1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanJerman

Pasar Natal Tertentu Buka, Berlin Perketat Protokol Corona

Kate Brady
17 November 2021

Beberapa negara bagian Jerman perketat protokol corona dan Berlin terapkan peraturan 2G untuk yang divaksin lengkap dan sembuh. Sementara di Hamburg, pasar natal dibuka dengan aturan yang ketat.

Pasar natal di Jerman, foto 12 November 2021
Pasar natal di pusat perbelanjaan di Oberhausen Jerman. Foto diambil pada Jumat, 12 November 2021.Foto: Martin Meissner/AP/picture alliance

Saat musim dingin yang kelabu di Berlin mulai tiba. Kini, warga Berlin yang ingin bersantai di dalam restoran dan bar harus menunjukkan bukti bahwa mereka telah divaksinasi sepenuhnya atau baru saja pulih dari COVID-19. Aturan ini dikenal sebagai 2G (geimpft oder genesen - berarti sudah divaksin atau pulih).

Setelah berjalan-jalan melewati beberapa dari 12 distrik Berlin, ada gambaran tentang bagaimana aturan 2G diterapkan. Di sebuah kafe dekat Gerbang Brandenburg, barista meminta pengunjung untuk memperlihatkan kartu pas yang membuktikan vaksinasi penuh.

Kunjungan ke sebuah kafe di distrik timur Friedrichshain juga menjanjikan: sebuah plakat di pintu menguraikan aturan 2G secara mendetail. Tetapi mereka tidak menanyakan bukti vaksinasi atau surat keterangan telah sembuh. Saat ditanya apakah mereka perlu melihat bukti vaksinasi CovPass, barista menjawab: "Apa Anda memilikinya? Jika ya, saya tidak perlu melihatnya."

Bioskop, teater, dan museum juga wajib mengikuti aturan tersebut. Di pintu masuk sebuah museum, seorang penjaga keamanan yang meminta untuk tidak disebutkan namanya memindai kode QR tamu yang divaksinasi.

"Kami belum kedatangan banyak orang yang baru saja pulih dari COVID," katanya. "Tetapi memindai kode QR semua orang akan memakan waktu - terutama tamu dari luar Uni Eropa (UE). Pemindai kami hanya dapat memindai CovPasses UE. Tamu dari luar UE harus membawa surat-surat mereka."

Ditentang kelompok antivaksin

Secara keseluruhan, situasi di Berlin menunjukkan peraturan ini diterima dengan baik. "Saya pikir ada rasa lega bagi beberapa tamu - dan juga staf," kata seorang pelayan di toko kebab.

"Mengingat kecepatan pertumbuhan jumlah kasus, alih-alih 3G (yang memungkinkan tamu yang tidak divaksinasi, tapi telah dites negatif untuk bisa makan di dalam ruangan), aturan 2G menjadi lapisan pelindung tambahan bagi banyak orang." 

Namun tidak semua orang senang dengan keadaan ini, utamanya mereka yang menolak vaksinasi. Ada kecurigaan bahwa golongan skeptis corona ini telah menyematkan bintang berwarna kuning (yang wajib dipakai orang Yahudi pada zaman Nazi) ke jendela beberapa perusahaan yang mematuhi peraturan 2G. 

Kafe di Berlin ini memilih tutup sepenuuhnya daripada harus memilih-milih pelanggan yang divaksinasi atau pulih.Foto: DW

"Orang-orang yang sehat dan telah dites tidak diinginkan di sini," bunyi teks yang dicetak di atas kertas bintang buatan sendiri. Salah satu pemilik restoran mengatakan mereka "ngeri" melihat Holocaust diinstrumentasi oleh penyangkal virus corona dan skeptis vaksin.

Pihak berwenang kekurangan staf

Otoritas lokal juga diminta untuk membantu memastikan aturan 2G ini dipatuhi. Namun kekurangan staf di Ordnungsamt, yakni kantor yang mengatur ketertiban umum, dan di kepolisian Berlin terbukti menjadi tantangan.

Benjamin Jendro, juru bicara Serikat Polisi di distrik Berlin, mengatakan ada banyak pelanggaran di distriknya. "Regulasi 2G yang jelas lebih baik dari regulasi campuran sebelumnya karena menciptakan keseragaman," kata Jendro. "Tetapi juga jelas bahwa baik polisi maupun otoritas pengatur distrik kami tidak dapat memeriksa apakah aturan 2G dipatuhi secara menyeluruh."

Pasar natal tertentu kembali buka

Sementara di luar Berlin, untuk pertama kalinya dalam dua tahun, orang Jerman akan bisa kembali memasuki beberapa pasar natal mulai hari Rabu (17/11). Bukti vaksinasi menjadi salah satu dokumen yang harus disediakan agar dapat menikmati suasana di pasar natal.

Jerman kembali mencatatkan beban kasus harian tertinggi pada hari Rabu. Pasar natal yang tahun lalu terpaksa ditutup akibat pandemi sekarang harus mematuhi protokol keselamatan ketat yang berbeda di tiap-tiap negara bagian. 

Hamburg adalah salah satu kota yang menerapkan aturan ini. Petugas pasar natal di kota ini akan meminta pengunjung menunjukkan bukti vaksinasi COVID-19, atau memberikan bukti bahwa mereka baru saja sembuh dari virus itu, jika mereka ingin minum anggur panas, cokelat panas, atau roti jahe di bawah meriahnya nyala lampu di alun-alun kota.

Orang-orang yang tidak divaksinasi masih dapat melihat-lihat kios yang menjual berbagai kerajinan tangan atau perhiasan, dan mendengarkan lagu-lagu Natal.

Tingkat vaksinasi COVID-19 adalah salah satu yang paling rendah di Eropa barat, dengan hanya 67% dari populasi telah divaksinasi lengkap. Jerman saat ini juga tengah memerangi gelombang keempat wabah corona.

Beberapa bahkan mempertanyakan apakah bijak untuk menyelenggarakan pasar natal di tengah unit perawatan intensif yang kembali dipenuhi pasien COVID-19. Di kota München, Christkindlmarkt menjadi pasar natal terbesar sejauh ini telah dibatalkan.

"Situasi dramatis di klinik kami dan jumlah infeksi yang meningkat secara eksponensial membuat saya tidak punya pilihan," ujar Walikota Munich Dieter Reiter dari Partai SDP kepada radio Bavaria.

Lembaga yang bertugas mengendalikan penyakit menular Robert Koch Institut (RKI) mencatat 52.826 tes positif dalam laporan hariannya, sementara 294 orang meninggal terkait virus tersebut. Menurut statistik RKI, tingkat insiden tujuh hari di Jerman sekarang mencapai 319,5 kasus per 100.000 orang,yang juga tertinggi sejak pandemi dimulai.

Sabine Kinkartz turut berkontribusi untuk laporan ini.

ae/yf (AP, AFP, dpa, Reuters)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait