1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perkenalkan, Menteri Pertahanan Baru Jerman Boris Pistorius

19 Januari 2023

Boris Pistorius, jabatan terakhirnya menteri dalam negeri di negara bagian Niedersachsen, diangkat menjadi menteri pertahanan baru Jerman, setelah pendahulunya Christine Lambrecht mengundurkan diri.

Boris Pistorius
Boris PistoriusFoto: Matthias Balk/dpa/picture-alliance

Boris Pistorius (SPD) yang berusia 62 tahun ditunjuk Kanselir Jerman Olaf Scholz menjadi menteri pertahanan, setelah Christine Lambrecht pada hari Senin (16/01) menyatakan pengunduran diri.

Christine Lambrecht memang sejak lama menjadi sasaran kritik dari kalangan oposisi maupun di media, karena dianggap tidak memiliki visi yang jelas untuk militer Jerman Bundeswehr dan politik pertahanan di masa-masa kritis ketika perang di Ukraina tengah berlangsung.

"Saya senang Boris Pistorius, seorang politikus luar biasa di negara kita, akan menjadi Menteri Pertahanan yang baru," kata Scholz dalam sebuah cuitan. "Dengan pengalaman, kompetensi dan ketegasannya, serta hatinya yang besar, dia adalah orang yang tepat untuk Bundeswehr dalam pergantian zaman ini."

Di kancah nasional dan internasional, Boris Pistorius adakah sosok yang belum deknal. Namun, dia sudah menjadi menteri dalam negeri di Niedersachseb selama sembilan tahun. Di kalangan partai dan di daerah pemilihannya, dia adalah tokoh yang cukup populer dengan reputasi baik dalam menerapkan kebijakan-kebijakan secara tegas.

Boris Pistorius bergabung dengan Sosialdemokrat SPD pada usia 16 tahun dan kemudian menyelesaikan dinas militernya pada 1980-1981. Selain itu, dia tidak memiliki pengalaman di bidang pertahanan dan militer. Namun, dia memiliki pengalaman panjang dengan kepolisian dalam jabatannya sebagai menteri dalam negeri. Dia melakukan reformasi di bidang kepolisian, melakukan regenerasi dengan mendekati rekrutan muda, dan meningkatkan komunikasi dan kedekatan antara aparat keamanan dengan warga.

Christine Lambrecht akhirnya meletakkan jabatan setelah kritik derasFoto: Kay Nietfeld/dpa/picture alliance

Pribadi yang berbeda dari Olaf Scholz

Bagi Boris Pistorius, aparat keamanan adalah pilar penting demokrasi, terutama menghadapi ekstremisme politik. Namun, dia menentang ketika ketua partainya sendiri, Saskia Esken, pada tahun 2020 berbicara tentang "rasisme laten" di aparat keamanan dan militer Jerman. Boris Pistorius ketika itu menolak tuduhan umum terhadap aparat keamanan, dengan mengatakan bahwa pernyataan Esken membuat 300.000 petugas polisi di Jerman dirundung "kecurigaan umum yang tidak dapat dibenarkan".

Boris Pistorius berasal dari kampung halaman yang sama dengan Kanselir Olaf Scholz, Osnabrück. Mereka juga bersama-sama besar secara politik di negara bagian Niedersachsen, tetapi keduanya punya kepribadian yang sangat berbeda.

Olaf Scholz selalu terlihat menahan diri dan berbicara dengan sangat hati-hati di balik ungkapan-ungkapan rumit. Sementara Boris Pistorius cenderung menyukai keterusterangan dalam pernyataan publik dan sering berbicara tegas.

Karier profesionalnya dimulai dengan magang sebagai pedagang grosir dan ekspor sebelum dia belajar hukum di Osnabrück dan Münster. Dia duda dengan dua anak. Pada Oktober 2016, terungkap bahwa dia menjalin hubungan dengan Doris Schröder-Köpf, mantan istri mantan Kanselir Jerman Gerhard Schröder. Namun, pasangan itu kini telah berpisah.

Tantangan besar menanti

Tantangan utama Pistorius saat ini adalah mengelola dana khusus 100 miliar euro yang dijanjikan Kanselir Olaf Scholz kepada Bundeswehr sebagai suatu era baru politik pertahanan Jerman. Selain pembelian alutsista baru, seperti pesawat tempur siluman F-35 buatan AS yang baru saja diputuskan dan menelan biaya miliaran, Bundeswehr juga perlu investasi dalam infrastruktur dan digitalisasi.

Olaf Scholz juga berharap bahwa menteri pertahanan yang baru bisa lebih cepat mengimplementasikan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam bidang pertahanan dan perlengkapan, misalnya untuk menggunakan sistem anti rudal Israel Arrow-3 bagi pertahanan rudal Jerman dan Eropa. Di lain pihak, Olaf Sholz berulang kali menekankan bahwa semua keputusan Jerman, terutama menghadapi invasi Rusia di Ukraina, akan dibuat dalam "koordinasi dengan sahabat dan sekutu kita".

Pada hari Jumat (20/01), para menteri pertahanan NATO akan bertemu di Pangkalan Udara AS di Jerman, Ramstein, untuk membahas kebijakan lebih lanjut mengenai Ukraina. Tidak banyak waktu bagi Boris Pistarius untuk mempersiapkan diri.

(hp/ha)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait