhadap rejim Apartheid - antara lain bekas isterinya, Winnie Mandela (tengah). Ia tumbuh menjadi pemimpin oposisi melawan pemerintahan minoritas putih.
Foto: AP
Mandela, Sang Petinju
Semasa remaja Nelson Mandela menggemari tinju. "Di atas ring, usia, pangkat, warna kulit dan harta tidak berperan," katanya menggambarkan kecintaannya kepada olahraga ini. Selama di penjara ia juga aktif menjaga kebugaran: antara lain mengangkat beban, push up dan berbagai jenis olahraga lainnya.
Foto: Getty Images
Hari Pembebasan
11 Februari 1990: Nelson Mandela bersama Winnie bergandengan tangan menyambut masa yang menantinya. Setelah mendekam selama 27 tahun di penjara, atas tekanan masyarakat internasional akhirnya Mandela dibebaskan. Pada hari kebebasannya, di depan 120 ribu pendukungnya ia berpidato menyampaikan politik rekonsilasi.
Foto: picture-alliance/ dpa
Nobel Perdamaian
Mandela dibebasakan setelah mendekam di penjara selama 27 tahun. Presiden Afrika Selatan kala itu, F.W. de Klerk (kanan) memerintahkan pencabutan larangan bagi ANC. Di hari pembebasannya, Mandela menyampaikan pidato rekonsiliiasi. Atas jasanya dalam menghapus politiik apartheid di Afrika Selatan, de Klerk dan Mandela dianugrahi penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 1993.
Foto: AP
Presiden
Pada tanggal 9 Mei 1994, ANC memenangkan pemilu demokratis pertama di Afrika Selatan. Nelson Mandela ditunjuk parlemen menjadi presiden kulit hitam pertama di negara itu. Sebagai kepala negara dan pemimpin ANC, ia memimpin transformasi negara dan masyarakat Afrika Selatan. Ia mendapat penghormatan internasional atas upayanya bagi perdamaian di seluruh dunia
Foto: AP
Perang Irak
Antara tahun 2002-2003, Mandela menyampaikan beberapa pidato yang mengundang kontroversi, seputar Perang Irak yang dijalankan Bush dan Blair. Ia mengatakan, Bush merupakan seorang yang sombong dan rasis. Ia juga mengecam kurangnya keterlibatan PBB dalam mengambil keputusan mengenai Perang Irak. Pada musim gugur 2002, Mandela menyambut mantan wakil perdana menteri Irak, Tariq Aziz, di Johannesburg.
Foto: AP
Kawan Seperjuangan
Mandela menjalin persahabatan erat dengan Fidel Castro, yang ia sebut "kawan seperjuangan". Mantan pemimpin Kuba ini telah mendukung perjuangan gerakan pembebasan di Angola dan Namibia, yang pada akhirnya melemahkan rezim apartheid di Afrika Selatan. Musim panas 1991, Mandela mengunjungi Castro dalam perayaan Hari Nasional Kuba di Matanzas.
Foto: AP
Kampanye 46664
46664 merupakan nomor tahanan Mandela di penjara Pulau Robben. Selama menjadi tahanan ia hanya dikenal berdasarkan nomornya ini, diceritakan Mandela. Sekarang, nomor tahanan ini dipakai yayasan milik Mandela untuk kampanye mendukung jutaan penderita HIV.