Dewan Iklim PBB melansir laporan baru situasi iklim dunia, serta tuntutan agar mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fossil. Tujuannya meredam dampak negatif pemanasan global. Tajuk Irene Quaile.
Iklan
Jarang rincian laporan iklim yang pada intinya tidak mengandung hal-hal baru, didiskusikan secara intensif. Titik pokoknya terletak pada formulasi laporan. Yakni ketajaman dan desakan, agar pengetahuan menyangkut penyebab dan dampak pemanasan global, hendaknya diterjemahkan dalam tindakan mendesak yang konkritk.
Dan itu dalam sebuah dokumen ringkas, yang harus menjadi landasan bagi perundingan para pimpinan pemerintahan sedunia, dalam pengambilan keputusan sebuah kesepakatan iklim global yang baru.
Kesimpulan ilmiah terpadu mengenai perubahan iklim, menepis keraguan bahwa pemanasan global sudah berlangsung, bahwa hal itu dipicu aktivitas manusia, dan fenomena itu sekarang ini sudah menimbulkan konsekuensi berbahaya.
Juga diketahui, bahwa tren kenaikan temperatur global kemungkinan bersifat permanen. Laporan Dewan Iklim PBB-IPPC menyebutkan, dampak serius dan permanen bagi manusia dan ekosistem.
Walau begitu, negara-negara yang memiliki cadangan minyak bumi amat besar, terus berusaha mengurangi keseriusan dan ketegasan pernyataan IPCC. Dan itu menunjukkan masalah utama. Yakni ketergantungan terhadap bahan bakar fossil, sekaligus kekuatan ekonomi minyak bumi dan batubara.
Target Dewan Iklim juga sudah jelas. Harusnya penurunan emisi gas rumah kaca sudah mencapai titik maksimalnya pada tahun 2020, dengan syarat, jika perubahan iklim dihambat lewat kerangka yang bisa diterima semua pihak. Tapi, kesepakatan semacam itu nyaris mustahil tercapai.
Hingga 2050 seharusnya kuota terbesar pemenuhan kebutuhan listrik sedunia, sudah ditutup lewat energi terbarukan. Nyatanya, dunia masih amat jauh dari target itu. Tapi diskusi panas terkait formulasi dan pilihan kata-kata dalam dokumen IPCC, menunjukan betapa sulit dan rumitnya mencapai sasaran ini.
Tapi, melanjutkan kiprah seperti saat ini, juga bukan opsi cerdas. Karena hal ini akan memicu kenaikan temperatur hingga 4 derajat Celsius. Dampaknya, cuaca buruk ekstrim, kekeringan, banjir serta potensi konflik akan makin meningkat.
Artinya, semua negara harus menyepakati sebuah kesepakatan ikilm yang baru, yang menjamin reformasi energi serta ditaatinya sasaran iklim. Terutama negara industri maju yang harus mengubah sikap. Juga kelompok negara terpenting dan paling berpengaruh harus menerima tema ini sebagai topik penting politik dan ekonomi. Semua harus menyadari, bahwa generasi saat ini berutang kepada bumi dan kepada generasi mendatang.
Perubahan Iklim atau Bukan?
Apakah perubahan iklim penyebab banjir, angin topan atau kekeringan? Atau itu kebetulan? Ya dan tidak. Demikian pendapat para pakar.
Foto: Fotolia/Daniel Loretto
Iklim dan Cuaca
Apakah ini yang dimaksud perubahan iklim? Hujan deras yang mengguyur selama berhari-hari membawa banjir dan nestapa, atau angin topan yang meninggalkan kehancuran? Ilmuwan kesulitan mengenali dampak perubahan iklim pada peristiwa cuaca tertentu.
Foto: picture-alliance/dpa
Akibat Perubahan Iklim?
Saat ini bisa dipastikan, perubahan iklim meningkatkan risiko terjadinya cuaca ekstrim. Sebuah studi yang menganalisa 12 bencana alam tahun 2012 sampai pada kesimpulan, 50% bencana alam disebabkan perubahan iklim.
Foto: AP
Penyebabnya Perubahan Iklim!
Pemanasan global misalnya bertanggungjawab atas gelombang panas dan kekeringan yang melanda Amerika Serikat tahun lalu. Suhu konstan di atas 40° memusnahkan panen gandum, membuat sungai dan padang rumput lenyap seketika.
Foto: Getty Images
Arktik Lumer
Atau es Arktik yang 2012 silam lumer jauh lebih cepat dari biasanya. Fenomena itu bukan pengecualian, melainkan dampak musim panas bersuhu tinggi yang terjadi berturut-turut. Kesimpulan para ilmuwan: perubahan iklim penyebabnya.
Foto: DW/I.Quaile
Angin Topan Sandy
Sandy adalah angin topan terbesar yang pernah melanda daerah Timur Laut AS. Angin puting beliung itu garis tengahnya sekitar 3.000 km. Bahkan sebagian besar angin topan tropis tidak berdimensi seperti ini. Sandy menjadi begitu kuat, karena Samudra Atlantik di tahun 2012 suhunya lebih tinggi dari biasanya. Bagi para peneliti jelas: penyebabnya perubahan iklim.
Foto: Reuters
Hujan dan Banjir
Sebaliknya para peneliti tidak yakin bagaimana dengan "drama" cuaca lainnya. Mereka menganggap curah hujan tinggi dan banjir di Eropa, Cina, Jepang dan Australia disebabkan perubahan yang wajar.
Foto: picture-alliance/dpa
Kegersangan dan Kekeringan
Bagi para peneliti, kegersangan yang dramatis di Somalia dan Kenya juga akibat perubahan cuaca yang wajar, bukan dampak perubahan iklim. Tetapi orang tidak bisa yakin sepenuhnya, karena sangat sulit untuk membuktikan bahwa perubahan iklim bertanggungjawab bagi keadaan cuaca yang ekstrim, kata ilmuwan.
Foto: picture-alliance/dpa
Fakta dan Mitos
Iklim adalah masalah yang rumit. Terlalu banyak faktor mempengaruhi peristiwa global, sehingga tidak bisa dinyatakan dengan pasti, apa yang terjadi. Faktanya, iklim terus berubah. Di samping itu juga fakta, bahwa manusia punya andil. Sudah kenyataan pula, bahwa akibat perubahan iklim beberapa hal berubah di dunia. Permukaan laut naik dan sejumlah pulau terancam.
Foto: picture alliance/chromorange
Prognosa Berbahaya
Baik terumbu karang, kerang maupun keong laut terancam. Karena karbon dioksina menyebabkan meningkatnya keasaman air laut, sehingga tempat tinggal binatang-binatang itu larut dalam air. Itu juga kenyataan. Tetapi yang berbahaya, jika ilmuwan berani memberikan prognosa jelas.
Foto: picture-alliance/ dpa
Apa Iklim Tidak Bisa Dipercaya Lagi?
Perkiraan yang tepat tidak bisa dipercaya. Sejak 15 tahun lalu, perubahan iklim terhenti. Suhu global tidak naik lagi, berbeda dengan semua perkiraan pakar iklim. Hal itu akan dijelaskan dalam laporan iklim baru dari PBB, akhir September.
Foto: picture-alliance/dpa
Bersuara Lantang
Laporan itu akan mengejutkan semua orang. Demikian dikatakan mantan kepala badan urusan klima pada PBB, Yvo de Boer. Ancaman seperti itu malah merugikan dan bukan berguna bagi perlindungan iklim.