1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perjuangan Panjang Aktivis Anti Nuklir Jerman

31 Desember 2021

Tiga lagi reaktor nuklir di Jerman resmi berhenti beroperasi Jumat (31/12), salah satunya reaktor nuklir di Brokdorf, yang sejak berdiri telah menjadi simbol perlawanan anti nuklir di Jerman.

Deutschland Brokdorf | Mahnwache und Proteste vor dem Atomkraftwerk Brokdorf
Foto: Tim Schauenberg/DW

Inilah bukti kemenangan perjuangan panjang anti pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Jerman. Para aktivis anti nuklir telah melakukan protes di depan PLTN di Brokdorf, Jerman utara, selama 35 tahun. Dengan penghentian operasi PLTN Brokdorf, tersisa tiga PLTN di Jerman, yang masih memasok listrik untuk setahun lagi. Sesuai keputusan pemerintah Jerman, tahun 2022 semua PLTN di Jerman akan berhenti beroperasi.

Keputusan untuk meninggalkan PLTN dibuat oleh pemerintahan Angela Merkel setelah syok melihat bencana di reaktor nuklir Fukushima, Jepang, yang dihantam gempa kuat dan tsunami dahsyat tahun 2011. Ketika itu, unsur radio aktif bocor keluar dari PLTN dan mencemari kawasan luas, yang sampai sekarang menjadi kota-kota mati karena penghuninya harus pindah.

Protes aktivis anti nuklir tahun 1998 di depan gerbang PLTN BrokdorfFoto: Wulf Pfeiffer/dpa/picture alliance

Reaktor nuklir di Brokdorf memang punya makna tersendiri di kalangan aktivis anti nuklir. Dibuka pada akhir 1986, Brokdorf adalah reaktor nuklir pertama di dunia yang beroperasi setelah bencana Chernobyl. Sejak perencanaanya, reaktor nuklir itu sudah jadi sasaran aksi protes. Di kemudian hari, Brokdorf menjadi pusat aksi perlawanan anti nuklir. Di tengah puncaknya gerakan anti-nuklir pada 1980-an, ratusan ribu orang memrotes pembangunan PLTN Brokdorf.

Sukes gerakan anti PLTN setelah aksi 35 tahun

Sabtu lalu (25/12), sekelompok aktivis, sebagian besar orang lanjut usia, kembali menggelar protes ritual mereka, dengan memasang spanduk kuning bertuliskan "Matikan PLTN" di gerbang PLTN Brokdorf. Mereka adalah aktivis anti nuklir garis depan, yang masih tetap datang dan menggelar protes setiap bulan, sejak 35 tahun.

Tapi hari ini ada suasana lain. Karena in I akan menjadi aksi protes terakhir di depan gerbang PLTN Brokdorf.

Bendera kuning simbol perlawanan anti PLTN di BrokdorfFoto: Tim Schauenberg/DW

"Saya senang ini akhirnya ditutup," kata Hans-Günter Werner, seorang pendeta dan salah satu aktivis generasi awal. "Saya tidak sedih, tapi sedikit bernostalgia, karena saya tahu kita tidak akan bertemu lagi dalam waktu dekat".

"Tetapi sebagian besar saya merasa lega, bahwa pengoperasian pembangkit listrik tenaga nuklir akhirnya segera berakhir," lanjutnya. "Dulu, kami tidak menyangka bahwa kami harus berdiri di sini begitu lama."

Pulang sebagai pemenang

Berkali-kali, para pengunjuk rasa anti nuklir bentrok dengan polisi - terutama setelah kecelakaan nuklir di Chernobyl pada tahun 1986, yang juga mengakibatkan peningkatan tingkat radiasi pada tanah dan hasil agraria di seluruh Jerman.

"Saya dulu punya anak masih kecil yang tidak boleh lagi bermain di kotak pasir. Kami semua jadi panik," kata Günter Werner mengenang masa itu. Ketika itu dia dan beberapa teman mulai menggelar aksi protes setiap bulan.

Aksi protes pembangunan PLTN Brokdorf tahun 1980-anFoto: United Archives/imago images

Mereka berjanji untuk bertemu sebulan sekali di Brokdorf setiap hari Sabtu terakhir sampai PLTN itu ditutup. "Menunjukkan perlawanan" dan melakukan aksi protes juga "membantu kami memerangi ketakutan kami sendiri," kata Werner Günter.

Seperti biasanya, mereka lalu berbagi kopi dan kue, atau makan sup labu. Kali ini, mereka juga membawa foto-foto lama tentang kegiatan para aktivis selama lebih tiga dekade, termasuk gambar-gambar dari dari album foto pribadi mereka. Di akhir acara, para aktivis meninggalkan PLTN seperti biasanya, sambil bernyanyi. Tapi untuk pertama kalinya dalam 35 tahun, mereka pergi sebagai pemenang.

(hp/as)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait