Perjanjian Pranikah Bisa Buat Pasangan Lebih Saling Mengenal
Betty Herlina
10 Oktober 2022
Tiap suami dan istri berhak memiliki rasa aman secara ekonomi, baik dalam pernikahan yang sedang berlangsung maupun jika terjadi perceraian. Perjanjian pranikah mengatur hal ini.
Iklan
Membuat perjanjian pranikah belakangan mulai ramai dilakukan oleh pasangan sebelum memasuki pintu pernikahan, baik dari masyarakat umum hingga pasangan pesohor. Isinya pun bermacam-macam sesuai keinginan dan kebutuhan masing-masing pasangan, salah satunya tentang kepengurusan anak, keterbukaan pin ATM, dan kata kunci untuk telepon genggam, hingga media sosial.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Padma D. Liman, mengatakan perjanjian pranikah atau biasa juga disebut prenup dari kata prenuptial agreement sifatnya menjadi penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pada saat pembagian harta perkawinan ketika terjadi perceraian. Fungsi dari perjanjian pranikah adalah untuk memberikan rasa aman kepada kedua belah pihak, khususnya dalam pengaturan harta perkawinan dan dalam menjalankan rumah tangga.
"Isinya lebih pada persoalan harta, mengatur yang mana harta istri dan yang mana harta suami, sehingga ketika bercerai atau ada masalah ekonomi, semisal usaha salah satu pihak bangkrut atau ada aset yang disita, maka masih ada pihak lainnya menjaga atau menopang kehidupan rumah tangga tersebut, karena jelas harta milik suami dan harta milik istri sehingga kehidupan rumah tangga dan anak tidak terlantar," ujar Padma D. Liman kepada DW Indonesia.
Saat ini, menurut Padma, konsep perjanjian pranikah mengalami perubahan sejak adanya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 69/PUU-XIII/2015. Isi perjanjian tidak hanya menyangkut harta benda, tetapi juga hal-hal lain yang disepakati.
"Akibat tidak ada penjelasan tentang hal-hal yang disepakati, maka perjanjian pranikah maknanya menjadi berbeda, ada yang mencantumkan hal-hal sehari-hari sehingga menyimpang dari tujuan awal pengaturan tentang perjanjian pranikah," lanjutnya.
Apa syarat sahnya?
Ahli Hukum Perdata dari Universitas Indonesia (UI), Fully Handayani, mengatakan ada empat syarat sah perjanjian yakni kesepakatan para pihak, kecakapan, suatu hal tertentu dan kausal yang diperbolehkan (legal), dalam arti suatu hal dianggap halal untuk diperjanjikan.
Perjanjian pranikah, lanjut Fully Handayani, adalah kesepakatan yang dibuat oleh pasangan suami istri sebelum melakukan pernikahan, dan dicatatkan di Kantor Catatan Sipil dan KUA atau notaris. Isi perjanjian pranikah umumnya terkait pembagian harta.
"Harus dicatatkan, agar sifatnya mengikat. Isinya pun tidak bisa jika terkait misalnya, janji jika selingkuh didenda Rp500 juta. Itu bukan perjanjian pranikah yang dimaksud berdasarkan hukum di Indonesia. Perjanjian pranikah lebih pada soal pembagian harta gono-gini," katanya.
Fully menambahkan perjanjian pranikah dapat diperbarui di tengah-tengah pernikahan, sepanjang ada kesepakatan dari pasangan bersangkutan.
Pesta Mewah Tak Jamin Kelanggengan Rumah Tangga
Pesta pernikahan paling indah, mewah dan berlebihan hanya bisa ditemukan pada keluarga kerajaan dan selebriti. Ironisnya, ini bukan jaminan janji seumur hidup yang diberikan benar-benar ditepati.
Foto: Getty Images/AFP
Elizabeth & Philip
Ratu Inggris Elizabeth II sudah jatuh cinta pada Philip (ketika itu Pangeran Yunani dan Denmark) sejak berusia 13 tahun. Ketika pertunangan resmi, banyak orang mengkritik karena sang pangeran miskin, dan saudara-saudaranya punya hubungan dengan Jerman yang baru saja menyebabkan Perang Dunia II. 1947 ini jadi peristiwa paling geger di televisi.
Foto: Imago/ZUMA/Keystone
Diana & Charles
Untuk foto pernikahan memang orang harus tersenyum bahagia. 750 juta orang di seluruh dunia melihat upacara pernikahan 29 Juli 1982 di televisi. Di penampilan cantik ada keputusasaan. Bagi Diana ini hari terburuk hidupnya, karena Pangeran Charles mencintai perempuan lain. Walaupun diberkati dengan dua putera, mereka semakin tidak bahagia dan akhirnya berpisah tahun 1992.
Foto: imago/United Archives International
Kate & William
Bertahun-tahun setelah kandasnya rumah tangga Diana dan Charles, kembali terdengar berita menggembirakan dari istana kerajaan Inggris. Sejauh ini Pangeran William dan Kate tampak sebagai pasangan kerajaan tanpa skandal. Tahun 2011 mereka menikah. Masyarakat umum suka dengan pasangan ini, serta anak mereka George dan Charlotte.
Foto: dapd
Silvia & Carl Gustav
Saat Olimpiade 1972 Silvia Sommerlath yang tidak berdarah biru berkenalan dengan pangeran pewaris tahta Swedia. Keduanye menikah Juni 1976. Berkaitan dengan peristiwa itu, grup musik pop asal Swedia ABBA menciptakan lagu hit "Dancing Queen". Itu peristiwa mengharukan bagi warga Jerman, karena Silvia orang Jerman. Tapi rumah tangga mereka tidak berjalan mulus.
Foto: AFP/Getty Images
Victoria & Daniel
Tak berdarah biru, ibunya jadi Ratu Swedia. Kini Putri Victoria bersuami pria yang bukan dari keluarga kerajaan. 2010 Victoria menikahi pelatih fitnessnya Daniel Westling. Walaupun Raja Carl Gustav awalnya tidak suka, dan rakyat Swedia skeptis, pangeran baru itu sekarang jadi pria kesayangan keluarga kerajaan.
Foto: Getty Images/T. Laursen
Gracia & Rainier
Dari bintang film kenamaan AS Grace Kelly, April 1956 ia menjadi bangsawan Gracia Patricia dari Monako. Upacara pernikahan mereka ditonton 30 juta orang. Setelah upacara mewah itu, ia tidak jadi bintang film lagi, melainkan hanya ibu dan istri. Rumah tangga mereka tidak bahagia, tapi Grace tetap setia, dan mereka mendapat tiga anak. 1982 Grace Kelly meninggal dalam kecelakaan lalu lintas.
Foto: -/AFP/Getty Images
Charlene & Albert
Bangsawan Albert dari Monaco adalah putra satu-satunya Gracia dan Rainier. 2011 ia menikah dengan perenang Charlene Wittstock yang berusia 20 tahun lebih muda. Charlene juga tidak berdarah biru! Pada hari pernikahannya, Charlene mengenakan baju pengantin karya Armani. Sejumlah selebriti berdatangan, dan seluruh Monaco senang. Pernikahan mereka tampaknya bahagia. Foto: Charlene bersama ayahnya.
Foto: Getty Images
Nicky & James
Nicky Hilton adalah pewaris kaya raya pemilik hotel Hilton. 2015 ia menikah dengan multi milyuner James Rothschild asal Inggris. Karena keduanya kaya raya, pestanya juga sangat mewah. Gaun pengantin Nicky dirancang Valentino, harganya sekitar 78.000 Dolar. Lokasi pesta adalah ruang istana kerajaan Inggris Kensington, yang jadi tempat bermukim Pangeran William dan Kate.
Pemain baseball Joe DiMaggio menikahi Marilyn Monroe tahun 1954. Marylin adalah istri idamannya. Pernikahan hanya berlangsung singkat, penuh guncangan dan rasa cemburu Joe yang kuat. Walaupun akhirnya berpisah, ia tetap mencintai Marilyn. Ketika Marilyn meninggal tahun 962, Joe mengurus penguburannya.
Foto: Getty Images/AFP
Letizia & Felipe
Ini pernikahan yang jadi perhatian di tahun 2004. Putra mahkota Spanyol menikah dengan moderator TV Letizia. Ini jadi skandal. Letizia sudah pernah menikah! Tapi pasangan itu tidak peduli. Letizia dan Felipe punya dua anak perempuan. Setelah mertuanya, Raja Juan Carlos menyerahkan tahta ke suaminya, Letizia akan jadi ratu. Menurut kalangan dekat, mereka bahagia.
Foto: picture alliance/AP Photo
Amal & George
2014 pengacara dan bintang film itu menikah di Venesia. Mereka pasangan serasi, dan dalam waktu dekat akan mendapat anak kembar. Kicauan terakhir tentang mereka sempat membuat guncang dunia selebriti. Amal mengusir George dari kamar tidur mereka, hanya karena George mengorok sangat keras. Penulis: Silke Wünsch (ml/ap)
Foto: Reuters/Alessandro Bianchi
11 foto1 | 11
Penting bagi pelaku perkawinan campuran
Padma D. Liman mengatakan bahwa pada pernikahan campuran, perjanjian pranikah penting untuk melindungi kesejahteraan pihak yang berwarga negara Indonesia.
Dengan perjanjian pranikah, pasangan WNI dalam perkawinan campuran tetap bisa membeli aset tidak bergerak di Indonesia yang berstatus hak milik atau hak guna bangunan. Tanpa perjanjian tersebut, aset tidak bergerak yang bisa dimiliki oleh pasangan perkawinan campuran tersebut hanyalah yang berstatus hak pakai.
Iklan
Bukan hanya cinta, ekonomi juga penting
Menurut Juneman Abraham, psikolog dari BINUS University, dalam perjanjian pranikah setiap pasangan dapat memasukkan memasukkan klausul apa pun. Mulai dari pembagian harta, pembagian kerja, pengendalian kelahiran, penyelesaian konflik, termasuk utang-piutang, sepanjang menjamin perasaan adil, setara, dan bermartabat antarpasangan.
"Sebaiknya perjanjian diatur agar tidak sampai pada tingkatan yang berpotensi menimbulkan gugat-menggugat yang melelahkan. Dalam pernikahan, cinta dan ekonomi merupakan satu kesatuan. Artinya, pernikahan bukan hanya perkara transaksional," ujar Juneman.
Namun, ia menambahkan bahwa terlalu detail mengatur klausul-klausul dalam perjanjian pranikah hanya akan membuat pernikahan menjadi transaksional, dan melupakan etika pernikahan.
"Kita tidak perlu, misalnya, mengatur bahwa "suami dan istri wajib saling mencintai" dalam sebuah perjanjian pranikah karena ini merupakan ranah etika," paparnya.
Juneman Abraham mengatakan, jika merujuk pada masyarakat Indonesia secara kolektif, ada nilai tradisi atau budaya yang mengarah pada pentingnya perjanjian pranikah. Seperti adanya budaya mahar atau mas kawin.
Fakta Perceraian di Berbagai Negara
Bercerai tidaklah mudah, apalagi ada aturan agama yang mengikat, atau malah minimnya dukungan undang-undang. Berikut catatan perceraian di beberapa negara.
Foto: picture-alliance/AA/S. Coskun
Inggris: cerai hanya untuk bangsawan
Hingga tahun 1857, hanya pria dan dari keluarga kaya yang berhak bercerai. Proses yang rumit dan mahal, menjadi alasan. Setelah UU Pernikahan disahkan, pria dari kalangan biasa diizinkan membatalkan pernikahan mereka dengan alasan perselingkungan, sementara perempuan harus memberi bukti tambahan untuk alasan yang sama. 80 tahun kemudian (1937) perempuan akhirnya leluasa menggugat cerai suaminya.
Foto: picture-alliance/dpa
Iran: pesta perceraian
Sejak 2014 di Tehran, Iran bukan hanya pernikahan yang dirayakan, tapi juga perceraian. Layaknya pesta, undangan dan kue penuh humor juga tersedia. Tentu pesta demikian ditentang kelompok konservatif, apalagi pasca Revolusi Islam (1979) hanya suami yang berhak penuh mengajukan cerai. Revisi UU Perlindungan Keluarga mengabulkan perceraian bila kedua pasangan telah menjalani mediasi di pengadilan.
Foto: picture-alliance/AP/Vahid Salemi
Filipina: dilarang bercerai!
Filipina menjadi satu-satunya negara anggota PBB yang tidak menyetujui proses pembatalan pernikahan. Pengecualian hanya diberikan bagi penduduk muslim, karena menghormati aturan perceraian sesuai hukum Islam. Biaya perceraian juga sangat mahal yakni hingga 4.000 dollas AS atau setara 53 juta Rupiah, jumlah rata-rata gaji setahun warga Filipina.
Foto: AP
Italia: "Divorce, Italian Style"
Perceraian tidak diatur dalam UUdi Italia hingga 1970, karena pengaruh gereja Katolik dan politik yang kuat. Saking sulitnya bercerai, film drama satire “Divorce, Italian Style“ (1961) sampai diproduksi. 40 tahun berselang, topik perceraian kini malah menjadi konsumsi media di Italia. Terlebih saat, mantan perdana menteri Silvio Berlusconi menceraikan istrinya akibat serentetan skandal seks.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Pakistan: kisah poligami Sang Perdana Menteri
Tuntutan cerai berdasarkan “talaq“ dihapus di Pakistan sejak tahun 1955 karena kontorversi yang menyeret nama Perdana Menteri, Muhammad Ali Bogra. Saat itu, ia menikahi sekretarisnya padahal masih belum menceraikan istri pertamanya. Peristiwa ini memicu gelombang protes yang akhirnya mendesak pemerintah menerbitkan UU Pernikahan dan Keluarga (1961) yang mengatur secara rinci tentang perceraian.
Foto: picture alliance/Photoshot
Turki: Ataturk menghapus talak tiga dan poligami
Turki adalah negara islam sekuler pertama di dunia yang turut membatalkan gugatan cerai berdasarkan aturan talak tiga. Di bawah pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk (1926), aturan pernikahan dan perceraian yang sebelumnya berdasarkan hukum islam diganti mengadopsi hukum sipil Swiss. Tak hanya perceraian, UU itu juga mengakui kesetaraan jender dan penghapusan poligami. Ed: ts/ap
Foto: picture-alliance/AA/S. Coskun
6 foto1 | 6
"Ini menunjukkan bahwa pernikahan bukan hanya soal cinta, melainkan melibatkan perkara ekonomi. Perjanjian pranikah akan menjadi penting sebagaimana budaya mahar atau mas kawin mengekspresikan kesadaran, bahwa dimensi ekonomi merupakan hal yang serius sebagai sebuah kenyataan yang melekat dalam penikahan," katanya.
Adanya budaya mahar atau mas kawin, lanjut Juneman, menunjukkan bahwa cinta tidak seharusnya diromantisasikan melainkan ada rasionalitas ekonomi dalam pernikahan. Bahwa setiap suami dan istri berhak memiliki rasa aman secara ekonomi, baik dalam pernikahan yang sedang berlangsung maupun jika terjadi perceraian.
Bukan bentuk ketakutan
Meski demikian Juneman menambahkan bahwa membuat perjanjian pranikah bukanlah bentuk ketakutan atau ketidaksiapan mental. Sebaliknya, ini adalah ajang untuk secara konkret mempraktikkan hal-hal yang penting dalam pernikahan dan menunjukkan kesiapan untuk berkomunikasi secara terbuka dengan partner.
"Mengapa begitu? Sebab dua orang tidak mungkin membuat perjanjian pranikah yang baik tanpa komunikasi dengan pasangan, tanpa mengenal karakter pasangan dengan lebih dalam, tanpa kejujuran, tanpa membuka diri apa adanya kepada pasangan, tanpa bersepakat atau bernegosiasi atau berkompromi tentang "peta jalan" pernikahannya dalam jangka pendek-menengah-panjang," paparnya.
Yang justru perlu diwaspadai adalah jika perjanjian pranikah dijadikan ajang untuk mempraktikkan kekuasaan. Menurutnya, ini membuat perjanjian pranikah menjadi tidak berguna karena tidak meningkatkan martabat pasangan secara keseluruhan. Ada martabat salah seorang dari pasangan yang ingin ditinggikan dan yang lain direndahkan. Misalnya, pasangan yang cenderung lebih kaya dan terhormat ingin "mengamankan diri sendiri" dengan menggunakan alat berupa perjanjian pranikah.