Peristiwa Antariksa di 2014
23 Desember 2013 Tahun baru 2014 berawal gaduh. Ilmuwan Badan Antariksa Eropa sedang mempersiapkan fase terakhir misi wahana nir awak, Rosetta, yang akan bangun dari tidur musim dinginya. Sejak hampir sepuluh tahun Rosetta mengitari tata surya. Manuvernya menjauhi matahari dalam dua setengah tahun terakhir membuat Rosetta kehabisan bahan bakar. Wahana yang diluncurkan tahun 2004 itu pun ditidurkan guna mengisi ulang energi lewat sel surya.
Tanggal 20 Januari Rosetta akan dibangunkan oleh empat jam 'wecker' sekaligus. Sesaat setelah sistemnya berfungsi dan antena kembali diarahkan ke bumi, Rosetta bakal kembali menghubungi Pusat Pengendalian Luar Angkasa di Darmstadt, Jerman. Pertengahan tahun depan, wahana itu akan mendekati sasarannya, Komet Churyumov-Gerasimenko.
Selama setahun Rosetta akan mengamati komet yang mengitari matahari dalam kurun waktu 6,5 tahun tersebut. November mendatang wahana itu akan meluncurkan kapsul pendarat yang membawa laboraturium mini guna mempelajari susunan material Churyumov-Gerasimenko.
Komet diyakini menyimpan debu kosmik dan es dari masa-masa terbentuknya sistem tata surya empat setengah miliar tahun lalu. Mempelajari material tersebut bisa mengungkap bagaimana kehidupan bisa muncul di bumi.
Mars Kedatangan Tamu
Bulan September Mars bakal disambangi dua wahana luar angkasa yang mengitari orbitnya. Wahana Maven buatan NASA bertugas mempelajari atmosfer planet merah tersebut. Misi Maven diharapkan bisa mengurai susunan gas yang membentuk atmosfer Mars dan bagaimana proses pembentukannya.
Wahana kedua adalah misi luar angkasa pertama milik India. Bersama Mangalyaan, Badan Antariksa India (ISRO) berambisi menguji teknologi luar angkasa dan mengumpulkan pengalaman terkait misi antar planet.
Selain dijadikan ladang eksperimen teknologi, Manglayaan juga ditugaskan mengamati dan memetakan susunan permukaan Mars. Saat ini wahana tersebut berada di orbit Bumi dan akan melakukan enam manuver orbit untuk menaikkan ketinggiannya sebelum memasuki orbit transfer heliosentris Mars pada tanggal 30 November 2013.
Cina Merambah Antariksa
Setelah berhasil mendaratkan wahana Chang'e 3 pertengahan Desember lalu, Cina masuk dalam daftar negara-negara penjelajah antariksa. Wahana tersebut direncanakan menuntaskan misinya dalam waktu satu tahun dan mengamati luar angkasa dengan teleskop kecil.
Sementara rover Yutu yang dibawa untuk mengamati kawasan di sekitar tempat pendaratan bakal bekerja hingga bulan April mendatang.
Apa yang sedang direncanakan oleh Badan Antariksa Cina hingga kini belum terungkap. Yang jelas Beijing akan mengirimkan sejumlah astronot ke stasiun luar angkasa Tiangong-1. Program antariksa Cina saat ini masih terisolasi lantaran sikap Amerika Serikat yang menolak raksasa Asia itu sebagai mitra stasiun luar angkasa internasional.
Karena Kongres AS belum akan mengubah sikap kerasnya tahun depan, Konferensi Intenasional Misi Ruang Angkasa bisa dipastikan bakal penuh polemik. Pertemuan itu bakal digelar Januari mendatang, uniknya kali ini di Washington dan Cina akan ikut serta.
Mars Bersinar di Maret dan April
Langit menawarkan sejumlah peristiwa menarik tahun depan. Terutama yang berkaitan dengan planet Mars. Bulan April planet merah itu akan berkilau terang, sesuatu yang tidak terjadi sejak beberapa tahun terakhir.
Selain itu planet Venus akan muncul sebagai bintang pagi sepanjang tahun. Peristiwa kosmik ini terutama bisa diamati dengan jelas di langit selatan.
Sementara di belahan bumi utara, Venus baru akan mendominasi langit tahun 2015. Bulan Agustus kedua planet paling cerah di sistem tata surya bakal bersua: Venus dan Jupiter akan berpapasan pada pagi 18 Agustus, sehingga dengan mata telanjang kedua planet terlihat melebur.
Empat Gerhana
2014 juga akan diwarnai dengan dua gerhana bulan total dan dua gerhana matahari separuh. Peristiwa langka itu bisa diamati dengan jelas di belahan bumi selatan. Tanggal 15 April, Bulan akan sembunyi di balik bayang-bayang bumi. Gerhana itu terlihat jelas di Amerika utara dan selatan, Pasifik serta Australia.
Matahari akan tertutup separuhnya dua pekan berselang di selatan Samudera Hindia, Australia dan benua Antartika. Sementara gerhana bulan total akan kembali terjadi 8 Oktober dan bisa dilihat jelas di Asia Timur, Australia, Pasifik dan benua Amerika.
Sebaliknya gerhana matahari separuh pada 23 Oktober cuma bisa diamati di Amerika Utara dan Timur Laut Pasifik. Gerhana akan kembali bisa dilihat di Eropa tahun 2015.