Empat Anak Harimau Sumatera Lahir di Kebun Binatang Berlin
23 November 2018
Tierpark Berlin menggelar acara khusus untuk memperkenalkan empat bayi harimau tersebut kepada pengunjung kebun binatang.
Foto: KBRI Berlin
Iklan
Di kebun binatang Tierpark Berlin, empat anak harimau Sumatera lahir pada tanggal 4 Agustus lalu. Bayi-bayi harimau tersebut adalah keturunan pertama dari pasangan harimau Sumatera, Harfan (jantan) dan Mayang (betina).
Harfan (saat ini berusia 10 tahun) dan Mayang (saat ini berusia 7 tahun) dititipkan Pemerintah Indonesia kepada Kebun Binatang Tierpark pada Desember 2013. Dengan statusnya sebagai pinjaman dari Pemerintah Indonesia, anak-anak yang lahir dari Harfan dan Mayang tetap berstatus sebagai milik pemerintah Indonesia.
Kamis (22/11), Tierpark Berlin menggelar acara khusus untuk memperkenalkan empat bayi harimau tersebut kepada pengunjung kebun binatang ini. Acara ini antara lain dihadiri oleh Direktur Kebun Binatang dan Tierpark Berlin, Dr. Andreas Knieriem, anggota Badan Eksekutif Sparkasse, Mr. Hans Jürgen Kularts, dan Duta Besar RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno.
Nama pilihan untuk empat bayi harimau SumateraFoto: KBRI Berlin
Dubes Havas dalam sambutannya menyampaikan apresiasi khusus kepada pihak Tierpark dan sponsor yang telah berhasil melestarikan salah satu kekayaan (heritage) bangsaIndonesia yang saat ini terancam punah. Dengan lingkungan dan iklim yang sangat berbeda, Tierpark berhasil menciptakan kondisi sehingga pasangan harimau Harfan dan Mayang dapat hidup dengan baik dan berhasil memiliki 4 anak yang sehat .
"Pelestarian harimau Sumatera di Tierpark Berlin adalah simbol kedekatan hubungan antara Indonesia dan Jerman. Upaya yang telah dilakukan Tierpark Berlin adalah kontribusi nyata dalam mendukung misi Pemerintah Indonesia Indonesia untuk melestarikan Harimau Sumatera. Kita menargetkan pada tahun 2022 nanti dapat menggandakan populasi Harimau Sumatera” ujar Dubes Havas.
Satwa Langka yang Cuma Bisa Ditemukan di Indonesia
Indonesia dikaruniai kekayaan flora dan fauna tak terhingga. Tapi beberapa di antaranya nyaris punah. Inilah sejumlah satwa langka yang cuma hidup di kepulauan Nusantara.
Foto: public domain
Komodo
Satwa langka ini cuma hidup di sejumlah pulau di kawasan Nusa Tenggara. Komodo mampu tumbuh sepanjang tiga meter dan berbobot hingga 70 kilogram. Dunia barat baru mengenal komodo saat penjanjahan Belanda. Kala itu Letnan Felix van Steijn van Hensbroek memerintahkan pakar zoologi Belanda Peter Ouwen buat mengunjungi pulau "buaya" yang ternyata adalah pulau Komodo
Foto: Romeo Gacad/AFP/Getty Images
Merak Hijau
Unggas bermahkota alias merak sebenarnya juga bisa ditemukan di India dan Sri Langka. Tapi jenis yang hidup di Indonesia diklaim memiliki mahkota lebih indah ketimbang saudaranya di sebrang samudera. Selain lebih besar dan bisa berbobot hingga lima kilogram, merak hijau Indonesia juga sangat agresif terhadap manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Pleul
Harimau Sumatera
Saat ini Indonesia masih bisa berbangga dengan Harimau Sumatera, tapi tidak lama. Menurut daftar merah IUCN, saat ini tinggal tersisa hingga 500 ekor di Indonesia. Tren menyebutkan populasi harimau Sumatera cenderung menyusut. Terlebih saudara sejenisnya, harimau Jawa dan Bali, sejak lama telah menghilang dari muka Bumi.
