Perjanjian Dagang Indonesia-Australia Setebal Satu Halaman
30 Agustus 2018
Jelang kunjungan PM Australia, Scott Morrison, ke Indonesia, kedua negara diburu waktu menuntaskan negosiasi perjanjian dagang yang hanya setebal satu halaman. Perjanjian itu diharapkan bisa meminimalisir pengaruh Cina.
Iklan
Hingga dini hari menjelang kunjungan Perdana Menteri baru Australia Scott Morrison ke Indonesia, pemerintahan negeri kangguru itu dilaporkan masih menegosiasikan perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia. Repotnya lagi, dokumen perjanjian itu hanya sepanjang satu halaman, demikian dikabarkan harian The Sydney Morning Herald.
Sebagaimana lazim, Morrison akan mengunjungi Indonesia dalam lawatan kenegaraan pertama seorang perdana menteri baru. Dia dijadwalkan menyantap makan malam bersama Presiden Joko Widodo dan melobi Jakarta untuk memperkuat perjanjian dagang antara kedua negara.
Namun rapat terbatas yang digelar Kementerian Luar Negeri Indonesia hingga Rabu (29/8) dini hari mengkonfirmasikan perjanjian yang diharapkan akan ditandatangani oleh PM Morrison dan Presiden Jokowi baru berupa rancangan.
"Deklarasinya hanya sepanjang satu halaman dan masih dinegosiasikan," kata Edi Yusuf, Direktur Asia Timur dan Pasifik, kepada The Sydney Morning Herald. "Jika ini sudah selesai, maka negosiasinya juga sudah rampung. Naskah perjanjiannya yang utuh akan ditandatangani pada akhir tahun. Tapi saya tetap tidak bisa mengkonfirmasikan karena masih tahap negosiasi," imbuhnya saat diwawancara harian tertua Australia itu.
Sejak 2012 kedua negara membahas Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komperhensif atau IA-CEPA. Namun proses perundingan baru berjalan intensif sejak beberapa tahun terakhir.
PM Morrison berharap perjanjian tersebut bisa meningkatkan status kerjasama antara Australia dan Indonesia dari "Kemitraan Komperhensif" menjadi "Kemitraan Strategis dan Komperhensif." Perjanjian dagang teranyar ini terutama diniatkan buat meningkatkan kerjasama di bidang "transportasi, ekonomi kreatif dan saiber."
Komoditas Impor Terbesar Indonesia
Tahun 2014 Indonesia mengimpor produk senilai 178 milyar Dollar AS. Angka itu menempatkan Indonesia di peringkat 27 negara pengimpor terbesar di dunia. Apa saja barang yang paling banyak kita beli dan dari mana asalnya?
Foto: picture-alliance/dpa
1. Bahan Bakar Minyak, 26 Milyar Dollar AS
Setiap tahun Indonesia membeli produk minyak yang telah diolah senilai 26 milyar Dollar AS atau sekitar 339 trilyun Rupiah. Bahan bakar minyak menempati urutan teratas dalam daftar impor terbesar Indonesia. Singapura adalah sumber terbesar dengan 54%, disusul Malaysia 16% dan Korea Selatan 15%.
Foto: R. Gacad/AFP/Getty Images
2. Minyak Mentah, 12,1 Milyar Dollar AS
Setelah bahan bakar minyak, pemerintah juga gemar mengimpor minyak mentah dari luar negeri, nilainya mencapai 156 trilyun Rupiah. Sebagian besar minyak bumi didatangkan dari Arab Saudi (32%), Nigeria (26%) dan Azerbaidjan (17%).
Foto: picture-alliance/epa
3. Gas Elpiji, 4 Milyar Dollar AS
Meningkatnya permintaan akan gas Elpiji memaksa pemerintah membuka keran impor. Tahun 2014 silam Indonesia mengimpor gas senilai 54 trilyun Rupiah, antara lain dari Qatar (49%), Uni Emirat Arab (24%) dan Arab Sauid (18%).
Foto: Getty Images
4. Suku Cadang Kendaraan, 3 Milyar Dollar AS
Setiap tahun Indonesia mengimpor suku cadang kendaraan senilai 39 trilyun Rupiah dari Jepang (43%) dan Thailand (32%). Produk tersebut terutama ditujukan untuk produksi otomotif dalam negeri, yang menurut Kementerian Perindustrian, kapasitasnya sudah menembus angka 2 juta unit per tahun.
Foto: Bay Ismoyo/AFP/Getty Images
5. Telekomunikasi dan Penyiaran, 2,7 Milyar USD
Melonjaknya pertumbuhan industri penyiaran dan telekomunikasi ikut berimbas pada neraca impor Indonesia. Tahun 2014 silam Indonesia mengimpor perlengkapan digital senilai 35 trilyun Rupiah. Kebanyakan alat telekomunikasi dan penyiaran yang dibeli Indonesia berasal dari Cina (62%) dan Vietnam (33%)
Foto: picture-alliance/dpa
6. Komputer, 2,2 Milyar USD
Cina dan Vietnam lagi-lagi mendominasi produk impor komputer di Indonesia dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 62% dan 11%. Tahun 2014 nilai barang yang kita impor mencapai 28 trilyun Rupiah. Negara lain yang ikut menjual produk komputernya ke Indonesia adalah Singapura dan Malaysia.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Hoppe
7. Gandum, 2 Milyar USD
Untuk memenuhi kebutuhan industri pangan dalam negeri, Indonesia setiap tahun mengimpor gandum senilai lebih dari 26 trilyun Rupiah. Sumber terbesar adalah Australia (54%), Kanada (19%) dan Amerika Serikat (14%)
Foto: Reuters/L. Nicholson
7 foto1 | 7
Adapun status "kemitraan strategis dann komperhensif" akan menempatkan lima pilar sebagai fokus utama kerjasama, yakni ekonomi, keamanan dan terorisme, kemaritiman, hubungan antar warga negara dan kerjasama regional.
Menurut Edi kedua negara juga "masih berusaha" menegosiasikan perjanjian untuk membuka pintu bagi institusi pendidikan Australia membeli saham mayoritas hingga 67% milik universitas-universitas di Indonesia.
Lawatan Morrison dilakukan pada momentum yang tepat, yakni ketika kedua negara berusaha mencari sumber investasi selain Cina untuk meminimalisir pengaruh Beijing. Kedua kepala negara juga sedang mengumpulkan dukungan di dalam negeri untuk menghadapi pemilu tahun depan.
Namun begitu, kedua pemerintahan hanya memiliki "jendela waktu yang singkat," untuk mewujudkan perjanjian tersebut, kata Aaron Connely, Direktur Asia Tenggara di Lowy Institute, kepada Asian Nikkei Review.
Perjanjian "ini hanya dikebut sekarang karena kuatnya tekanan internasional kepada Rupiah," ujarnya. Kerjasama dengan Australia akan memungkinkan "Indonesia untuk mengirimkan sinyal reformasi kepada pasar internasional," yang akan memperkuat kepercayaan investor.
rzn/yf (SMH, Asian Nikkei Review, ABC)
Saat Kegersangan Jadi Karya Seni Abstrak
Seperti di utara, di bagian selatan Bumi juga terjadi kekeringan, walau sedang dalam musim dingin. Misalnya New South Wales di Australia Selatan. Bagi mahluk hidup itu berbahaya, tapi dari udara tampak seperti lukisan.
Foto: Reuters/D. Gray
Komposisi dengan sebatang pohon dan tempat minum ternak
Kegersangan di provinsi New South Wales saat musim dingin menyebabkan kawasah itu tampak seperti padang pasir coklat. Dari udara, tampak seperti lukisan abstrak.
Foto: Reuters/D. Gray
Kekeringan ibaratnya kanker
Sebuah batang pohon kering tampak tergeletak di daerah pertanian milik Tom dan Margo Wollaston. Pemilik pertanian itu mengatakan "Kegersangan ibaratnya kanker, ia memasuki tubuh dengan memakannya, dan cuaca akan semakin kering dan semakin serius dan mempengaruhi hidup." Menurut pemerintah, 95% provinsi itu menderita kekeringan.
Foto: Reuters/D. Gray
Hewan juga menderita
Seekor kanguru minum dari tangki air di sebuah lahan pertanian di Gunnedah, New South Wales. Bagi hewan di kawasan itu, kegersangan mengancam keselamatan. Untuk mengantisipasi bahaya kebakaran hutan, pohon eukaliptus di kawasan itu banyak yang ditebang. Akibatnya, koala di kawasan itu tidak punya makanan cukup.
Foto: Reuters/D. Gray
Hasil kerja seumur hidup terancam
Jimmie McKeown menatap lahan pertaniannya. Ia melihat sebuah tempat minum hewan, dan tiga tangki air, dan tanah berwarna merah dan penuh debu. Tahun ini lahan pertanian mereka terancam krisis ekonomi terbesar, sejak didirikan kakeknya tahun 1901. Sejak 2010 di kawasan itu sudah jarang turun hujan.
Foto: Reuters/D. Gray
Seuntai makanan
Padang rumput tidak punya rumput lagi, sehingga domba-domba menyerbu gandum yang ditempatkan petani seperti garis panjang. Pemerintah Australia berjanji akan mengucurkan bantuan darurat senilai lebih dari satu miliar Dollar Australia.
Foto: Reuters/D. Gray
Cabang-cabang hijau untuk sapi yang lelah
Petani Bauer Ash Whitney memanjat pohon kurrajong untuk memotong cabang-cabangnya. Itulah satu-satunya makanan yang bisa diberikannya kepada sapi-sapinya. Sejumlah bagian Australia mengalami musim panas paling panas dalam sejarah (Desember hingga Februari), dan musim gugur yang sangat kering dan hangat (Maret hingga Mei).
Foto: Reuters/D. Gray
Lingkaran dari butir-butir pasir
Di lahan ini, di Gunnedah Provinsi New South Wales tampak alur-alur yang diukir mesin pembajak. Setelah itu kegersangan ikut memberikan aksen tersendiri. Bentuk-bentuk lingkaran ini mengingatkan pada lukisan penduduk asli Aborigin. Penulis: David Ehl, Florian Mayer