"Pidato Saja Tak Cukup Untuk Hentikan Penyebaran Kebencian"
27 Januari 2020
Lebih 200 penyintas dari kamp konsentrasi Auschwitz-Birkenau berkumpul hari Senin untuk memperingati 75 tahun pembebasan kamp Nazi oleh tentara Soviet, 27 Januari 1945.
Iklan
Banyak dari mereka yang kini berusia lanjut melakukan perjalanan jauh ke Polandia selatan untuk menghadiri acara peringatan ini. Mereka datang dari Israel, Amerika Serikat, Australia, Peru, Rusia, Slovenia, dan negara-negara lain. Banyak yang kehilangan orang tua dan keluarganya di Auschwitz, yang disebut-sebut sebagai "pabrik kematian Nazi".
Sekitar 1,1 juta orang dibunuh di Auschwitz-Birkenau. Kebanyakan korban adalah warga Yahudi dari Hungaria, Polandia, Italia, Belgia, Prancis, Belanda, Yunani, Kroasia, Rusia, Austria dan Jerman. Acara hari Senin (27/1) akan dipimpin oleh Presiden Polandia Andrzej Duda dan Presiden World Jewish Congress, Ronald Lauder.
Wakil-wakil pemerintahan dari Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan beberapa negara Eropa juga akan hadir pada upacara resmi, termasuk Presiden Israel Reuven Revlin. Keluarga kerajaan dari Belgia, Spanyol dan Belanda, juga akan datang, dan delegasi besar dari Rusia. Pasukan Soviet membebaskan kamp konsentrasi Auschwitz pada 27Januari 1945, setelah pasukan Jerman melarikan diri.
Perlu tindakan tegas hadapi ujaran kebencian
"Ini tentang orang yang selamat. Ini bukan tentang politik," kata Ronald Lauder, ketika tiba di lokasi dan bertemu dengan beberapa penyintas. Dia memperingatkan bahwa para pemimpin harus berbuat lebih banyak untuk memerangi anti-Semitisme yang kini menyebar lagi.
"Pidato saja tidak cukup untuk menghentikan anti semitisme," tegasnya. Dia mengatakan internet juga turut menyebarkan kebencian terhadap Yahudi dan menyerukan undang-undang yang lebih ketat menghadapi penyebaran kebencian.
"Sayangnya sebagian besar pemerintah hanya berbicara, mereka tidak bertindak," tambahnya.
Peringatan bagi generasi muda
Menjelang upacara peringatan resmi, para penyintas dan keluarganya berjalan lagi melalui tempat-tempat di mana mereka menderita kelaparan, penyakit, dan hampir mati. Bagi sebagian orang, itu adalah satu-satunya tanah pemakaman bagi orang tua dan kakek-nenek mereka.
"Saya tidak punya kuburan untuk dikunjungi, dan saya tahu orang tua saya dibunuh di sini dan dibakar. Jadi, inilah cara saya memberi penghormatan kepada mereka," kata Yvonne Engelman, yang sekarang berusia 92 tahun dan tinggal di Australia.
Dia masih ingat dibawa ke Auschwitz dari ghetto di Cekoslowakia. Sampai di sana, dia dilucuti pakaiannya, dicukur botak dan dimasukkan ke dalam kamar gas. Tetapi kamar gas hari itu tidak berfungsi, dan seperti sebuah keajaiban, dia bertahan hidup dan selamat dari maut.
Jeanette Spiegel, 96 tahun, berusia 20 tahun saat dibawa ke Auschwitz, di mana dia disekap selama sembilan bulan. Sekarang dia tinggal di New York City, AS. Dia mengaku prihatin dengan kembali meluasnya anti semitisme.
"Kaum muda harus memahami, bahwa tidak ada hal yang pasti, dan hal-hal terburuk bisa terjadi lagi. Mereka harus hati-hati dalam memilih", katanya.
Auschwitz - Menengok Kekejaman Sebuah Kamp
Kamp konsentrasi Auschwitz berhasil dibebaskan pasukan Soviet, 27 Januari 1945. Sejak tahun 1996, tanggal ini dijadikan sebagai hari peringatan bagi para korban kekejaman Nationalsozialismus (Nazi).
Foto: AP
Pembebasan
75 tahun lalu, Tentara Merah berhasil membebaskan kamp konsentrasi dan kamp pemusnahan Auschwitz-Birkenau. Antara tahun 1940-1945, lebih dari satu juta orang, kebanyakan warga Yahudi, tewas dibunuh di kamp ini. Ketika tentara Soviet membebaskan kamp, mereka hanya menemukan sekitar 7000 orang yang selamat. Tampak dalam foto yang diambil Januari 1945, tiga orang penghuni kamp yang berhasil selamat.
Foto: AP
Hampir Mati Kelaparan
10 hari sebelum Tentara Merah membebaskan kamp ini, Nazi menggiring sekitar 60 ribu tawanan, dengan apa yang disebut Todesmarsch atau Mars Kematian, ke kamp lain. Mereka yang tinggal di kamp adalah para tahanan yang kondisinya telah lemah akibat kelaparan.