Foto: BKSDA Bengkulu/Erni Suyanti Musabine
Badak Jawa/Sumatera
Dari semua satwa langka yang ada di Indonesia, Badak Sumatera dan Badak Jawa adalah yang paling terancam. Saat ini cuma ada seekor badak Jawa yang hidup dalam program konservasi. Tidak ada yang tahu berapa ekor yang hidup di alam liar. Sementara populasi badak Sumatera tidak lebih dari 100 ekor.
Foto: BAY ISMOYO/AFP/Getty Images
Orangutan
Seabad silam populasi Orangutan Kalimantan masih berjumlah lebih dari 250.000 ekor. Kini jumlahnya tidak sampai seperempatnya. Kondisi orangutan di Sumatera jauh lebih mengenaskan. Lantaran penyusutan habitat akibat eksploitasi hutan, jumlah orangutan di barat Indonesia diperkirakan cuma sekitar 7500 ekor.
Foto: AP
Monyet Hantu
Satwa bernama ilmiah Tarsius Tarsier cuma hidup di Sulawesi. Primata sejenis juga bisa ditemukan hidup di Filipina, kendati dengan corak yang berbeda. Seperti namanya, monyet hantu hampir tidak bisa melihat di siang hari. Sebaliknya pada malam hari satwa pemalu ini mampu melihat dengan tajam. Menurut daftar merah IUCN, populasi monyet hantu berkurang sebanyak 20% dalam sepuluh tahun terakhir
Foto: public domain
6 foto1 | 6
Sementara itu, Direktur Knieriem menyebutkan bahwa lahirnya keempat anak harimau tersebut memilik arti tersendiri bagi Tierpark Berlin. Tak hanya membantu pelestariannya, akan tetapi keunikan yang dimiliki oleh harimau Sumatera ini akan mengundang orang untuk lebih mengenal Indonesia, sebagai negara yang begitu luas dan memiliki kekayaan (heritage) yang beragam.
"Hari ini adalah hari pertama bagi keempat bayi harimau Sumatera untuk tampil dikenalkan ke publik. Ini sekaligus awal bagi mereka untuk mengenali habitat barunya yang dikelilingi bebatuan. Dan hari ini kita juga akan mengumumkan secara resmi nama untuk keempat bayi harimau tersebut", demikian antara lain ungkap Direktur Knieriem dalam sambutan pembukaannya.
Usulan nama untuk keempat bayi harimau yang berjenis kelamin 2 jantan dan 2 betina telah diterima oleh pihak Tierpark Berlin dari berbagai pihak. Tierpark kemudian menunjuk 4 orang untuk memilih masing-masing satu nama dari usulan yang diterima.
Dubes Havas diberi kesempatan pertama untuk memilih nama bagi anak betina pertama, yaitu Kiara. Berikutnya Direktur Knieriem memilih nama Willi bagi anak jantan pertama. Dari Sparkasse yang merupakan sponsor pelestarian harimau Sumatera di Tierpark, memilih nama Oscar untuk anak jantan kedua. Dan terakhir, perawat harimau Sumatera Tierpark Berlin memilih nama untuk anak betina kedua, yaitu Seri.
Deforestasi dan Perburuan Ancam Harimau Sumatera
Apakah anak cucu kita masih bisa melihat harimau Sumatera? Kerusakan hutan dan perburuan menjadi ancaman kepunahan harimau Sumatera. Nasib mereka dikhawatirkan akan punah sebagaimana harimau Jawa dan harimau Bali.
Foto: BKSDA Bengkulu/Erni Suyanti Musabine
Terluka akibat perburuan
Perempuan ini bernama Erni Suyanti Musabine. Ia tampak memonitor kondisi harimau yang terluka akibat ulah pemburu. Selain jadi sasaran perburuan, harimau rawan terlibat konflik dengan manusia dan rentan tertular penyakit dari hewan domestik. Semua faktor tersebut dapat mengancam jiwanya.
Foto: BKSDA Bengkulu/Erni Suyanti Musabine
Sahabat harimau
Erni Suyanti Musabine tak kenal lelah mengobati dan merawatharimau-harimau terluka. Foto: Erni membantu relokasi harimau yang terluka ke kawasan konservasi Taman Wisata Alam Seblat Bengkulu Utara, 28 Okt 2015.
Foto: BKSDA Bengkulu/Erni Suyanti Musabine
Kehilangan Habitat dan Diburu
Dari tahun ke tahun habitat harimau Sumatera makin menyempit, sementara perburuan harimau untuk perdagangan gelap masih terus terjadi. Jumlah harimau Sumatera diperkirakan tinggal 400 ekor.
Foto: Getty Images/AFP/T. Fabi
Bahaya dalam penyelamatan
Tampak dalam foto, Erni dan timnya menyelamatkan harimau bernama Elsa di Kabupaten Kaur Bengkulu dan dua ekor harimau lainnya di dekatnya, pada tahun 2014. Jerat Elsa putus sebelum dibius dan ini bersembunyi di semak belukar. Menyuntik bius harimau dalam kondisi seperti itu bukanlah pekerjaan yang mudah dan membahayakan tentunya.
Foto: BKSDA Bengkulu/Erni Suyanti Musabine
Perdagangan gelap
Meski pemerintah mencanangkan upaya meningkatkan jumlah hewan buas ini sejak tahun 2010, keberadaan harimau Sumatera masih memprihatinkan. Perdagangan gelap merajalela. Kebanyakan bagian tubuh harimau tersebut dijual di toko kerajinan tangan dan penjual obat.
Foto: BKSDA Bengkulu/Erni Suyanti Musabine
Ditangkarkan di Luar Negeri
Untuk menjaga kelestariannya, harimau Sumatera ditangkarkan di beberapa negara lain, seperti di Inggris.. Baru-baru ini, seekor harimau Sumatera, yang diyakini sebagai harimau tertua di penangkaran, telah meninggal dunia di Hawaii dalam usia 25 tahun.
Foto: Reuters/R. Naden
6 foto1 | 6
Biasanya anak harimau baru bisa dipisahkan dari induknya saat mereka berusia sekitar dua tahun. Namun rencananya tahun depan mereka akan dipindahkan ke habitat baru mereka yaitu Tierparks New Rainforest House yang bertempat di Gedung Alfred Brehm.
"Habitat baru ini kami desain sedemikian rupa mirip dengan kondisi hutan hujan yang selalu hijau (evergreen rainforest). Dengan demikian, harapan kami para anak harimau dapat tumbuh dan berkembang lebih baik seolah-olah mereka berada di habitat aslinya. Selain itu, evergreen rainforest ini juga memberikan perspektif baru dan fakta yang menakjubkan bagi para pengunjung tentang satwa-satwa yang tinggal di hutan tersebut.
Sebelumnya populasi harimau Sumatera diperkirakan mencapai 400 ekor. Pada tahun 2018 jumlah tersebut meningkat dan diperkirakan mencapai 600 ekor. Indikasi peningkatan tersebut antara lain dilihat dari peningkatan nilai densitas populasi harimau Sumatera yang pada tahun 2002 berada di angka 1,6/100km2 menjadi 2,8/100km2 pada tahun 2015.
Pemerintah Indonesia saat ini juga telah mencanangkan program untuk dapat menghitung secara persis jumlah populasi harimau Sumatera di hutan-hutan yang telah ditetapkan sebagai fokus pelestarian satwa ini. Tidak sekedar jumlahnya saja, tapi data-data yang akan dikumpulkan nanti juga dapat mengidentifikasi jumlah populasi berdasarkan jenis kelaminnya, sehingga lamgkah-langkah pelestariannya juga dapat lebih terarah.
"Kerja sama untuk pelestarian satwa langka Indonesia ini akan terus kita tingkatkan dan kembangkan. Tidak hanya dengan Tierpark Berlin tetapi juga dengan seluruh kebun binatang yang ada di Jerman. Tidak hanya harimau Sumatera, pelestarian satwa langka lainnya juga akan dikerjasamakan dengan Jerman" ungkap Dubes Havas.
vlz/as (kbri, zooberlin)
Bonbin Maut Indonesia Dalam Sorotan Dunia
Kebun binatang Indonesia kembali menjadi perhatian dunia lantaran kondisi muram satwa-satwanya. Kali ini Bandung yang menjadi sorotan.
Foto: Getty Images/AFP
Kardit Kelaparan
Adalah Kardit (ka.), seekor beruang madu berusia 20 tahun, yang belakangan mencuri perhatian dunia lantaran posturnya yang kurus dan terkesan kelaparan. Kardit bahkan dilaporkan memakan kotorannya sendiri untuk bertahan hidup. Penghuni kebun binatang bandung itu difoto saat sedang mengemis makanan dari para pengunjung.
Foto: Getty Images/AFP/T.Matahari
Bantahan Tamansari
Sontak kecaman mengalir ke manajemen kebun binatang Bandung. Jurubicara Yayasan Margasatwa Tamansari, Sudaryo, bersikeras satwa kurus bukan berarti sakit. "Kurus itu pendapat orang," tukasnya, Ia mengklaim pihak manajemen telah memberi pakan cukup dan menyediakan layanan kesehatan secara rutin. Sudaryo malah mencurigai skandal terbaru itu adalah cara curang organisasi satwa mencari perhatian.
Foto: Getty Images/AFP/T.Matahari
Aib Parahayangan
Namun begitu tuntutan kepada Walikota Ridwan Kamil agar menutup kebun binatang Bandung terus menguat. Sebuah petisi online saat ini telah ditandatangani oleh lebih dari 200.000 orang. Kamil mengungkapkan kekecewaan pada pengelola bonbin yang dianggapnya memberikan citra buruk bagi Bandung di dunia internasional.
Foto: Getty Images/T.Matahari
Nasib Pilu Yani
Bukan pertama kali kebun binatang Bandung disorot. Tahun lalu seekor gajah Sumatera bernama Yani tewas mengenaskan. Satwa langka itu mederita sakit dalam waktu lama. Ketika sekarat, tim dokter gabungan menemukan luka terbuka di tubuhnya yang tidak dirawat. Lagi-lagi manajemen kebun binatang menepis kritik.
Foto: Getty Images/T.Matahari
Maut di Surabaya
Bandung bukan kebun binatang pertama di Indonesia yang disorot dunia internasional lantaran buruknya kondisi penghuninya. Pada 2010 silam sederet kasus kematian satwa di Kebun Binatang Surabaya mengundang sumpah serapah aktivis hewan. Pengelola bonbin dinilai lalai. Menurut investigasi Tempo, antara 2006 dan 2014 sudah sebanyak 1.800 satwa yang mati, termasuk seekor harimau Sumatera ini.
Foto: Getty Images/AFP
Plastik di Perut Kliwon
Salah satu nasib paling menyedihkan dialami Kliwon, seekor Jerapah berusia 30 tahun yang mati kelaparan 2012 silam. Di perutnya dokter menemukan sampah plastik seberat 20 kilogram. Sementara tahun 2014 sekitar 45 ekor komodo tewas karena saling serang dalam kandang yang penuh sesak. Hasil audit yang digelar Universitas Airlangga mengungkap buruknya pengelolaan manajemen kebun binatang.
Foto: Getty Images/J.Kriswanto
Bayang Panjang KBS
Setelah tahun-tahun penuh kegaduhan, termasuk gugatan terhadap pemerhati satwa yang mengritik pengeloa bonbin, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akhirnya merombak struktur manajemen. Namun hingga kini reputasi kebun binatang Surabaya belum juga pulih lantaran sejumlah kasus kecil yang tidak ditangani dengan cepat.