Sekelompok biarawati Katolik India menuduh seorang uskup yang berpengaruh perkosa rekan mereka. DW berbicara dengan pemimpin kelompok biarawati tentang bagaimana gereja halangi upaya mereka untuk mendapatkan keadilan.
Iklan
Tahun lalu Suster Anupama dan empat rekannya dari paroki Misionaris Yesus di negara bagian Kerala, India memimpin protes menuntut penangkapan Uskup Franco Mulakkal, 54, seorang anggota senior klerus Katolik Roma dan kepala keuskupan Jalandhar.
Mulakkal dituduh memperkosa seorang biarawati Katolik sebanyak 13 kali antara tahun 2014 dan 2016. Kasus ini sedang disidangkan di pengadilan.
Bulan lalu, Anupama dan kawan-kawannya seharusnya dipindahkan dari biara mereka di Kuravilangad, tetapi perintah pemindahan dicabut beberapa minggu setelah dikeluarkan. Perintah transfer telah memicu spekulasi bahwa mereka dihukum karena protes.
Kasus ini menyebabkan geger di seluruh India. Di negara bagian Kerala, di mana dari 35 juta penduduknya 18% beragama Kristen, kasus ini memiliki makna khusus karena gereja memainkan peran penting dalam merintis lembaga pendidikan dan perawatan kesehatan.
Suster Anupama adalah juru bicara kelompok biarawati yang menentang pelecehan seksual. Ia berbicara kepada DW tentang tantangan yang dia dan teman-temannya hadapi dalam menangani kejahatan seksualdan membawa terdakwa ke pengadilan.
DW: Apakah sulit untuk berjuang melawan tokoh agama Kerala yang berpengaruh?
Suster Anupama: Ya, itu merupakan tantangan dan kami menghadapi beberapa momen sulit. Setelah protes bersejarah dengan forum Save Our Sisters (SOS) di Lapangan Vanchi di kota Kochi tahun lalu untuk menuntut agar Uskup Franco Mulakkal ditangkap, kami berada di bawah pengawasan. Surat pemindahan yang dikeluarkan kepada kami adalah tindakan balas dendam oleh badan gereja Katolik. Dan seandainya kami pindah, hidup kami akan terancam, tanpa jaminan perlindungan dari pihak berwenang. Semua ini bertujuan untuk menghukum kami karena kami berbicara menentang uskup.
Apakah ada tekanan terhadap Anda dan biarawati lainnya?
Ada tekanan tapi terselubung. Gerakan kita terkadang terbatas; uang yang diberikan kepada kami sangat sedikit dan kami diawasi. Jadi jelas, kami tidak bisa hidup bebas dan selalu waspada.
Kami dicela dan diminta untuk meninggalkan upacara pemakaman pastor Kuriakose Kattuthara yang meninggal misterius tahun lalu. Pastor Kattuthara mendukung kami dalam kasus melawan Uskup Mulakkal.
Hukum Perkosaan di Berbagai Negara
Trauma berkepanjangan, hancurnya semangat hidup, bahkan berujung kematian, banyak kepahitan dialami korban perkosaan. Sudah saatnya semua negara memperbaiki perlindungan hukum terhadap korban kekerasan seksual.
Foto: Fotolia/Artem Furman
Jerman: No Means No
Tahun 2016 definisi perkosaan diperluas. Jika korban mengatakan 'TIDAK‘ terhadap aktivitas seksual, dan pihak lain tetap memaksa, maka pihka yang memaksa dapat diajukan ke pengadilan. Hukum Jerman sebelumnya terkait kekerasan seksual amat lemah. Sebuah kasus dianggap pemerkosaan hanya jika sang korban secara fisik mencoba melawan pelaku.
Foto: dapd
Perancis: Verbal pun Dapat Dihukum
Istilah "pemerkosaan" mencakup kegiatan seksual tanpa kesepakatan pihak yang terlibat atau adanya unsur pemaksaan. Pelanggar bisa mendapat ancaman vonis hingga 20 tahun penjara. Orang yang berulang kali secara verbal melecehkan orang lain secara seksual dapat dijatuhi vonis denda tinggi - atau bahkan hukuman penjara sampai dua tahun.
Foto: picture alliance/Denkou Images
Italia: Suami pun Bisa Dipenjara
Pada tahun 1996, Italia memperluas hukum kejahatan seks, mencakup pemaksaan aktivitas seksual dalam pernikahan. Ancaman bagi seseorang yang memaksa pasangannya berhubungan seks, sementara pasangannya menolak, bisa terancam hukuman 10 tahun penjara.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Gambarini
Swiss: Penetrasi Vagina
Swiss membatasi definisi pemerkosaan dengan kegiatan penetrasi pada vagina. Serangan pelecehan seksual lainnya dapat dikategorikan sebagai pemaksaan seksual – jika korban menolak, baik secara fisik maupun verbal. Hukuman untuk semua pelanggaran bisa divonis hingga 10 tahun penjara. Sejak tahun 2014, perkosaan dalam pernikahan dapat dikenai hukuman.
Foto: Fotolia/Ambelrip
Swedia: Korban terpaksa karena takut
Di bawah hukum pidana Swedia, membuka paksa baju orang lain dapat dikenai hukuman hingga 2 tahun penjara. Eksploitasi seks terhadap orang dalam "kondisi tak berdaya," seperti tertidur atau di bawah pengaruh obat/alkohol, termasuk pemerkosaan. Sejak 2013, perkosaan juga termasuk serangan terhadap orang yang tidak menolak karena takut, hingga tercipta kesan terjadinya hubungan seks konsensual.
Foto: Fotolia/Gerhard Seybert
Amerika Serikat: Bahkan terjadi di kampus
Definisi kekerasan seksual bervariasi dari satu negara bagian ke negara bagian lain. Di Kalifornia, misalnya kedua pihak pasangan harus secara jelas menyetujui tindakan seksual, jika tak mau dianggap sebagai perkosaan. Aturan ini juga berlaku untuk mahasiswa di kampus-kampus, di mana dilaporkan meluasnya kekerasan seksual dalam beberapa tahun terakhir
Foto: Fotolia/Yuri Arcurs
Arab Saudi: Melapor malah dihukum
Negara ini menetapkan hukuman mati bagi pemerkosaan, meski masih sulit menjerat pelaku yang memperkosa istri mereka. Ironisnya perempuan yang melaporkan perkosaan malah bisa dihukum jika dianggap "aktif" berkontribusi dalam perkosaan. Misalnya, perempuan yang bertemu dengan laki-laki yang kemudian memperkosa mereka, dapat dihukum karena dianggap mau bertemu dengan lelaki itu.
Foto: picture-alliance/Bildagentur-online/AGF
7 foto1 | 7
Apakah Anda pikir gereja berupaya untuk menutupi kasus ini?
Gereja Katolik di Kerala menghadapi krisis yang nyata, tetapi alih-alih mereformasi dan membiarkan kebenaran menang, gereja menggunakan taktik pengucilan, pencemaran nama baik, pembunuhan karakter dan kasus-kasus palsu untuk menyerang kami.
Kami semua berada di sisi kebenaran dan yang kami inginkan adalah tempat yang aman dan terjamin untuk para biarawati. Selama dua tahun terakhir, ada banyak kasus imam Katolik di negara bagian ini yang dituduh melakukan kekerasan seksual. Perjuangan kami adalah untuk para saudari kami yang menderita dalam kesunyian dan kami akan melanjutkan kampanye kami sampai mereka semua mendapatkan keadilan.
Awal bulan ini, Dewan Uskup Katolik Kerala mengeluarkan seperangkat pedoman yang menyatakan kebijakan "tidak ada toleransi" untuk pelecehan seksual. Apa pendapat Anda tentang itu?
Daftar "hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan" tidak cukup. Waktu dirilisnya pedoman juga dipertanyakan. Kami membutuhkan sistem yang berfungsi. Yang kami perjuangkan adalah mekanisme pengaduan yang transparan dan bisa diterapkan, sehingga semua orang merasa aman.
Lebih dari 100 uskup senior Katolik Roma dari seluruh dunia akan berkumpul Kamis di kota Roma untuk menghadiri pertemuan puncak yang diminta Paus Fransiskus untuk membahas pelecehan seksual oleh pendeta. Apa pendapat Anda tentang pertemuan itu?
Saya menyambut inisiatif itu dan berharap sesuatu yang konkret muncul dari pertemuan. Ada banyak contoh pelecehan seksual di seluruh dunia Katolik, tetapi tujuan akhirnya adalah untuk menghilangkan momok pelecehan dan oleh karena itu, penting untuk mendidik para uskup tentang masalah pelecehan dan bagaimana menanganinya dengan benar. Fakta bahwa Paus mengadakan pertemuan tentang itu menunjukkan bahwa masalah ini adalah masalah yang serius.
Negara yang Terapkan Kebiri Kimia
Kebiri kimia bertujuan menekan hasrat birahi pelaku kejahatan seksual khususnya pedofil. Caranya dengan menyuntikan hormon perempuan Estrogen. Efeknya tidak permanen. Inilah negara yang legalisasi kebiri kimia.
Foto: picture-alliance/dpa
Inggris
Inggris legalkan hukuman kebiri kimia mulai tahun 1950-an. Namun dalam prakteknya terjadi sejumlah penyimpangan. Yang paling memalukan adalah hukuman kebiri kimia terhadap pakar komputer Alan Turing (1952) karena perilaku homoseksual-nya. Ia meninggal diduga karena efek negatif suntikan hormon. Tahun 2009, pemerintah Inggris mohon maaf secara resmi dan Kerajaan Inggris meminta maaf resmi 2013.
Foto: picture-alliance/Jane Legate/Robert Harding
Amerika Serikat
Tidak semua negara bagian di Amerika Serikat terapkan hukuman kebiri kimia. Tapi sedikitnya 9 negara bagian menerapkan hukuman ini. Ekseskusi kebiri kimia pertama di negara paman Sam itu dilakukan pada tahun 1966 terhadap pelaku kejahatan seksual pedofil John Money.
Foto: Reuters/E. Munoz
Rusia
Parlemen di Moskow sahkan aturan kebiri kimia pada tahun 2011 terhadap pelaku kejahatan seksual pada anak-anak di bawah usia 14 tahun. Jika pelaku mengulangi lagi kejahatan fedofilia, yang bersangkutan bisa dihukum penjara seumur hidup. Aturan kebiri kimia diterapkan menimbang tingginya angka kejahatan seksual disertai pembunuhan terhadap anak-anak di negeri Beruang Merah itu.
Foto: picture-alliance/Bildagentur-online
Polandia
Parlemen Polandia pada 2009 mengesahkan aturan hukuman kebiri terhadap pelaku kejahatan seksual terhadap anak-anak. Aturan mulai diberlakukan pertengahan 2010. Sesuai aturan itu, pelaku kejahatan seksual terhadap anak-anak di bawah 15 usia tahun dipaksa melakukan kebiri kimia dan psiko-terapi untuk mengurangi hasrat seksualnya di akhir masa hukuman penjara.
Foto: picture-alliance/dpa
Korea Selatan
Inilah negara pertama di Asia yang legalkan hukuman kebiri kimia terhadap pelaku kejahatan seksual pada anak-anak (2011). Mirip seperti di Polandia, pelaku kejahatan seksual yang berusia di atas 19 tahun mula-mula dipenjarakan dan di akhir masa hukuman dipaksa menjalani kebiri kimia. Sejauh ini di negara tersebut tercatat 2 narapidana kasus perkosaan anak di bawah umur yang jalani kebiri kimia.
Foto: Getty Images
5 foto1 | 5
Apakah Anda punya harapan dari pertemuan ini?
Masalahnya harus dibahas secara mendalam dan tanpa rasa takut. Wahyu tentang eksploitasi dan penyalahgunaan di balik tembok-tembok gereja telah runtuh. Ini tidak harus difokuskan hanya pada negara-negara Barat tetapi di mana pun. Langkah-langkah tegas diperlukan untuk menerapkan praktik-praktik yang melindungi mereka yang rentan dan membawa keadilan bagi para korban.
Apakah Vatikan menawarkan bantuan atau dukungan setelah krisis ini meletus di Kerala?
Kami berharap mendapat dukungan dari Paus, tetapi tidak ada utusan yang dikirim untuk menginvestigasi insiden ini. Ini adalah kasus yang menerima banyak publisitas. Perjuangan kami akan terus berlanjut. Kami tidak akan pergi ke mana pun sampai kasus ini selesai dan sampai saudari kami mendapat keadilan. Kami tidak akan meninggalkan tempat ini.
Wawancara dilakukan oleh Murali Krishnan di New Delhi.
Colonia Dignidad: Kisah Kelam Koloni Jerman di Chili
Colonia Dignidad, seyogyanya berarti koloni yang bermartabat. Namun, harkat kemanusiaan tak dapat ditemui di permukiman terpencil di Chili itu. Penyiksaan dan kekerasan seksual diduga bahkan menimpa anak-anak.
Tidak ada "amal"
"Organisasi Sosial bidang Pendidikan dan Amal yang Bermartabat" adalah semboyan permukiman terpencil "Colonia Dignidad" di selatan Chili tersebut. Sekte ini didirikan oleh aktivis pemuda protestan Jerman, Paul Schäfer yang berasal dari kota Bonn.
Foto: picture-alliance/dpa
"Paman Paul"
Tahun 1950 Paul Schäfer melakukan kekerasan seksual terhadap anak dari gereja Baptist Jerman. Ketika investigasi berlangsung, ia melarikan diri ke Chili dan mendirikan Colonia Dignidad. "Paman Paul" kembali melakukan kekerasan seksual terhadap anak-anak yang dipaksa bekerja di sana, sebagian dari mereka bahkan diculik dari Jerman. Ia juga menggunakan perangkat listrik sebagai alat penyiksaan.
Foto: dpa - Bildfunk
Dalang di balik kekejian "Colonia Dignidad"
Paul Schäfer bersahat erat dengan lingkaran ekstrimis kanan. Semasa rezim militer, Colonia Dignidad juga digunakan sebagai tempat penyiksaan lawan politik Pinochet (1973-1990). Ketika rezim tumbang, Schäfer melarikan diri dan tertangkap di Argentina tahun 2005. Mantan tentara Hilter ini dihukum 20 tahun penjara atas 25 kasus kekerasan seksual. Ia meninggal di penjara pada usia 88 tahun.
Foto: picture-alliance/AP Photo/N. Pisarenko
Penebusan terakhir
Kurt Schnellenkamp, rekan Paul Schäfer, dipenjara tahun 2013. Ia berusia 88 tahun saat pengadilan Chili menjatuhkan vonis atas kasus penahanan ilegal dan kekerasan seksual terhadap anak. Putranya, Klaus, yang melarikan diri dari sekte totalitarian tersebut, menuliskan kisah masa kecilnya dalam buku berjudul "Born in the Shadow of Fear," tahun 2007.
Foto: Reuters
Aktor yang tersisa
Mantan wakil kepala dan dokter Colonia Dignidad, Hartmut Hopp, melarikan diri dari vonis hukuman di Chili tahun 2011. Ia sempat hidup bebas di Jerman akibat pemerintah Jerman menolak mengekstradisi warganya. Senin (14/08/2017) pengadilan Krefeld memutuskan bahwa hukuman lima tahun penjara sesuai vonis pengadilan Chili akan dilanjutkan di Jerman.
Foto: picture alliance/dpa
Di mana anak-anak kami?
5 Mei 1988, kerabat dari para tahanan yang disiksa di Colonia Dignidad berdemonstrasi di depan pintu masuk permukiman yang berkedok sebagai komunitas sekte Kristen tersebut. Pada saat diktator Pinochet berkuasa, koloni ini berfungsi sebagai bagian dari dinas rahasia militer Chili, Dirección de Inteligencia Nacional (DINA).
Foto: dpa
Koloni pasca Pinochet
Pasca menjabat sebagai presiden pertama pasca tumbangnya era diktator, Patricio Aylwin (1990 - 1994) mendeklarasikan status Colonia Dignidad sebagai "negara di dalam negara". Presiden yang memimpin Chili di masa transisi demokrasi ini menghapus status badan amal Colonia Dignidad tahun 1999. (Pada foto tampak Aylwin bersama dengan Pinochet)
Foto: Biblioteca del Congreso Nacional de Chile
Masih banyak yang hilang
Tahun 2005, pemerintah Chili merilis arsip rahasia yang mendata sekitar 39 ribu orang yang pernah ditahan di Colonia Dignidad. Kelompok HAM masih terus berusaha mengungkap nasib para korban yang menghilang sepanjang era kediktatoran Pinochet.
Foto: Asocacion por la Memoria y los Derechos Humanos Colonia Dignidad
Diangkat ke layar lebar
Tahun 2016 film berjudul "The Colony" yang dibintangi Emma Watson dan Daniel Brühl, mengangkat kisah nyata pasangan berkewarganegaraan Jerman yang terjebak dalam gejolak politik ketika Pinochet mulai berkuasa. Tak hanya memperlihatkan peristiwa penangkapan para aktivis politik, film ini juga menceritakan kondisi mencekam yang dihadapi para penghuni Colonia Dignidad.
Foto: Majestic Filmverleih GmbH
Perjalanan ke masa lampau
Sulit dipercaya, namun realitanya Colonia Dignidad bersolek menjadi lokasi wisata yang dilengkapi dengan promosi trip menggunakan jip. Di koloni yang kini bernama "Villa Baviera" tersebut, tiap tahun pengunjung juga dapat menghadiri "Oktoberfest", festival bir layaknya di Munich. Para penghuni koloni terdahulu masih menempati lokasi seluas 30 ribu hektar tersebut.