Foto: AP
Tahanan Anak
Nazi menahan sekitar 232 ribu anak-anak di Auschwitz-Birkenau. Kebanyak dari mereka adalah anak-anak keturunan Yahudi. Selain itu terdapat juga anak-anak Roma, anak-anak yang dikirim dari Polandia, Rusia dan Ukraina. Saat ini, masih hidup sekitar 300 anak dari 2000 anak yang berhasil diselamatkan 70 tahun lalu.
Foto: AP
Sinisme Nazi
"Arbeit macht frei“ atau terjemahan harfiahnya "Kerja Dapat Membebaskan“, semboyan yang terpampang di depan gerbang utama kamp konsentrasi Auschwitz I. Tahun 2009, plang tulisan asli di gerbang ini telah dicuri, dan diganti dengan satu replika. Plang asli yang berhasil ditemukan kembali kini disimpan di museum.
Foto: AP
Holocaust
Auschwitz-Birkenau merupakan kamp konsentrasi dan kamp pemusnahan terbesar yang dibangun Nazi. Dan kamp ini merupakan satu-satunya yang berhasil dipertahankan kondisinya sesuai dengan kondisi ketika kamp ini dibebaskan tahun 1945 – atau seperti tampak dalam foto yang dibuat tahun 1946.
Foto: AP
Tugu Peringatan Asli
Untuk mempertahankan kamp ini sebagai tugu peringatan, Polandia telah membentuk satu yayasan. Jerman telah menjanjikan 120 juta Euro dana yang dibutuhkan, sehingga pekerjaan pemeliharaan dapat terus dilaksanakan dalam tahun-tahun mendatang. Foto yang diambil tahun 1958 memperlihatkan gudang penyimpanan di balik pagar listrik tegangan tinggi
Foto: AP
Pembunuh
Salah satu dari 116 foto langka para petinggi Nazi di Auschwitz ini diambil pada tahun 1944. Richard Bär, yang sejak Mei 1944 memegang komando tertinggi di Auschwitz, di sebelahnya, Dr. Josef Mengele, komandan di Birkenau, Josef Kramer (tertutup wajahnya), serta mantan komandan Auschwitz Rudolf Höß. Pria paling kanan tidak diketahui identitasnya.
Foto: AP
Fotografer
Wilhelm Brasse berusia 25 tahun ketika tiba sebagai tahanan politik di Auschwitz. Atas perintah SS, ia membuat foto dari sekitar 40 ribu tahanan. Ia pun diharuskan mendokumentasikan eksperimen medis brutal yang dilakukan Dr. Mengele. Akibat trauma, setelah perang berakhir, tidak pernah sekalipun menyentuh kamera lagi. Kisah Brasse diabadikan dalam satu film Polandia berjudul "Potrecista“.
Foto: dpa
Seleksi
Foto dari tahun 1944 yang kini tersimpan di Museum Yad Varshem ini memperlihatkan para perempuan dan anak-anak, yang dipisahkan dari kelompok laki-laki. Mereka sedang menjalani psores ‚penyeleksian, ketika tiba di Auschwitz-Birkenau.
Foto: AP
Kerja Rodi
Mereka yang lolos dari 'seleksi’ diharuskan melakukan kerja yang berat. Tampak dalam foto, para perempuan yang lolos seleksi berdiri dalam antrian untuk menerima perintah kerja.
Foto: AP
Barak Perempuan
Kelaparan dan kedinginan merupakan keseharian yang harus dijalani para perempuan penghuni kamp di Birkenau. Mereka ditempatkan dalam barak terpisah di lokasi kamp.
Foto: dpa
Warisan Holocaust
Di area kamp Auschwitz seluas hampir 200 hektar terdapat 300 barak tahanan. Banyak bagian dari kamp konsentrasi Auschwitz yang sampai sekarang tetap terpelihara keasliannya dan dijadikan sebagai tugu peringatan serta museum kekejaman Holocaust. Museum ini juga dijadikan pusat penelitian Holocaust.
Foto: dpa
Krematorium
Auschwitz-Birkenau memiliki enam kamar gas serta empat krematorium. Rasa kengerian masih dapat dirasakan para pengunjung ketika melihat bekas oven pembakaran jenazah ini. Banyak tahanan dari seluruh Eropa dibunuh pada hari kedatangan mereka dan jenazah mereka dibakar di tempat ini.
Foto: AP
Rencana Pemusnahan
Salinan asli dari rencana pembangunan kamp konsetrasi dan kamp pemusnahan Auschwitz tahun 1941 dan 1942. Salinan asli ini kini disimpan di Museum Holocaust Yad Vaschem di Yerusalem. Dalam salinan ini digambarkan berapa besar dan di mana saja akan dibangun kamar gas dan oven pembakaran korban. Salinan ini ditemukan pada tahun 2008 di sebuah apartemen di Berlin.